Senin, 14 April 2014

Summer case 4



·         Title:Summer Case.
·         author:Hanbirochan.
·         Main Cast:
Oh Sehun (EXO-k)
·         Park Jun Young/Jun (LC9)
·         Kim Tae Hyung/V (BTS)
·         Shim Ye Jun (F.cuz)
·         Kim Rae Hyun (OC)
·         Park Sung Yeon (OC)
·         Support Cast:Victoria Song (fx), Jeon Jeongguk/Jungkook (BTS)
·         Genre:School Life, Mysteri, AU, Friendship.
·         Duration:Chaptered.
·         Rating: PG15.


Summary:Sebuah teka-teki dan permainan tentang kematian yang berusaha dipecahkan sekelompok remaja biasa. Semua berawal dari kasus bunuh diri salah satu murid ‘terbaik’ di Seung-Hwa High school.













Suara langkah kaki berat yang diiringi dentuman petir seolah menjadi latar suara adegan yang kini disaksikan secara langsung oleh Sehun. Pria berambut blonde tersebut terdiam beberapa saat hingga akhirnya ia menolehkan kepalanya ke belakang –ada Jun dibelakangnya, menatapnya dengan tatapan datar. Sekilas Sehun dapat melihat seriangaian Jun yang tampak sedikit mengerikan. Tubuh Sehun seolah terasa sangat kaku saat Jun berjalan kearahnya.

“Byun Baekhyun, menurutmu siapa selanjutnya?” Tanya Jun dengan santai sembari menghampiri tubuh Baekhyun yang tampak sangat mengenaskan, ia berjongkok didepan tubuh Baekhyun lantas mengeluarkan ponsel nya. “Saya akan menghubungi polisi, apa kau keberatan?” tambah Jun.
Sehun menggelengkan kepalanya lalu menatap Jun yang tampak sedang berbicara dengan polisi dengan tatapan tidak suka.

“Sebenarnya kau siapa?” Tanya Sehun. Jun yang tampak sudah selesai dengan ponsel nya lantas menoleh kearah Sehun, ia tersenyum sekilas lalu memiringkan kepalanya.

“Park Jun Young, menurutmu siapa?”

Tidak. Bukan itu jawaban yang Sehun inginkan. Dari awal Sehun sudah memiliki perasaan aneh terhadap murid baru itu. “Kau mengikutiku,” ujar Sehun sembari menghampiri Jun, ia menolehkan kepalanya saat terdengar suara sirine polisi dari luar, sesaat kemudian Sehun kembali memalingkan kepalanya kearah Jun.

“Kau terlibat.”

“Tidak, kau yang terlibat, tuan.” Potong Jun sembari berdiri lalu membungkukkan badannya kearah Sehun. “Berhati-hatilah.” Tambah Jun sembari meninggalkan Sehun yang tampak terdiam.


**)




Raehyun sudah kehabisan cara untuk menghentikkan tangisan Sungyeon yang semakin lama semakin keras. Gadis itu menghela nafasnya lalu menarik Sungyeon kedalam pelukannya –mencoba menenangkan kakak sepupu nya tersebut. Bagaimanapun, Raehyun mengerti perasaan Sungyeon sekarang. Meski jujur saja ia tidak terlalu tahu apa yang harus ia lakukan disaat seperti ini; Rehyun tidak dapat menghibur dirinya sendiri, apalagi menghibur orang lain. Untuk saat seperti ini, Raehyun benar-benar berharap si bodoh Kim Taehyung tiba-tiba saja terbangun lalu membantunya untuk menenangkan Sungyeon.
Saat Sehun menghubungi Raehyun dan mengatakan bahwa ia menemukan Baekhyun sudah tewas dengan kondisi mengenaskan, pun saat Sungyeon langsung menjerit dan menangis akan menjadi bagian yang tidak terlupakan dalam hidup Raehyun.
“Tenanglah, eonni.”
“Kau tidak mengerti! Bagaimana mungkin aku dapat tenang?! Tolol! Kau tidak mengerti perasaanku! Apa yang harus kita lakukan? A-apa yang dapat aku lakukan tanpa Baekhyun? Menurutmu siapa yang membuatku bertahan di sekolah ini? Siapa yang membuatku belajar mati-matian hanya untuk dapat masuk daftar sepuluh besar itu agar dapat dipandang olehnya? SEMUANYA UNTUK BAEKHYUN! DAN SEKARANG IA SUDAH TIDAK ADA! MENURUTMU AKU DAPAT TENANG SETELAH SEMUA YANG TERJADI?!” Sungyeon berteriak keas tepat dihadapan Raehyun, gadis itu mendorong tubuh Raehyun lalu menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Sungyeon terdiam saat Raehyun menepis kedua tangannya dan dengan reflex menampar pipinya –Raehyun tidak menghiraukan tatapan orang-orang yang berada di rumah sakit tersebut.
Sungyeon menjatuhkan tubuhnya tepat disamping pintu ruangan tempat Taehyung berada, ia memeluk lututnya sendiri lalu kembali menangis tanpa suara. Victoria songsaengnim yang melihat kejadian itu hanya dapat menangis pelan sembari menatap nanar kearah Sungyeon.
Raehyun terdiam, ia benar-benar tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang. Hingga akhirnya dokter keluar dari ruangan tempat Taehyung diperiksa, Raehyun dan Victoria menghampiri dokter tersebut.

“Taehyung baik-baik saja.” Ujar Victoria lega setelah dokter tersebut menjelaskan semuanya dan langsung berlalu begitu saja, guru berparas cantik itu menoleh kearah Raehyun yang tampak terdiam. “Raehyun-ah, kau tidak apa-apa, kan?” Tanya nya. Raehyun menolehkan kepalanya lalu menggeleng pelan.
“Apa pihak sekolah benar-benar diam? Alasan apalagi yang akan kalian keluarkan untuk membuat kami tenang?”

Victoria terdiam saat mendengar pertanyaan Raehyun. Ia menundukkan kepalanya lalu menggeleng pelan. “Tidak, tentu saja.” Jawabnya.
“Saya sadar jika kelas kita berada dalam bahaya. Ada 3 orang target dikelas. Saya rasa kamu mengerti, Raehyun-a.” tambah Victoria.
Raehyun menghela nafasnya pelan lantas mengacak rambut nya frustasi, ia kembali menatap Sungyeon yang masih memeluk lututnya dengan tubuhnya yang sedikit bergetar. Raehyun berjongkok dihadapan Sungyeon lalu memegang pundak sepupu nya tersebut.
“Maafkan aku. Lihatlah kedepan. Mungkin kita tidak dapat menyelamatkan Baekhyun sunbae –tapi aku yakin kita dapat menyelamatkan diri kita sendiri dan juga yang lain. Aku tahu bagaimana perasaanmu, eonni. Menurutmu aku tidak sedih? Menurutmu aku bisa tenang? Kita juga akan berakhir seperti Baekhyun sunbae jika hanya diam, eonni. Berfikirlah dengan jernih. Kau masih mempunyai kita semua.” Ucap Raehyun sembari meremas pundak Sungyeon kuat. Sungyeon mendongakan kepalanya secara perlahan, wajahnya tampak sangat menyedihkan, ia menatap Raehyun dengan tatapan yang tidak dapat diartikan lalu kembali menundukkan kepalanya dan memutuskan untuk kembali diam.

“Raehyun-ah,”

Raehyun menolehkan kepalanya dan menemukan Yejun yang mencoba mengatur nafasnya yang terengah-engah, ia menghampiri Raehyun lalu ikut berjongkok disampingnya.
Yejun menatap Raehyun dengan tatapan khawatir lalu mengalihkan pandanganya kearah Sungyeon yang masih terdiam dengan tubuh bergetar.
“Maafkan aku,” ujar Yejun. “Sehun yang menemukan Baekhyun, andai kami dapat lebih cepat mungkin tidak akan berakhir seperti ini.” Tambahnya.

“Shim Ye Jun, Kim Rae Hyun.” Panggil Victoria. Yejun dan Raehyun menolehkan kepalanya lalu beranjak dan menghampiri Victoria yang tampak semakin cemas. “Mana Sehun?” Tanya Victoria.
“Kantor polisi. Ngomong-ngomong, dia bersama Jun.” jawab Yejun, Raehyun reflex menolehkan kepalanya saat mendengar nama murid baru tersebut. “Park Jun Young? Bagaimana bisa?” Tanya Raehyun. Yejun menoleh kearah Raehyun lantas mengangkat bahu nya.
“Sebenarnya dia siapa?” Tanya Yejun. Victoria menghela nafasnya lalu member isyarat agar Yejun dan Raehyun semakin mendekat kearahnya.
Victoria menjelaskan semuanya, Raehyun hanya memasang ekspresi datar seperti biasa, sedangkan Yejun tampak tidak terkejut sama sekali.



**)


“Taehyung-ie, bagaimana kondisi mu?”

Taehyung membuka matanya, ia menoleh kearah pintu masuk dan menemukan Sungyeon –dengan wajah yang memerah, mata sembab serta rambut yang berantakan- sedang berjalan kearahnya. Sungyeon duduk di kursi yang berada disamping ranjang milik Taehyung lalu menatap sahabatnya itu dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.
“Aku kuat, kau tahu itu.” Ujar Taehyung sembari mencoba tersenyum. Sungyeon menghela nafasnya lalu menggenggam tangan Taehyung. “Baekhyun sunbae..” ucap Sungyeon parau.

Taehyung sadar apa yang telah terjadi selama ia pingsan, pria itu balas mengggenggam tangan Sungyeon lalu kembali mencoba tersenyum. “Kita akan baik-baik saja, kan?” Tanya Sungyeon pelan.
Untuk masalah seperti ini, Sungyeon lebih senang berbicara dengan Taehyung –meski ia sadar jika Taehyung adalah yang paling kekanakan dan menyebalkan diantara mereka berempat. Namun dalam hal menenangkan perasaan seseorang, Taehyung lah yang terbaik. Setidaknya Kim Tae Hyung tidak akan berbicara dengan nada dingin dan bersikap kasar seperti Raehyun ataupun blak-blakan layaknya Sehun, Taehyung seolah selalu mengerti apa yang dirasakan Sungyeon.

“Tentu, selama kita semua saling melindungi.” Jawab Taehyung pelan. “Ngomong-ngomong, kau tidak ke sekolah?” Tanya Taehyung yang sadar jika Sungyeon masih memakai pakaian yang ia pakai tadi malam untuk menyaksikan drama.
“Disaat seperti ini? Aku lebih memilih untuk menemanimu. Lagipula, kurasa setelah kejadian tadi malam, sekolah akan diliburkan beberapa saat.” Jawab Sungyeon.
“Ah sungguh? Kalau begitu ayo kita bersenang-senang!” ujar Taehyung antusias sembari memasang cengiran khas nya.
“Bodoh, apa yang ada di otakmu hanya kesenangan?”
Taehyung dan Sungyeon menolehkan kepalanya saat mendengar suara tersebut. Raehyun dan Sehun berdiri diambang pintu, dibelakang mereka terdapat Yejun, Jun serta Victoria yang mulai masuk kedalam ruangan tersebut.

“Whoo ramai sekali,” ujar Taehyung yang tampak tidak memperdulikan tatapan mematikan yang diberikan oleh Raehyun. “Ada Junyoung-ie juga? Wah!” tambah Taehyung antusias saat menemukan sosok Jun yang seang menyender di tembok.
Victoria hanya dapat menggeleng pelan melihat tingkah muridnya tersebut, ia menghampiri Taehyung lalu mengelus rambut milik pria itu secara perlahan. “Kau tidak apa-apa, Taehyung-ah?” Tanya Victoria.
“Aku kuat, songsaengnim.” Jawab Taehyung sembari tersenyum, Taehyung mendudukkan tubuhnya lalu menatap orang-orang yang memenuhi ruangan tersebut satu persatu.
“Ada apa?” Tanya Taehyung yang sadar jika semuanya tampak memasang wajah serius sekarang. Sehun berdehem pelan lantas memberikan isyarat kepada Victoria untuk segera menjelaskan semuanya. Victoria mengangguk pelan lalu menatap mereka satu persatu.

“Saya tahu jika kalian semua menyadari hal ini sejak awal. Saya rasa saya tidak perlu menjelaskan lagi. Saya ingin meminta bantuan dari kalian. Kepala sekolah telah memberikan kepercayaan kepada saya untuk menangani ini semua –beliau sadar jika kelas saya adalah yang paling terancam. Oh Sehun, Kim Taehyung, Kim Raehyun, Park Sungyeon, Shim Yejun,” Victoria menghentikkan ucapannya lalu menoleh kearah Jun.
“-saya ingin kalian membantu saya dan Jun.” lanjut Victoria. “Jangan lupa beritahu yang lain.” Tambahnya.

“Kita harus saling melindungi.”



**)

“Nuna?”


Raehyun menolehkan kepalanya, iris kelam miliknya menatap sosok seorang anak laki-laki –yang ia ketahui sebagai adik kelasnya- sedang menatapnya heran. Raehyun mengangkat bahunya lalu kembali focus pada buku yang berada di pangkuannya.
Sekolah diliburkan, murid yang tinggal di asrama juga disarankan untuk pulang –namun ada juga yang memilih untuk tetap tinggal dengan berbagai alasan. Raehyun salah satunya. Ia terlalu malas untuk bertemu kedua orang tuanya.
“Kau tidak pulang?” Tanya Raehyun yang sadar jika Jungkook –anak laki-laki itu- masih enggan meninggalkan tempatnya. Mereka berdua kini berada di sebuah taman yang berada di belakang asrama, taman yang luas dan cukup tenang karena memang hanya beberapa murid saja yang berada di asrama.
“Tidak, aku ingin membantu kalian.” Jawab Jungkook sembari menghampiri Raehyun, ia mendudukkan tubuhnya disamping Raehyun lalu menatap kakak kelasnya tersebut dengan intens. “Nuna.”

“Apa?”

“Apa yang dapat aku lakukan?”

“Lindungi dirimu. Apa kau kesini hanya untuk menggangguku? Jika iya, lebih baik kau pergi.” Jawab Raehyun seadanya tanpa memalingkan pandangannya dari buku tebal yang ia baca. Jungkook menghela nafasnya pelan lantas menoleh ke belakang, dan ia menemukan sosok Sehun yang sedang menatap mereka berdua dengan tatapan datar.
Diantara semua peringkat sepuluh besar tersebut, Jungkook lah yang paling muda –ia sedikit bandel, namun dalam hal menghitung dan olahraga, dia tidak dapat diragukan. Meski ia masih berada jauh jika dibandingkan dengan Yejun, tentunya.

“Sehun hyung!” pekik Jungkook, ia baru saja hendak beranjak hingga akhirnya ia memutuskan untuk tetap duduk saat melihat ada orang lain di belakang Sehun. Jungkook menaikan sebelah halisnya lantas menoleh kearah Raehyun yang masih tampak tidak perduli.

“Nuna, apa dia yang bernama Park Jun Young?” Tanya Jungkook, Raehyun menoleh sekilas kearahnya lalu kembali focus pada bukunya. “Jika yang kau maksud seorang pria pendek, berambut raven dengan ekspresi datar seperti Sehun. Iya.” Jawab Raehyun.

“Itu tidak sopan, Raehyun-ssi.”

Raehyun tidak sadar jika Jun dan Sehun kini sudah berada tepat di belakang kursi yang ia dan Jungkook tempati. Raehyun menoleh ke belakang dan menemukan Jun sedang menatapnya dengan tatapan yang tidak dapat diartikan. “Apa peduliku?” Tanya Raehyun.

“Hidup kalian berada ditangan saya.” Jawab Jun dengan penekanan pada setiap kata, pria berambut raven tersebut menoleh kearah Jungkook yang tampak memasang ekspresi polosnya lalu kembali menoleh kearah Raehyun. “Ada yang ingin saya sampaikan padamu, Raehyun-a –apa saya boleh memanggilmu begitu?”

“Tentu.”

“Baiklah.” Jun menghampiri Raehyun, ia menatap sekilas buku yang sedang dibaca oleh Raehyun lalu mendesis pelan. Sesaat kemudian ia menarik lengan Raehyun begitu saja.
Jungkook hanya dapat terdiam menyaksikan kejadian langka tersebut, ia menoleh kearah Sehun yang masih memasang ekspresi datarnya. Jungkook menghela nafasnya.
Apa mereka yang berada diurutan paling atas memiliki persamaan; tidak mempunyai ekspresi? Terkecuali Yejun, tentu saja. Dia cukup berisik meski tidak seberisik Taehyung ataupun Sungyeon.

“Jungkook-ah,” Sehun menoleh kearah Jungkook saat bayangan Jun dan Raehyun sudah tidak lagi terlihat –entah Jun membawa Raehyun kemana. “Kau suka menari, kan?” Tanya Sehun.
Seketika juga ekspresi wajah Jungkook berubah, ia tersenyum kearah Sehun lalu menganggukan kepalanya cepat.

“Aku pun.” Sehun tersenyum. “Ayo cari kesibukan lain sebelum Victoria songsaengnim memanggil kita.”



**)


Entah apa yang seorang Park Jun Young pikirkan, Raehyun tidak begitu perduli dan tidak ingin tahu. Namun untuk kali ini, ia benar-benar merasa bahwa pria yang baru ia kenal tersebut sama gilanya dengan Taehyung atau pun Sungyeon –kedua orang itu kini berada bersama mereka, didalam sebuah ruangan yang Raehyun yakini kedap suara. Tidak terlalu terang serta penuh dengan computer dan kertas-kertas berserakan dimana-mana. Raehyun sempat melihat salah satu kertas tersebut, dan matanya sedikit melebar saat menyadari bahwa kertas itu berisi gambar-gambar berbagai macam pembunuhan yang cukup sadis.
Raehyun menoleh kearah Taehyung dan Sungyeon yang tampak bingung, ia menghampiri kedua kawannya tersebut lantas menoleh kearah Jun yang sedang duduk santai disebuah kursi sembari menyalakan salah satu computer nya.
“Kalian mungkin tidak akan percaya dengan apa yang akan saya sampaikan,” ujar Jun tanpa mengalihkan pandangannya dari layar computer dihadapannya. “…saya harap kalian mengerti ini. Namun harus kalian tahu, Victoria terlibat.” Tambah Jun.
Semuanya terdiam. Taehyung dan Sungyeon saling melemparkan pandangan lalu kembali menoleh kearah Jun, sedangkan Raehyun hanya menahan nafasnya –namun sesaat kemudian, ia kembali memasang ekspresi datar.
“Apa maksudmu? Kenapa kau berbicara seperti itu? Bukankah-“

“Menurutmu mengapa dia menyuruh kalian semua tinggal?” Jun memotong ucapan Taehyung, ia menoleh kearah Taehyung lantas menghela nafasnya pelan. “Saya mempercayai kalian. Saya ingin kalian membantu saya. Kali ini, posisi saya juga terancam.” Tambahnya.

“..Apa ada buktinya?” Tanya Sungyeon dengan suara sedikit bergetar. Jun mengangguk pelan lalu kembali focus kearah computer nya. Sesaat kemudian terdengar sebuah suara yang sangat familiar di telinga mereka semua. Victoria Song, serta kepala sekolah yang sedang berbincang di telepon.

“Nona, apa kau gila? Membiarkan anak-anak berada di lingkungan sekolah disaat terror itu semakin menggila?!”

“Tidak apa, saya tahu apa yang saya lakukan.”

“Ta-“

“Park Jun Young, dia bukan murid biasa, kan? Saya tahu semuanya, tuan. Jadi biarkan saya menangani semuanya.”

“Tidak! Itu tugas Junyoung, bukan t-“

“Mereka murid yang pintar. Mereka akan sangat membantu.”

“Tapi mereka terancam bahaya!”

“Apa tuan ingin istri tuan tahu apa yang kita lakukan selama ini?”

“…”

“Saya hanya ingin membantu. Saya akan membereskan mereka semua. Tolong turuti saya.”

Semuanya terdiam saat rekaman tersebut berhenti. Sungyeon memasang ekspresi tidak percaya, ia memegangi kepalanya sendiri lalu mengacak rambutnya pelan. Taehyung menggigiti bibirnya sendiri sembari menghampiri Jun. “A-“

“Saya menyadap telepon mereka.” Jun memotong ucapan Taehyung, sesaat kemudian ia menoleh kearah Taehyung. “Ada bukti lain, ingin lihat?”

Dan beberapa saat kemudian, semua yang berada di ruangan tersebut kembali menahan nafasnya. Di layar computer Jun, terdapat rekaman cctv sekolah saat Baekhyun dibunuh. Disana terdapat bayangan seorang wanita yang berdiri sekitar 10 meter di belakang Baekhyun.

….serta ada orang lain di belakang wanita itu.







TBC..







HAAAI HAHAHAHAHA I’M BACK!
Maaf lama. Maaf banget. Tolong maafkan saya. Otak saya sempat buntu saat menulis ini.
Curhat dikit ya, waktu itu udah nulis summer case part 4 ini sampai 3 halaman tapi saya hapus lagi. Alasannya? Semuanya berantakan. Meski yang ini juga berantakan but yeah setidaknya ini agak sedikit lebih baik.
Makin kesini makin aneh ya. Gak jelas ya /emot nangis/
Maaf. Sungguh. Saya baru kali ini nulis genre ginian dan berakhir seperti ini..
Oh ya, ingat nama-nama yang saya sebutkan di chapter sebelumnya? Yep, mereka akan menjadi support cast selama bertahap sampai ff ini selesai. Jadi saat semua anak 10 besar muncul disini; tamat. Untuk main cast, tentu saja Jun, Yejun, Sehun, Taehyung serta dua oc wanita  :v

Kritik dan saran tetap saya terima kok, jadi, RCL please o/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

[!!] Gunakan bahasa yang sopan. Terima kasih.