Topp Dogg's fanfiction.
Teen. Friendship. Ficlet.
Kim Hansol&Kim Byungjoo.
Byungjoo membantu Hansol untuk menyiapkan sebuah kencan istimewa.
**
"Byungjoo-a, menurutmu mana yang harus kupakai? Kemeja ini -oh tidak, ini sudah kupakai kemarin. Bagaimana jika ini aku padukan dengan jeans ini?"
Kim Byungjoo, seorang pria berambut blonde itu menghembuskan napasnya pelan. Ia melirik sekilas kearah pria lain -yang ia ketahui sebagai Hansol, teman satu grup nya- yang tampak sibuk memilih baju untuk dipakai. Pria pendek itu, memang sangat berisik dan seperti wanita -lihat saja tingkah nya kini, mengacak-ngacak lemari pakaiannya, bahkan dengan sengaja ia menculik Byungjoo yang berada di dorm sebelah untuk membantunya. Heol, apa Hansol kira Byungjoo tidak mempunyai kerjaan lain?
"Terserah kau saja, Hyung. Memangnya kau mau kemana? Bukankah kita harus sedikit berisitirahat untuk persiapan comeback kita nanti? Pgoon hyung akan marah jika tahu kau bersenang-senang disaat yang lain berlatih keras." ujar Byungjoo sembari memasang wajah innocent nya. Memang benar, mereka akan segera comeback -untuk yang kesekian kalinya, padahal bahkan umur grup mereka belum genap satu tahun. Untuk masalah ini, Byungjoo merasa kasihan sekaligus iri terhadap senior nya. Evol, bahkan Byungjoo sendiri lupa kapan terakhir kali melihat gadis gadis itu tampil bersama.
Hansol melirik kearah Byungjoo lalu menaikkan sebelah halisnya. "Pgoon hyung sudah memberi toleransi untuk hal ini. Lagipula, bukankah kemarin manager hyung sudah memberitahu bahwa hari ini kita bebas melakukan apapun?" Hansol tersenyum -membuat mata kecilnya menjadi semakin tak terlihat, ia berjalan kearah Byungjoo lalu mengacak-ngacak rambut pria yang lebih muda satu tahun darinya tersebut.
"Aku akan berkencan!" seru Hansol dengan girang, ia menari-nari kecil sembari bersenandung pelan, sesekali pria itu tampak tertawa kecil layaknya seorang gadis yang sedang kasmaran. Byungjoo terpaku melihatnya. Mungkin besok aku dan Kidoh hyung harus mengantar Hansol hyung ke psikiater.
"Dengan siapa?" memangnya ada yang mau dengan pria kekanakan sepertimu?
"Alice Jung! Kau tahu? Trainee yang cantik itu." mata Hansol tampak berbinar, dari nada suarana juga terdengar jelas bahwa ia sangat membanggakan 'teman kencan' nya itu. Jika dalam manga ataupun manhwa, mungkin scene kali ini akan dilatari oleh bunga berwarna merah muda menjijikan, dengan bintang-bintang tak jelas, wajah Hansol yang berkilauan, serta Byungjoo yang ber-sweatdrop ria dengan latar suram dibelakangnya.
".....Dia baru berusia 16 tahun, hyung." ujar Byungjoo. Setahunya, Hansol menyukai gadis yang lebih tua. Namun kini ia mengatakan bahwa ia akan berkencan dengan Alice Jung -seorang trainee dari Stardom, blasteran Korea-Australia, dan Byungjoo akui jika gadis itu sangatlah menarik. Cantik serta pandai menari.
"Memangnya kenapa? Dia tampak sangat dewasa!"
"Ia. Dia juga lebih tinggi darimu." ini yang Byungjoo khawatir kan, gadis itu memiliki tinggi yang sama seperti Jenissi. Dan untuk membayangkan gadis tiang itu berjalan berdampingan dengan hyung nya yang mungil ini..
Byungjoo bergidik ngeri.
"Sialan, apa maksudmu?" Hansol membuat ekspresi segalak mungkin -meski pada akhirnya wajah mungil nya itu tampak semakin lucu, ia seperti seorang anak kecil yang sedang digoda oleh teman-temannya dibandingkan seorang pria berusia 21 tahun yang sedang bersiap untuk kencan. "Kau tahu aku tidak suka membahasnya!" dan kini Hansol mengembungkan pipinya kesal -refleks, tentu saja ia tidak dengan sengaja melakukan hal itu.
Byungjoo tersenyum geli melihat tingkah hyung nya tersebut, ia menggelengkan kepalanya pelan lantas memegang bahu Hansol lalu mencengkram nya dengan cukup kuat.
"....berkencanlah denganku, Hyung. Apa lebihnya seorang Alice Jung dibanding Kim Byungjoo yang tampan ini?" Byungjoo menatap Hansol dengan intens. Hening sesaat. Hingga akhirnya Byungjoo yang tidak tahan melihat ekspresi Hansol -pria itu membulatkan mata kecilnya dengan mulut sedikit menganga- langsung tertawa keras. Byungjoo memegangi perutnya yang sakit sembari terus tertawa, ia seolah tidak sadar jika sedari tadi tatapan membunuh dari Hansol sudah menyerang nya dengan bertubi-tubi. Andai tatapan Hansol adalah sebuah pisau belati, mungkin Byungjoo akan tewas saat itu juga.
"Aku normal, Byungjoo-ya!"
"Aduh maaf hyung hahahahaha -aduh maaf. Biasanya kau yang selalu menggoda ku, sekarang kita impas hahahaha."
Hansol semakin merengut kesal melihat wajah Byungjoo yang memerah karena tertawa, ia mendengus kesal lantas melemparkan kemeja dan jeans yang ia pegang kearah Byungjoo. "Bodoh! Kau mau membantuku apa tidak?" tanya Hansol geram.
Byungjoo segera menghentikan tawa nya, ia menyeka air mata nya lalu menoleh kearah Hansol yang seolah siap memakannya saat itu juga. Byungjoo tersenyum bodoh lantas mengangguk. "Aku akan membantumu!"
***
Taman, cafe, menonton bioskop bersama, lalu mengunjungi salah satu pameran tahunan yang sedang diadakan di pinggiran kota Seoul adalah rencana yang telah Hansol siapkan dari tempo hari. Ia bahkan sengaja meminjam mobil temannya agar dapat pergi dengan bebas bersama Alice, tanpa diikuti penggemar-penggemar nya yang semakin lama kian menggila. Meski Hansol akui, ia senang. Banyak orang yang memperhatikannya, tidakkah itu menyenangkan? Meski agak risih juga, sebenarnya. Namun toh Hansol menikmatinya.
Semua rencana nya tersebut, harus ia kubur dalam-dalam. Byungjoo yang sedari tadi berada disamping Hansol hanya dapat menatap rekannya tersebut dengan tatapan iba.
Diseberang sana, tepat didepan rumah Alice, mereka melihat gadis itu sedang mengobrol akrab dengan sosok laki-laki yang sangat mereka kenal.
Jin Hyosang.
Iya, dia, hyung mereka. Seseorang yang selama ini mereka hormati. Hyosang tampak asik mengobrol dengan Alice, bahkan beberapa kali laki-laki itu mengacak rambut Alice -yang dibalas oleh wajah memerah serta senyuman manis oleh Alice.
Saat ini, harga diri dan perasaan Hansol seolah-olah runtuh dan berceceran di tanah.
Byungjoo menghembuskan napasnya pelan lantas merangkul hyung nya tersebut, ia menatap wajah Hansol yang tampak sangat menyedihkan lalu mengacak-ngacak pelan rambut Hansol. "Sudahlah, hyung. Masih banyak gadis lain yang lebih pantas denganmu. Lagipula, menurutku Hyosang hyung memang cocok dengan Alice." ujar Byungjoo. Oh Kim Byungjoo, harusnya kau sadar jika ucapanmu barusan sama sekali tidak membantu. Hansol merasa jika dirinya kini ikut ambruk, runtuh dan berceceran ditanah bersama kepingan harapan menyedihkan miliknya sendiri.
"Hyung? Hello, earth to Kim Hansol." Byungjoo mengibaskan tangannya dihadapan Hansol. Hansol menoleh kearah Byungjoo lantas menghembuskan napasnya pelan. "Kau benar. Jadi, sekarang apa yang harus kita lakukan? Oh iya! Seperti yang kau ucapkan beberapa jam yang lalu, kita dapat berkencan!" Hansol berseru senang, perasaan sedihnya seolah menguap begitu saja saat mengingat ucapan Byungjoo. Setidaknya, persiapannya tidak akan berakhir sia-sia. Ia dapat bersenang-senang dengan Byungjoo.
Byungjoo bergeming, sedikit heran dengan mood Hansol yang berubah drastis dalam hitungan detik -meski itu bukan hal yang aneh lagi, mengingat Hansol memang pria yang aneh. Byungjoo menghembuskan napasnya lantas mengangguk pelan, ia tersenyum kecil lantas mengangkat tangannya keatas.
"Hangout ala HanJoo!" ujar Hansol senang sembari ikut mengangkat tangannya keatas, pria itu tertawa kecil lalu langsung merangkul Byungjoo begitu saja.
Byungjoo tersenyum kecil, setidaknya ia dapat membantu Hansol dengan menjadi 'pelampiasannya'.
End.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
[!!] Gunakan bahasa yang sopan. Terima kasih.