Minggu, 17 November 2013

Summer case (3)



·         Title:Summer Case.
·         Scriptwriter:Hanbirochan.
·         Main Cast:
Oh Sehun (EXO-k)
·         Park Jun Young/Jun (LC9)
·         Kim Tae Hyung/V (BTS)
·         Shim Ye Jun (F.cuz)
·         Kim Rae Hyun (OC)
·         Park Sung Yeon (OC)
·         Support Cast:AS Kaeun,EXO Byun Baekhyun, NU’EST Hwang Min Hyun.
·         Genre:School Life, Mysteri, AU, Friendship.
·         Duration:Chaptered.
·         Rating: PG15.


Summary:Sebuah teka-teki dan permainan tentang kematian yang berusaha dipecahkan sekelompok remaja biasa. Semua berawal dari kasus bunuh diri salah satu murid ‘terbaik’ di Seung-Hwa High school.







N/B:Chapter ketiga sudah siap!  Happy read o/






**)



Jun menatap layar laptop nya dengan wajah yang tidak dapat diartikan. Iris mata hitam milik pemuda berusia 17 tahun tersebut tetap focus pada sederetan foto serta tulisan-tulisan yang kini tengah terpampang dengan jelas di layar laptop kesayangannya. Jun menghembuskan nafasnya pelan lalu mengambil sebuah buku catatan kecil yang berada disamping laptop nya.

“Tuan Jang, kau mendengarku?” Tanya Jun, pemuda itu membenarkan earphone yang ia pakai lalu mulai menulis sesuatu pada catatan kecil yang ia pegang.

“Ya, tuan Jun.”

“Baiklah. Ini hasil analisa saya. Krystal Jung mati pada tanggal 2 Juni dan tubuh nya ditemukan sudah mengambang di kolam renang dengan keadaan telanjang pada pukul 9 malam. Saya hanya menemukan sedikit petunjuk dari rekaman CCTV yang anda berikan, tuan Jang.” Ujar Jun.Ia menghembuskan nafasnya pelan lalu mulai menuliskan sesuatu lagi. “CCTV nya berputar kearah lain setiap 30 menit sekali, kan?” Tanya Jun.

“Ya.”

“Saya hanya melihat Krystal yang melintas pada pukul 8, sendirian. Setelah itu tidak ada yang terlihat.” Gumam Jun. Laki-laki itu menghembuskan nafasnya pelan lalu memainkan pensil yang ia pegang. “Pelaku pasti tahu jika CCTV di lorong ini akan berputar kearah lain setiap 30 menit sekali. Dia pasti sudah mengetahui seluk beluk sekolah ini. Dan ah, jangan lupa, Krystal Jung adalah murid yang cantik dan pintar. Saya dengar, Krystal memenangkan olimpiade matematika 1 bulan yang lalu.” Tambahnya, ia kembali memainkan pensil yang ia pegang layaknya anak kecil lalu tersenyum kecil.
“Kim Jong In juga murid yang berprestasi. Dia kapten tim basket sekolah dan cukup aktif dalam ekstrakurikuler seni, terutama tari.” Jun kembali menghembuskan nafasnya pelan lalu terdiam.

“Ngomong-ngomong, saya tidak menemukan apapun dari CCTV di asrama perempuan maupun laki-laki.” Ujar Jun, ia menaruh pensil yang ia pegang lalu menutup matanya.

“Tuan Jang, tolong cari tahu murid-murid yang masuk sepuluh besar di sekolah ini.”




**)




Raehyun menghembuskan nafasnya pelan. Gadis dengan rambut raven tersebut melirik sekilas keluar toko lalu mengacak rambutnya perlahan. Diluar sangat mendung, dan ia tidak membawa payung ataupun kendaraan. Dan sialnya; buku yang ia beli kali ini cukup banyak. Akan jadi masalah besar jika semua buku-buku nya tersebut kehujanan.
Raehyun membawa buku-buku tersebut –ia membeli 10 buku, ngomong-ngomong.- ke kasir lalu menunggu sang pegawai menghitung harga semua bukunya. Gadis itu kembali menghembuskan nafasnya lalu mengambil ponsel yang berada di saku blazer sekolah nya, sebelah halis Raehyun tampak sedikit terangkat saat mendapati ada 20 panggilan masuk dan 5 sms yang tidak sempat ia terima.
“….” Raehyun terdiam lalu membaca pesan yang masuk tersebut satu per satu.



From:Shim Ye Jun.
Kau dimana?

3:30p.m


From:Shim Ye Jun.
Jawab panggilanku, bodoh. Kau ada dimana?
4:00p.m


From:Oh Se Hun.
Kau ada di toko buku biasa? Tiba-tiba saja perasaanku tidak enak.

4:15 p.m

From:Shim Ye Jun.
Demi apapun Kim Rae Hyun, jawab aku. Kau ada dimana?!

4:30 p.m


From:Oh Se Hun.
Jangan hubungi siapapun selain aku, Taehyung atau Sungyeon, setidaknya untuk saat ini.

4:45 p.m



Raehyun mendengus pelan saat membaca pesan-pesan tersebut. Ia mulai menget balasan untuk Sehun –pria itu mengatakan bahwa Raehyun tidak boleh menghubungi siapapun kecuali sahabat-sahabatnya. Raehyun bukanlah gadis yang penurut, apalagi pada pria menyebalkan seperti Sehun –setidaknya bagi Raehyun, seorang Oh Sehun sangatlah menyebalkan. Mereka memang dekat, namun Raehyun tahu, secara tidak langsung Sehun sangat ingin menjatuhkannya. Karena meskipun mereka seorang sahabat, didalam masalah peringkat di kelas mereka adalah musuh besar.- pastilah ada hal tidak beres yang sedang terjadi.



To:Oh Se Hun.

Ada apa?


Raehyun mengirim pesan tersebut tepat setelah kasir menyebutkan harga yang harus ia bayar untuk buku-bukunya. Raehyun mengeluarkan beberapa lembar uang dari saku blazer nya lalu memasukan beberapa buku kedalam tas yang ia bawa, sebagian lagi ia bawa dalam kantung yang diberikan oleh sang kasir.
“Terima kasih.” Ucap Raehyun pelan, gadis itu membalikan badannya dan seketika juga tubuhnya hampir terpental kebelakang saat suara yang sangat ia kenal mengejutkannya.
“Kenapa tidak menjawab panggilanku?” Tanya Yejun, laki-laki itu memandang wajah Raehyun dengan tatapan yang tidak dapat diartikan untuk beberapa saat. Hingga pada akhirnya Raehyun menendang pelan lutut Yejun.
“Aku kaget. Bodoh. Aku lupa menghidupkan handphone ku, maaf.” Jawab Raehyun, ia berjalan melewati Yejun lalu keluar dari toko tersebut. Gadis itu terus berjalan tanpa menghiraukan Yejun yang terus mengejarnya sembari meneriakan namanya.

“Hei, ini mendung, kau akan kehujanan. Naiklah ke mobilku, ada sesuatu yang ingin kusampaikan.” Ucap Yejun sembari menahan lengan Raehyun, dan tanpa persetujuan sang pemilik, laki-laki dengan rambut blonde tersebut langsung menarik tangan Raehyun begitu saja.

Yejun mendorong paksa tubuh Raehyun untuk masuk kedalam mobilnya, laki-laki itu menghembuskan nafasnya lega lalu ikut masuk kedalam mobil berwarna hitam miliknya tersebut.
Hening. Yejun tidak menjalankan ataupun menghidupkan mobil nya hingga tiba-tiba saja hujan turun dengan cukup lebat. Raehyun terdiam; menunggu penjelasan Yejun tentang apa yang ia lakukan tadi.
“Rae.” ucap Yejun pada akhirnya. Ia menghembuskan nafasnya pelan lalu menatap Raehyun dengan tatapan yang tidak dapat diartikan. “Mari berandai-andai. Bagaimana jika korban selanjutnya adalah kau?” Tanya Yejun. Raehyun menoleh kearah Yejun lalu menatap laki-laki itu dengan tatapan datar.
“Ayolah, Rae. Aku tahu kau tidak sebodoh itu. Semuanya bukanlah kebetulan semata, ada seseorang dibalik semua ini. Dan kau pasti sudah tahu; ada yang ia inginkan.” Ucap Yejun. Raehyun menghembuskan nafasnya pelan lalu menyenderkan tubuhnya pada jok mobil.
“Krystal dan Jongin mempunyai persamaan, kau tahu? Me-“

“Mereka murid yang pintar. Semua orang tahu itu.” Raehyun memotong ucapan Yejun. Gadis itu menghembuskan nafasnya pelan lalu memejamkan matanya. “Kau berkata seolah-olah kau adalah pembunuhnya, sunbae.” Ucap Raehyun.
Yejun tersenyum kecil lalu mulai menyalakan mesin mobil nya. Laki-laki itu menoleh kearah Raehyun lalu mulai menjalankan mobilnya secara perlahan.
“Bagaimana jika aku pembunuhnya?” Tanya Yejun lagi.
“Kau mungkin akan membunuhku sekarang. Setelah itu kau akan membunuh Sehun, Sungyeon, Taehyung, Baekhyun sunbae dan murid-murid yang masuk urutan sepuluh besar lainnya.” Jawab Raehyun. Gadis itu menghembuskan nafasnya pelan lalu menoleh kearah Yejun. “…setelah itu kau akan membunuh dirimu sendiri.” Tambah Raehyun. (Seung-Hwa High school memiliki system yang berbeda dari sekolah lain. Dimana setiap murid dari kelas 1 sampai 3 akan diurutkan berdasarkan prestasi, IQ serta kemampuan akademik maupun non-akademik mereka. Dan yang memiliki kemampuan maupun prestasi terbanyak, akan masuk kedalam sepuluh besar. Dan ke sepuluh murid tersebut harus dapat masuk ke universitas terbaik di Korea. Untuk sekarang, urutan pertama dipegang oleh Yejun.)
Yejun tertawa pelan mendengar jawaban Raehyun. Ia mencepatkan laju mobilnya lalu kembali berkata pada Raehyun. “Pintar.”

“Kau tahu? Setiap pembunuhan pasti memiliki alasan yang kuat. Jika aku pembunuhnya, apa alasanku?” Tanya Yejun sembari tetap focus menyetir.

“Karena kau bisa membunuh mereka; kau gila.” jawab Raehyun asal,

Yejun kembali tertawa mendengar jawaban Raehyun, sebelah tangannya terangkat untuk mengacak-ngacak rambut gadis tersebut.





**)


“Baiklah semuanya, hari ini adalah hari terakhir kita berlatih. Terima kasih atas kerja keras kalian selama ini!” suara teriakan seorang gadis yang diiringi tepuk tangan dari orang-orang memenuhi ruangan teater Seung-Hwa High school. Gadis itu –Kaeun- tersenyum lebar kearah rekan-rekannya, ia mengangkat tangannya keatas lalu kembali berteriak.
“Mari kita lakukan yang terbaik untuk acara ulang tahun sekolah kita tercinta ini!”

“NE!” para pemain lain ikut berteriak lantas bertepuk tangan dengan sangat keras. Kaeun kembali tersenyum lalu membungkukkan badannya kearah yang lain.
Sungyeon yang sedari tadi berada di ruangan tersebut ikut bertepuk tangan. Gadis itu mengedarkan pandangannya; mencari sosok sunbae tercintanya, Byun Baek Hyun. Namun sialnya ia malah bertemu dengan Taehyung –Sungyeon tidak membenci Taehyung, hanya saja lelaki itu sangatlah berisik.
“Hei Park Sung Yeon!” Taehyung meneriakan namanya sembari melambaikan tangannya, seulas cengiran khas terpampang diwajah Taehyung. Sungyeon menghembuskan nafasnya lalu ikut melambaikan tangannya.
Taehyung tertawa pelan –entah apa yang ia tertawakan- lalu berjalan menghampiri Sungyeon.
“Hyung! Ini gadis yang aku ceritakan!” Taehyung menoleh kebelakang lalu menunjuk wajah Sungyeon dengan telunjuk nya. Sungyeon memiringkan kepalanya lalu melihat siapa yang dipanggil ‘hyung’ oleh Taehyung.

…..oh, itu Byun Baekhyun?


Baekhyun berjalan menyusul Taehyung, seulas senyuman tipis terukis diwajah tampan milik Baekhyun. Taehyung tersenyum setan, laki-laki itu menoleh kearah Sungyeon yang tampak terdiam lalu berbisik pelan.
“Aku bilang pada Baekhyun hyung jika kau menyukainya –eh hey! Sakit!” Taehyung meringis pelan saat Sungyeon menginjak kakinya. Gadis itu menatap Taehyung dengan tatapan membunuh, mungkin setelah ini ia akan melempar Taehyung dari lantai teratas sekolahnya.
“Ah, annyeong. Park Sungyeon-ssi, ne?” Baekhyun membungkukkan badannya lalu tersenyum kearah Sungyeon. Senyuman Taehyung semakin lebar saat melihat Sungyeon yang memasang ekspresi layaknya orang bodoh, gadis itu ikut membungkukkan badannya lalu tersenyum kaku kearah Baekhyun.
“A-annyeong sunbae.”
“Kaku sekali, panggil aku oppa. Taehyung sering bercerita tentangmu, katanya kau gadis yang periang dan juga cerewet hahaha.” Baekhyun tertawa pelan, laki-laki itu bahkan menyuruh Sungyeon untuk memanggilnya oppa; bukankah itu artinya laki-laki bermarga Byun itu adalah orang baik?

“Oh, ya?” Sungyeon tersenyum aneh lalu menatap Taehyung seolah mengatakan ‘I’ll-kill-you-later’. Taehyung mengangkat bahunya lalu kembali memasang senyuman setan nya.

“Sungyeon memang cere –ah Sehun!” Taehyung tidak melanjutkan ucapannya saat ponsel nya berbunyi. Tanpa ia lihat siapa yang menelepon pun ia akan tahu siapa yang meneleponnya; Taehyung memasang nada panggilan yang berbeda untuk ketiga temannya. Ya, hanya mereka bertiga.

“Ada apa?”

“Kau masih berlatih?”

“Sudah selesai.”

“Apa Sungyeon dan Raehyun bersamamu?”

“Um –Sungyeon ada disini, tapi Rae..” Taehyung melirik kearah Sungyeon lalu memberi isyarat untuk berpamitan kepada Baekhyun. Sungyeon mengangguk paham lalu melirik kearah Baekhyun yang memasang wajah bingung. “Maaf sun –oppa, kami ada urusan. Hehe. Annyeong!” Sungyeon membungkukkan badannya lalu diikuti oleh Taehyung. Lantas mereka langsung menghilang begitu saja. Sedangkan Baekhyun hanya bisa mengangkat bahunya sembari tersenyum melihat tingkah kedua adik kelas nya tersebut.

“Ada apa?” Tanya Sungyeon. Taehyung menyerahkan ponsel nya kearah Sungyeon lalu menghembuskan nafasnya berat.

“Aku menemukan sesuatu, kalian cepatlah ke asrama. Raehyun dalam bahaya.”






**)


Raehyun POV.

Aku memandang kearah luar jendela mobil milik Yejun dengan tatapan kosong. Pikiranku melayang entah kemana. Sejak tadi, tidak ada yang berbicara sama sekali, hening, hanya suara percikan air hujan serta petir yang terdengar.

“Kau selanjutnya.” Ucap Yejun tiba-tiba. Aku melirik kearah laki-laki berambut pirang tersebut lalu menaikan sebelah halisku. “Aku?” tanyaku pelan. Yejun menoleh kearahku sekilas lalu kembali focus menyetir, ia menghela nafasnya lalu menghentikan mobilnya tepat didepan asrama.

“Aku..” Yejun menggantungkan kalimatnya lalu kembali menghela nafasnya. Aku terdiam; menunggunya mengatakan hal lain. “Aku menyelidiki semuanya –aku yakin kau tahu jika aku tidak mungkin tinggal diam dengan semua ini, bukan?” tambah Yejun, ia kembali menghela nafasnya lalu menyenderkan kepalanya pada jok mobil.

“Dia memberikan kita clue, tampaknya para polisi melewatkan hal ini –atau mungkin mereka sengaja tidak menyelidiki ini semua. Aku yang menemukan mayat Jongin di ruang olahraga.”

“…”

“Aku yang memotret mayatnya, aku juga ikut membantu polisi menurunkan mayatnya dari ring basket. Dan aku menemukan ini.” Yejun menyerahkan beberapa lembar foto kearahku. Aku mengambil foto tersebut lalu melihatnya satu persatu.
Shim Yejun –dia adalah anak salah satu kepala polisi di Seoul, dan dia sudah aku anggap kakak sendiri. Meski jika boleh jujur aku sedikit kesal dan iri padanya.

Aku menatap salah satu foto dengan tatapan datar dan seketika juga tubuhku terasa sedikit bergetar –bukan, bukan karena ngeri melihat gambaran seorang Kim Jong In dengan perut sobek dan telanjang dengan wajah yang penuh darah, aku tidak takut dengan hal seperti itu. Hanya saja terdapat sebuah sayatan di kedua pangkal paha Jongin, di paha kiri nya terdapat tulisan ‘5+6’ serta di paha kanannya terdapat tulisan dengan bahasa jepang yang berbunyi ‘tsugi’.

“Kau lahir pada tanggal 11 Mei.” Ujar Yejun, ia menghela nafasnya pelan lalu menatapku dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.

“Pada mayat Krystal juga terdapat clue seperti ini, Jongin lahir pada tanggal 14 dan dibunuh pada tanggal 14 juga.” Tambah Yejun. Aku terdiam beberapa saat lalu menghela nafasku pelan.

“Jaga dirimu. Jika semua perkiraan kau dan aku benar, artinya kau target utamanya.” Ujarku. Aku menoleh kearahnya lalu kembali menghela nafasku pelan. Hujan diluar sudah berhenti.

“Terima kasih untuk tumpangannya.” Aku membuka pintu mobil Yejun lalu langsung membantingnya dengan cukup keras.

Aku menghela nafas dalam sembari berjalan dengan langkah perlahan. Pikiranku melayang entah kemana. Jadi, aku selanjutnya? Kenapa aku? Apa dia membuat list atau semacamnya?
Krystal korban pertama. Ia menempati urutan ke-5, Jongin ke-4, aku ke-3, Sehun ke-2 dan Yejun pertama. Jika ia membuat list berdasarkan ranking; kenapa dimulai dari peringkat ke-5?
Dan ah mengenai foto Jongin tadi, 5+6=11. Tanggal lahirku. Pada mayat Krystal juga ditemukan angka 4,2,5 dan 9. 4+2=6, 5+9=14. 14 tanggal lahir Jongin dan ia ditemukan mati pada 14 Juni. Jika semua angka dijumlahkan hasilnya 20. Oh aku membenci matematika.

“Kau melamun.” Aku menghentikan langkahku saat tiba-tiba saja seseorang berdiri dihadapanku. Aku mendongakan kepalaku lalu menghela nafas pelan saat menemukan Sehun sedang menatapku dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.

“Kenapa tidak membalas pesanku? Dan bukankah sudah kubilang jangan berhubungan dengan orang lain selain kami bertiga? Bodoh.”

“Aku sudah membalasnya.”

“Ya dan aku kembali mengirimkan pesan untukmu. Bodoh.” Sehun mendorong kepalaku pelan. Aku meringis kecil lalu menghela nafasku dan langsung berjalan memasuki gedung asrama –asrama laki-laki dan perempuan satu gedung, hanya berbeda lantai saja.

“Kau dalam bahaya.” Ucap Sehun tiba-tiba, aku menghentikan langkahku lalu menoleh kearahnya. Apa Sehun menemukan clue yang sama dengan Yejun?

“Akan kujelaskan nanti. Ikutlah ke kamarku.” Sehun langsung menyeret kerah seragamku begitu saja.




**)




Penjelasan Sehun sama seperti apa yang diucapkan oleh Yejun beberapa menit yang lalu –ia berhasil meng hack data kepolisian dan mengambil foto Jongin saat ditemukan. Aku menghela nafasku lalu menyender pada ranjang Sehun sembari memainkan rubik miliknya.

“Jadi aku berikutnya?” gumamku sembari menatap ketiga temanku satu persatu. Sungyeon menghela nafasnya lalu mengacak rambutnya dengan cukup keras.

“Tidak, bukan hanya kau Rae.” Ucap Sungyeon. Aku berhenti memainkan rubik milik Sehun saat semua warna nya sudah tersusun rapih, ekor mataku melirik kearah Sungyeon yang tampak –err, ketakutan?


“Lihatlah.”







Author POV.

“Baekhyun sunbae lahir pada 6 Mei.” Ucap Sungyeon dengan nada sedikit bergetar. Semuanya terdiam seketika. Taehyung menghela nafasnya lalu mengacak rambut nya dengan cukup keras.

“Kita harus bagaimana?” Tanya Taehyung dengan wajah gusar. Ia menatap Raehyun yang tampak tenang –atau bahkan tidak peduli. Taehyung menghela nafasnya lalu melemparkan sebuah buku kearah Raehyung.

“Ya! Nyawa mu sedang terancam! Kenapa kau masih bisa terlihat tenang seperti itu?” teriak Taehyung. Raehyun menghela nafasnya lalu kembali melemparkan buku yang Taehyung lempar tadi. “Lalu aku harus bagaimana? Berteriak layaknya orang gila sepertimu? Demi Tuhan, Kim Taehyung, aku juga panic! Jadi diamlah!” nada suara Raehyun sedikit meninggi, wajahnya juga tidak setenang beberapa saat yang lalu.

Sehun menghela nafasnya pelan lalu memberikan isyarat pada teman-temannya tersebut untuk diam. Ia mengambil sebuah kertas dan pensil lalu mulai menuliskan sesuatu.
“Jika pembunuhnya membuat list berdasarkan ranking atau tanggal lahir. Kenapa ia memulai dari peringkat kelima? Mari kita urutkan anggota sepuluh besar beserta tanggal lahirnya;

1.Shim Ye Jun (4 Februari).
2.Oh Se Hun (12 April.)
3.Kim Rae Hyun (11 Mei.)
4.Kim Jong In. (14 Januari. death -14 Juni 2013)
5.Krystal Jung.(24 Oktober. death -2 Juni 2013)
6.Hwang Minhyun (9 Agustus).
7.Byun Baekhyun (6 Mei)
8.Park Sung Yeon (24 Agustus).
9.Kim Tae Hyung (30 Desember)
10.Jeon Jeongguk (1 September)

Krystal mati pada tanggal 2 Juni dan Jongin pada tanggal 14, pada tubuh Krystal ditemukan beberapa clue yang menunjukkan tanggal kematian Jongin. Jika tanggal kematian mereka dijumlahkan, misalnya 14:2=7. Baekhyun peringkat ke-7. Mungkin pembunuhnya membunuh secara acak.” Ujar Sehun. Ia menghela nafasnya menoleh kearah Sungyeon yang masih terdiam sembari memasang wajah ketakutan.

“Apa ada kemungkinan Baekhyun sunbae akan dibunuh saat pentas drama nanti?” Tanya Taehyung. Sehun mengangguk pelan.

“Sepertinya kau ingin sekali jika korban selanjutnya adalah Baekhyun sunbae, Sehun-ah.” Ujar Sungyeon pelan. Gadis itu menghela nafasnya lalu menoleh kearah Raehyun. “Hei, Yejun sumbae berada diurutan pertama. Bukankah berarti dia target utamanya? Apa kau tidak takut, Rae? Bukankah kalian sangat dekat?” Tanya Sungyeon dengan nada jahil –meski wajahnya masih menyiratkan ketakutan.

“Aku tidak peduli dia mati atau tidak.” Raehyun menghela nafasnya lalu beranjak dari ranjang Sehun.


“Aku akan belajar untuk besok.” Ujar Raehyun sembari membuka pintu kamar Sehun lalu langsung keluar begitu saja.




**)




18 Juni 2013.

19:55 p.m



Semua murid dan guru Seung-Hwa High School kini sedang berkumpul di ruang teater, pentas drama sudah dimulai semenjak satu jam yang lalu dan sebentar lagi akan selesai.

Taehyung mengangkat pistol yang ia pegang sembari mengarahkannya kearah Baekhyun dan Minhyun satu persatu, ia mundur beberapa langkah sembari sesekali menendang beberapa orang yang menghalangi jalannya. Laki-laki dengan rambut kecokelatan tersebut melirik kearah Baekhyun yang tampak menatapnya dengan tatapan serius. Jika Baekhyun akan mati sekarang, apa yang akan membunuhnya? Apa pembunuhnya akan membunuh Baekhyun ditengah keramaian seperti ini? Itu gila.

“Menyerahlah.” Ucap Minhyun dengan ancang-ancang untuk menembak Taehyung. Baekhyun ikut mengarahkan pistol nya kearah Taehyung lalu menyeringai kecil. “Kau kalah.” Ujar Baekhyun.

“Aku akan membunuhmu, tuan.” Ucap Taehyung sembari mengarahkan pistol nya kearah Baekhyun. Ia bersiap untuk menembak Baekhyun lalu melirik kearah Minhyun yang juga sudah siap untuk menembaknya.

DOR!


Taehyung dan Baekhyun menembak secara bersamaan, dan kini tubuh seseorang terkapar diatas panggung dengan berlumuran darah. Semuanya terdiam, namun beberapa saat kemudian terdengar suara teriakan dari para murid.

“Itu pistol sungguhan, bodoh! Cepat panggil ambulance!” teriak Minhyun sembari menjatuhkan pistol yang ia pegang. Ia menghampiri tubuh rekannya yang berlumuran darah lalu mengangkat kepalanya.
“T-taehyung-ah.” Panggil Minhyun. Taehyung terbatuk kecil lalu menoleh kearah perutnya yang terus mengeluarkan darah, seulas senyum bodoh terukis diwajah Taehyung. “B-baekhyun hyung..” ucap Taehyung.
“Ini j-jebakan. Minh-yun-ah, B-baekhyun hyung..” dan Taehyung pun menutup matanya. Minhyun terdiam lalu melepaskan Taehyung saat beberapa petugas rumah sakit datang. Ia mengedarkan pandangannya untuk mencari Baekhyun, namun hasilnya nihil.

“Minhyun-ah!” teriak seseorang, Minhyun menoleh kearah orang itu dan menemukan Sungyeon, Sehun, Raehyun dan juga Yejun yang sedang berlari kearahnya.
Sungyeon langsung berlari mengikuti petugas rumah sakit yang membawa Taehyung, sedangkan Yejun, Raehyun dan Sehun hanya diam menatap Minhyun yang tampak masih shock dengan kejadian tadi.

“B-baekhyun hyung, dia kenapa? Ada apa? Kenapa pistol nya menjadi pistol sungguhan?” Tanya Minhyun dengan suara bergetar. Sehun menghela nafasnya lalu memegang pundak Minhyun. “Baekhyun sunbae kemana?” Sehun balik bertanya. Minhyun menundukkan kepalanya lalu menggeleng.

“Dia langsung berlari begitu saja.” Jawab Minhyun. Yejun menoleh kearah Sehun lalu menghela nafasnya berat.

“Sehun-ah, ayo cari Baekhyun. Dan kalian, pergilah ke rumah sakit.” Ujar Yejun. Sehun melirik kearah Yejun lalu memasang wajah tidak suka. Demi apapun ia ingin sekali memprotes laki-laki tersebut, tapi ini bukan saat yang tepat. Lagipula Sehun yakin jika Yejun melakukan hal yang sama dengan apa yang ia dan teman-temannya lakukan.

“Baiklah.” Ucap Raehyun, gadis itu menatap tubuh Minhyun yang masih membeku lalu langsung menariknya begitu saja.

“Kita cari ke sekolah, lalu ke asrama. Dia tidak mungkin jauh.” Ucap Sehun. Yejun menghela nafasnya lalu mengangguk pelan. Sesaat kemudian kedua laki-laki itu berlari keluar dari ruang teater.

Jun yang sedari tadi memperhatikan mereka hanya dapat tersenyum kecil dari ujung panggung. Ia menghela nafasnya lalu berjalan mengikuti mereka berdua.




**)





Baekhyun berlari menelusuri sekolah nya yang sudah cukup gelap. Nafas laki-laki itu terengah-engah, wajahnya penuh dengan peluh dan juga air mata. Ia menatap kedua telapak tangannya sendiri lalu menggeleng cepat.
“Aku membunuh Taehyung..” ucapnya pelan, sesaat kemudian Baekhyun berteriak kencang. Ia terus menggelengkan kepalanya dengan cepat sembari berjalan dengan langkah gontai.


“Hei.” Panggil seseorang, Baekhyun menghentikan langkahnya lalu menoleh ke belakang. Laki-laki itu sedikit menyipitkan matanya saat mendapati seseorang sedang berdiri sekitar 10 meter darinya. Wajah orang itu tidak terlihat jelas karena kondisi sekolah yang cukup gelap. Orang itu menyeringai kecil lalu mengangkat tangannya dan mengarahkan sesuatu kearah Baekhyun.
Sedetik kemudian terdengar suara tembakan berulang-ulang disusul dengan tubuh Baekhyun yang terjatuh dengan kondisi kepala yang pecah.











TBC..









Holaaaaa~

Saya kembali. Maaf chapter ini update nya lama, maaf banget, saya sedang stress mikirin nilai /yaterus.
Btw chapter ini makin aneh ya? Hihi maaf, saya terkena wb beberapa saat :’)
Maaf juga kalau chapter ini pendek (chapter sebelumnya juga pendek sih..) dan tambah jelek.

Ngomong-ngomong, apa ada yang bisa nebak pelaku nya siapa? Ngahahaha /ketawa setan./

Jadi… rcl please o/


/ambil pistol Baekhyun//tembak kepala sendiri//menghilang/

1 komentar:

  1. Pelakunya Junyoung ya thor...?
    Critanya daebak.. Aku suka alurnya...
    Keep write ne thor..
    Ditunggu chap slanjutnya.. ^^

    BalasHapus

[!!] Gunakan bahasa yang sopan. Terima kasih.