·
Title:Summer Case.
·
Scriptwriter:Hanbirochan.
·
Main Cast:
Oh Sehun (EXO-k)
Oh Sehun (EXO-k)
·
Park Jun Young/Jun (LC9)
·
Kim Tae Hyung/V (BTS)
·
Shim Ye Jun (F.cuz)
·
Kim Rae Hyun (OC)
·
Park Sung Yeon (OC)
·
Support Cast:AS Kaeun,EXO Byun
Baekhyun, NU’EST Hwang Min Hyun.
·
Genre:School Life, Mysteri, AU,
Friendship.
·
Duration:Chaptered.
·
Rating: PG15.
Summary:Sebuah
teka-teki dan permainan tentang kematian yang berusaha dipecahkan sekelompok
remaja biasa. Semua berawal dari kasus bunuh diri salah satu murid ‘terbaik’ di
Seung-Hwa High school.
N/B:Chapter ketiga sudah siap! Happy read o/
**)
Jun menatap layar laptop nya dengan wajah yang tidak
dapat diartikan. Iris mata hitam milik pemuda berusia 17 tahun tersebut tetap
focus pada sederetan foto serta tulisan-tulisan yang kini tengah terpampang
dengan jelas di layar laptop kesayangannya. Jun menghembuskan nafasnya pelan
lalu mengambil sebuah buku catatan kecil yang berada disamping laptop nya.
“Tuan Jang, kau mendengarku?” Tanya Jun, pemuda itu
membenarkan earphone yang ia pakai lalu mulai menulis sesuatu pada catatan
kecil yang ia pegang.
“Ya, tuan Jun.”
“Baiklah. Ini hasil analisa saya. Krystal Jung mati
pada tanggal 2 Juni dan tubuh nya ditemukan sudah mengambang di kolam renang
dengan keadaan telanjang pada pukul 9 malam. Saya hanya menemukan sedikit
petunjuk dari rekaman CCTV yang anda berikan, tuan Jang.” Ujar Jun.Ia
menghembuskan nafasnya pelan lalu mulai menuliskan sesuatu lagi. “CCTV nya
berputar kearah lain setiap 30 menit sekali, kan?” Tanya Jun.
“Ya.”
“Saya hanya melihat Krystal yang melintas pada pukul
8, sendirian. Setelah itu tidak ada yang terlihat.” Gumam Jun. Laki-laki itu
menghembuskan nafasnya pelan lalu memainkan pensil yang ia pegang. “Pelaku
pasti tahu jika CCTV di lorong ini akan berputar kearah lain setiap 30 menit
sekali. Dia pasti sudah mengetahui seluk beluk sekolah ini. Dan ah, jangan
lupa, Krystal Jung adalah murid yang cantik dan pintar. Saya dengar, Krystal
memenangkan olimpiade matematika 1 bulan yang lalu.” Tambahnya, ia kembali
memainkan pensil yang ia pegang layaknya anak kecil lalu tersenyum kecil.
“Kim Jong In juga murid yang berprestasi. Dia kapten
tim basket sekolah dan cukup aktif dalam ekstrakurikuler seni, terutama tari.”
Jun kembali menghembuskan nafasnya pelan lalu terdiam.
“Ngomong-ngomong, saya tidak menemukan apapun dari
CCTV di asrama perempuan maupun laki-laki.” Ujar Jun, ia menaruh pensil yang ia
pegang lalu menutup matanya.
“Tuan Jang, tolong cari tahu murid-murid yang masuk
sepuluh besar di sekolah ini.”
**)
Raehyun menghembuskan nafasnya pelan. Gadis dengan
rambut raven tersebut melirik sekilas keluar toko lalu mengacak rambutnya
perlahan. Diluar sangat mendung, dan ia tidak membawa payung ataupun kendaraan.
Dan sialnya; buku yang ia beli kali ini cukup banyak. Akan jadi masalah besar
jika semua buku-buku nya tersebut kehujanan.
Raehyun membawa buku-buku tersebut –ia membeli 10 buku, ngomong-ngomong.- ke kasir lalu menunggu sang pegawai menghitung harga semua bukunya. Gadis itu kembali menghembuskan nafasnya lalu mengambil ponsel yang berada di saku blazer sekolah nya, sebelah halis Raehyun tampak sedikit terangkat saat mendapati ada 20 panggilan masuk dan 5 sms yang tidak sempat ia terima.
Raehyun membawa buku-buku tersebut –ia membeli 10 buku, ngomong-ngomong.- ke kasir lalu menunggu sang pegawai menghitung harga semua bukunya. Gadis itu kembali menghembuskan nafasnya lalu mengambil ponsel yang berada di saku blazer sekolah nya, sebelah halis Raehyun tampak sedikit terangkat saat mendapati ada 20 panggilan masuk dan 5 sms yang tidak sempat ia terima.
“….” Raehyun terdiam lalu membaca pesan yang masuk
tersebut satu per satu.
From:Shim
Ye Jun.
Kau
dimana?
3:30p.m
From:Shim
Ye Jun.
Jawab
panggilanku, bodoh. Kau ada dimana?
4:00p.m
From:Oh
Se Hun.
Kau
ada di toko buku biasa? Tiba-tiba saja perasaanku tidak enak.
4:15
p.m
From:Shim
Ye Jun.
Demi
apapun Kim Rae Hyun, jawab aku. Kau ada dimana?!
4:30
p.m
From:Oh
Se Hun.
Jangan
hubungi siapapun selain aku, Taehyung atau Sungyeon, setidaknya untuk saat ini.
4:45
p.m
Raehyun mendengus pelan saat membaca pesan-pesan
tersebut. Ia mulai menget balasan untuk Sehun –pria itu mengatakan bahwa
Raehyun tidak boleh menghubungi siapapun kecuali sahabat-sahabatnya. Raehyun
bukanlah gadis yang penurut, apalagi pada pria menyebalkan seperti Sehun
–setidaknya bagi Raehyun, seorang Oh Sehun sangatlah menyebalkan. Mereka memang
dekat, namun Raehyun tahu, secara tidak langsung Sehun sangat ingin
menjatuhkannya. Karena meskipun mereka seorang sahabat, didalam masalah
peringkat di kelas mereka adalah musuh besar.- pastilah ada hal tidak beres yang
sedang terjadi.
To:Oh
Se Hun.
Ada
apa?
Raehyun mengirim pesan tersebut tepat setelah kasir
menyebutkan harga yang harus ia bayar untuk buku-bukunya. Raehyun mengeluarkan
beberapa lembar uang dari saku blazer nya lalu memasukan beberapa buku kedalam
tas yang ia bawa, sebagian lagi ia bawa dalam kantung yang diberikan oleh sang
kasir.
“Terima kasih.” Ucap Raehyun pelan, gadis itu
membalikan badannya dan seketika juga tubuhnya hampir terpental kebelakang saat
suara yang sangat ia kenal mengejutkannya.
“Kenapa tidak menjawab panggilanku?” Tanya Yejun,
laki-laki itu memandang wajah Raehyun dengan tatapan yang tidak dapat diartikan
untuk beberapa saat. Hingga pada akhirnya Raehyun menendang pelan lutut Yejun.
“Aku kaget. Bodoh. Aku lupa menghidupkan handphone
ku, maaf.” Jawab Raehyun, ia berjalan melewati Yejun lalu keluar dari toko
tersebut. Gadis itu terus berjalan tanpa menghiraukan Yejun yang terus
mengejarnya sembari meneriakan namanya.
“Hei, ini mendung, kau akan kehujanan. Naiklah ke
mobilku, ada sesuatu yang ingin kusampaikan.” Ucap Yejun sembari menahan lengan
Raehyun, dan tanpa persetujuan sang pemilik, laki-laki dengan rambut blonde
tersebut langsung menarik tangan Raehyun begitu saja.
Yejun mendorong paksa tubuh Raehyun untuk masuk
kedalam mobilnya, laki-laki itu menghembuskan nafasnya lega lalu ikut masuk
kedalam mobil berwarna hitam miliknya tersebut.
Hening. Yejun tidak menjalankan ataupun menghidupkan
mobil nya hingga tiba-tiba saja hujan turun dengan cukup lebat. Raehyun
terdiam; menunggu penjelasan Yejun tentang apa yang ia lakukan tadi.
“Rae.” ucap Yejun pada akhirnya. Ia menghembuskan
nafasnya pelan lalu menatap Raehyun dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.
“Mari berandai-andai. Bagaimana jika korban selanjutnya adalah kau?” Tanya
Yejun. Raehyun menoleh kearah Yejun lalu menatap laki-laki itu dengan tatapan
datar.
“Ayolah, Rae. Aku tahu kau tidak sebodoh itu.
Semuanya bukanlah kebetulan semata, ada seseorang dibalik semua ini. Dan kau
pasti sudah tahu; ada yang ia inginkan.” Ucap Yejun. Raehyun menghembuskan
nafasnya pelan lalu menyenderkan tubuhnya pada jok mobil.
“Krystal dan Jongin mempunyai persamaan, kau tahu?
Me-“
“Mereka murid yang pintar. Semua orang tahu itu.”
Raehyun memotong ucapan Yejun. Gadis itu menghembuskan nafasnya pelan lalu
memejamkan matanya. “Kau berkata seolah-olah kau adalah pembunuhnya, sunbae.”
Ucap Raehyun.
Yejun tersenyum kecil lalu mulai menyalakan mesin
mobil nya. Laki-laki itu menoleh kearah Raehyun lalu mulai menjalankan mobilnya
secara perlahan.
“Bagaimana jika aku pembunuhnya?” Tanya Yejun lagi.
“Kau mungkin akan membunuhku sekarang. Setelah itu
kau akan membunuh Sehun, Sungyeon, Taehyung, Baekhyun sunbae dan murid-murid
yang masuk urutan sepuluh besar lainnya.” Jawab Raehyun. Gadis itu menghembuskan
nafasnya pelan lalu menoleh kearah Yejun. “…setelah itu kau akan membunuh
dirimu sendiri.” Tambah Raehyun. (Seung-Hwa High school memiliki system yang
berbeda dari sekolah lain. Dimana setiap murid dari kelas 1 sampai 3 akan
diurutkan berdasarkan prestasi, IQ serta kemampuan akademik maupun non-akademik
mereka. Dan yang memiliki kemampuan maupun prestasi terbanyak, akan masuk
kedalam sepuluh besar. Dan ke sepuluh murid tersebut harus dapat masuk ke
universitas terbaik di Korea. Untuk sekarang, urutan pertama dipegang oleh
Yejun.)
Yejun tertawa pelan mendengar jawaban Raehyun. Ia
mencepatkan laju mobilnya lalu kembali berkata pada Raehyun. “Pintar.”
“Kau tahu? Setiap pembunuhan pasti memiliki alasan
yang kuat. Jika aku pembunuhnya, apa alasanku?” Tanya Yejun sembari tetap focus
menyetir.
“Karena kau bisa membunuh mereka; kau gila.” jawab
Raehyun asal,
Yejun kembali tertawa mendengar jawaban Raehyun,
sebelah tangannya terangkat untuk mengacak-ngacak rambut gadis tersebut.
**)
“Baiklah semuanya, hari ini adalah hari terakhir
kita berlatih. Terima kasih atas kerja keras kalian selama ini!” suara teriakan
seorang gadis yang diiringi tepuk tangan dari orang-orang memenuhi ruangan
teater Seung-Hwa High school. Gadis itu –Kaeun- tersenyum lebar kearah
rekan-rekannya, ia mengangkat tangannya keatas lalu kembali berteriak.
“Mari kita lakukan yang terbaik untuk acara ulang
tahun sekolah kita tercinta ini!”
“NE!” para pemain lain ikut berteriak lantas
bertepuk tangan dengan sangat keras. Kaeun kembali tersenyum lalu membungkukkan
badannya kearah yang lain.
Sungyeon yang sedari tadi berada di ruangan tersebut
ikut bertepuk tangan. Gadis itu mengedarkan pandangannya; mencari sosok sunbae tercintanya, Byun Baek Hyun.
Namun sialnya ia malah bertemu dengan Taehyung –Sungyeon tidak membenci
Taehyung, hanya saja lelaki itu sangatlah berisik.
“Hei Park Sung Yeon!” Taehyung meneriakan namanya
sembari melambaikan tangannya, seulas cengiran khas terpampang diwajah
Taehyung. Sungyeon menghembuskan nafasnya lalu ikut melambaikan tangannya.
Taehyung tertawa pelan –entah apa yang ia
tertawakan- lalu berjalan menghampiri Sungyeon.
“Hyung! Ini gadis yang aku ceritakan!” Taehyung menoleh kebelakang lalu menunjuk wajah Sungyeon dengan telunjuk nya. Sungyeon memiringkan kepalanya lalu melihat siapa yang dipanggil ‘hyung’ oleh Taehyung.
“Hyung! Ini gadis yang aku ceritakan!” Taehyung menoleh kebelakang lalu menunjuk wajah Sungyeon dengan telunjuk nya. Sungyeon memiringkan kepalanya lalu melihat siapa yang dipanggil ‘hyung’ oleh Taehyung.
…..oh, itu Byun Baekhyun?
Baekhyun berjalan menyusul Taehyung, seulas senyuman
tipis terukis diwajah tampan milik Baekhyun. Taehyung tersenyum setan,
laki-laki itu menoleh kearah Sungyeon yang tampak terdiam lalu berbisik pelan.
“Aku bilang pada Baekhyun hyung jika kau menyukainya
–eh hey! Sakit!” Taehyung meringis pelan saat Sungyeon menginjak kakinya. Gadis
itu menatap Taehyung dengan tatapan membunuh, mungkin setelah ini ia akan
melempar Taehyung dari lantai teratas sekolahnya.
“Ah, annyeong. Park Sungyeon-ssi, ne?” Baekhyun
membungkukkan badannya lalu tersenyum kearah Sungyeon. Senyuman Taehyung
semakin lebar saat melihat Sungyeon yang memasang ekspresi layaknya orang
bodoh, gadis itu ikut membungkukkan badannya lalu tersenyum kaku kearah
Baekhyun.
“A-annyeong sunbae.”
“Kaku sekali, panggil aku oppa. Taehyung sering
bercerita tentangmu, katanya kau gadis yang periang dan juga cerewet hahaha.”
Baekhyun tertawa pelan, laki-laki itu bahkan menyuruh Sungyeon untuk
memanggilnya oppa; bukankah itu artinya laki-laki bermarga Byun itu adalah
orang baik?
“Oh, ya?” Sungyeon tersenyum aneh lalu menatap
Taehyung seolah mengatakan ‘I’ll-kill-you-later’. Taehyung mengangkat bahunya
lalu kembali memasang senyuman setan nya.
“Sungyeon memang cere –ah Sehun!” Taehyung tidak
melanjutkan ucapannya saat ponsel nya berbunyi. Tanpa ia lihat siapa yang
menelepon pun ia akan tahu siapa yang meneleponnya; Taehyung memasang nada
panggilan yang berbeda untuk ketiga temannya. Ya, hanya mereka bertiga.
“Ada apa?”
“Kau
masih berlatih?”
“Sudah selesai.”
“Apa
Sungyeon dan Raehyun bersamamu?”
“Um –Sungyeon ada disini, tapi Rae..” Taehyung
melirik kearah Sungyeon lalu memberi isyarat untuk berpamitan kepada Baekhyun.
Sungyeon mengangguk paham lalu melirik kearah Baekhyun yang memasang wajah
bingung. “Maaf sun –oppa, kami ada urusan. Hehe. Annyeong!” Sungyeon
membungkukkan badannya lalu diikuti oleh Taehyung. Lantas mereka langsung
menghilang begitu saja. Sedangkan Baekhyun hanya bisa mengangkat bahunya
sembari tersenyum melihat tingkah kedua adik kelas nya tersebut.
“Ada apa?” Tanya Sungyeon. Taehyung menyerahkan
ponsel nya kearah Sungyeon lalu menghembuskan nafasnya berat.
“Aku
menemukan sesuatu, kalian cepatlah ke asrama. Raehyun dalam bahaya.”
**)
Raehyun POV.
Aku memandang kearah luar jendela mobil milik Yejun
dengan tatapan kosong. Pikiranku melayang entah kemana. Sejak tadi, tidak ada
yang berbicara sama sekali, hening, hanya suara percikan air hujan serta petir
yang terdengar.
“Kau selanjutnya.” Ucap Yejun tiba-tiba. Aku melirik
kearah laki-laki berambut pirang tersebut lalu menaikan sebelah halisku. “Aku?”
tanyaku pelan. Yejun menoleh kearahku sekilas lalu kembali focus menyetir, ia
menghela nafasnya lalu menghentikan mobilnya tepat didepan asrama.
“Aku..” Yejun menggantungkan kalimatnya lalu kembali
menghela nafasnya. Aku terdiam; menunggunya mengatakan hal lain. “Aku
menyelidiki semuanya –aku yakin kau tahu jika aku tidak mungkin tinggal diam
dengan semua ini, bukan?” tambah Yejun, ia kembali menghela nafasnya lalu
menyenderkan kepalanya pada jok mobil.
“Dia memberikan kita clue, tampaknya para polisi
melewatkan hal ini –atau mungkin mereka sengaja tidak menyelidiki ini semua.
Aku yang menemukan mayat Jongin di ruang olahraga.”
“…”
“Aku yang memotret mayatnya, aku juga ikut membantu
polisi menurunkan mayatnya dari ring basket. Dan aku menemukan ini.” Yejun menyerahkan
beberapa lembar foto kearahku. Aku mengambil foto tersebut lalu melihatnya satu
persatu.
Shim Yejun –dia adalah anak salah satu kepala polisi
di Seoul, dan dia sudah aku anggap kakak sendiri. Meski jika boleh jujur aku
sedikit kesal dan iri padanya.
Aku menatap salah satu foto dengan tatapan datar dan
seketika juga tubuhku terasa sedikit bergetar –bukan, bukan karena ngeri
melihat gambaran seorang Kim Jong In dengan perut sobek dan telanjang dengan
wajah yang penuh darah, aku tidak takut dengan hal seperti itu. Hanya saja
terdapat sebuah sayatan di kedua pangkal paha Jongin, di paha kiri nya terdapat
tulisan ‘5+6’ serta di paha kanannya terdapat tulisan dengan bahasa jepang yang
berbunyi ‘tsugi’.
“Kau lahir pada tanggal 11 Mei.” Ujar Yejun, ia menghela
nafasnya pelan lalu menatapku dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.
“Pada mayat Krystal juga terdapat clue seperti ini,
Jongin lahir pada tanggal 14 dan dibunuh pada tanggal 14 juga.” Tambah Yejun.
Aku terdiam beberapa saat lalu menghela nafasku pelan.
“Jaga dirimu. Jika semua perkiraan kau dan aku
benar, artinya kau target utamanya.” Ujarku. Aku menoleh kearahnya lalu kembali
menghela nafasku pelan. Hujan diluar sudah berhenti.
“Terima kasih untuk tumpangannya.” Aku membuka pintu
mobil Yejun lalu langsung membantingnya dengan cukup keras.
Aku menghela nafas dalam sembari berjalan dengan
langkah perlahan. Pikiranku melayang entah kemana. Jadi, aku selanjutnya?
Kenapa aku? Apa dia membuat list atau semacamnya?
Krystal korban pertama. Ia menempati urutan ke-5, Jongin ke-4, aku ke-3, Sehun ke-2 dan Yejun pertama. Jika ia membuat list berdasarkan ranking; kenapa dimulai dari peringkat ke-5?
Dan ah mengenai foto Jongin tadi, 5+6=11. Tanggal lahirku. Pada mayat Krystal juga ditemukan angka 4,2,5 dan 9. 4+2=6, 5+9=14. 14 tanggal lahir Jongin dan ia ditemukan mati pada 14 Juni. Jika semua angka dijumlahkan hasilnya 20. Oh aku membenci matematika.
Krystal korban pertama. Ia menempati urutan ke-5, Jongin ke-4, aku ke-3, Sehun ke-2 dan Yejun pertama. Jika ia membuat list berdasarkan ranking; kenapa dimulai dari peringkat ke-5?
Dan ah mengenai foto Jongin tadi, 5+6=11. Tanggal lahirku. Pada mayat Krystal juga ditemukan angka 4,2,5 dan 9. 4+2=6, 5+9=14. 14 tanggal lahir Jongin dan ia ditemukan mati pada 14 Juni. Jika semua angka dijumlahkan hasilnya 20. Oh aku membenci matematika.
“Kau melamun.” Aku menghentikan langkahku saat
tiba-tiba saja seseorang berdiri dihadapanku. Aku mendongakan kepalaku lalu
menghela nafas pelan saat menemukan Sehun sedang menatapku dengan tatapan yang
tidak dapat diartikan.
“Kenapa tidak membalas pesanku? Dan bukankah sudah
kubilang jangan berhubungan dengan orang lain selain kami bertiga? Bodoh.”
“Aku sudah membalasnya.”
“Ya dan aku kembali mengirimkan pesan untukmu.
Bodoh.” Sehun mendorong kepalaku pelan. Aku meringis kecil lalu menghela
nafasku dan langsung berjalan memasuki gedung asrama –asrama laki-laki dan
perempuan satu gedung, hanya berbeda lantai saja.
“Kau dalam bahaya.” Ucap Sehun tiba-tiba, aku
menghentikan langkahku lalu menoleh kearahnya. Apa Sehun menemukan clue yang
sama dengan Yejun?
“Akan kujelaskan nanti. Ikutlah ke kamarku.” Sehun
langsung menyeret kerah seragamku begitu saja.
**)
Penjelasan Sehun sama seperti apa yang diucapkan
oleh Yejun beberapa menit yang lalu –ia berhasil meng hack data kepolisian dan
mengambil foto Jongin saat ditemukan. Aku menghela nafasku lalu menyender pada
ranjang Sehun sembari memainkan rubik miliknya.
“Jadi aku berikutnya?” gumamku sembari menatap
ketiga temanku satu persatu. Sungyeon menghela nafasnya lalu mengacak rambutnya
dengan cukup keras.
“Tidak, bukan hanya kau Rae.” Ucap Sungyeon. Aku
berhenti memainkan rubik milik Sehun saat semua warna nya sudah tersusun rapih,
ekor mataku melirik kearah Sungyeon yang tampak –err, ketakutan?
“Lihatlah.”
Author POV.
“Baekhyun sunbae lahir pada 6 Mei.” Ucap Sungyeon
dengan nada sedikit bergetar. Semuanya terdiam seketika. Taehyung menghela
nafasnya lalu mengacak rambut nya dengan cukup keras.
“Kita harus bagaimana?” Tanya Taehyung dengan wajah
gusar. Ia menatap Raehyun yang tampak tenang –atau bahkan tidak peduli.
Taehyung menghela nafasnya lalu melemparkan sebuah buku kearah Raehyung.
“Ya! Nyawa mu sedang terancam! Kenapa kau masih bisa
terlihat tenang seperti itu?” teriak Taehyung. Raehyun menghela nafasnya lalu
kembali melemparkan buku yang Taehyung lempar tadi. “Lalu aku harus bagaimana?
Berteriak layaknya orang gila sepertimu? Demi Tuhan, Kim Taehyung, aku juga
panic! Jadi diamlah!” nada suara Raehyun sedikit meninggi, wajahnya juga tidak
setenang beberapa saat yang lalu.
Sehun menghela nafasnya pelan lalu memberikan isyarat
pada teman-temannya tersebut untuk diam. Ia mengambil sebuah kertas dan pensil
lalu mulai menuliskan sesuatu.
“Jika pembunuhnya membuat list berdasarkan ranking atau tanggal lahir. Kenapa ia memulai dari peringkat kelima? Mari kita urutkan anggota sepuluh besar beserta tanggal lahirnya;
“Jika pembunuhnya membuat list berdasarkan ranking atau tanggal lahir. Kenapa ia memulai dari peringkat kelima? Mari kita urutkan anggota sepuluh besar beserta tanggal lahirnya;
1.Shim Ye Jun (4 Februari).
2.Oh Se Hun (12 April.)
3.Kim Rae Hyun (11 Mei.)
4.Kim Jong In. (14 Januari. death -14 Juni 2013)
5.Krystal Jung.(24 Oktober. death -2 Juni 2013)
6.Hwang Minhyun (9 Agustus).
7.Byun Baekhyun (6 Mei)
8.Park Sung Yeon (24 Agustus).
9.Kim Tae Hyung (30 Desember)
10.Jeon Jeongguk (1 September)
Krystal mati pada tanggal 2 Juni dan Jongin pada
tanggal 14, pada tubuh Krystal ditemukan beberapa clue yang menunjukkan tanggal
kematian Jongin. Jika tanggal kematian mereka dijumlahkan, misalnya 14:2=7.
Baekhyun peringkat ke-7. Mungkin pembunuhnya membunuh secara acak.” Ujar Sehun.
Ia menghela nafasnya menoleh kearah Sungyeon yang masih terdiam sembari
memasang wajah ketakutan.
“Apa ada kemungkinan Baekhyun sunbae akan dibunuh
saat pentas drama nanti?” Tanya Taehyung. Sehun mengangguk pelan.
“Sepertinya kau ingin sekali jika korban selanjutnya
adalah Baekhyun sunbae, Sehun-ah.” Ujar Sungyeon pelan. Gadis itu menghela
nafasnya lalu menoleh kearah Raehyun. “Hei, Yejun sumbae berada diurutan
pertama. Bukankah berarti dia target utamanya? Apa kau tidak takut, Rae?
Bukankah kalian sangat dekat?” Tanya Sungyeon dengan nada jahil –meski wajahnya
masih menyiratkan ketakutan.
“Aku tidak peduli dia mati atau tidak.” Raehyun
menghela nafasnya lalu beranjak dari ranjang Sehun.
“Aku akan belajar untuk besok.” Ujar Raehyun sembari
membuka pintu kamar Sehun lalu langsung keluar begitu saja.
**)
18
Juni 2013.
19:55
p.m
Semua murid dan guru Seung-Hwa High School kini
sedang berkumpul di ruang teater, pentas drama sudah dimulai semenjak satu jam
yang lalu dan sebentar lagi akan selesai.
Taehyung mengangkat pistol yang ia pegang sembari
mengarahkannya kearah Baekhyun dan Minhyun satu persatu, ia mundur beberapa
langkah sembari sesekali menendang beberapa orang yang menghalangi jalannya.
Laki-laki dengan rambut kecokelatan tersebut melirik kearah Baekhyun yang
tampak menatapnya dengan tatapan serius. Jika Baekhyun akan mati sekarang, apa
yang akan membunuhnya? Apa pembunuhnya akan membunuh Baekhyun ditengah
keramaian seperti ini? Itu gila.
“Menyerahlah.” Ucap Minhyun dengan ancang-ancang untuk
menembak Taehyung. Baekhyun ikut mengarahkan pistol nya kearah Taehyung lalu
menyeringai kecil. “Kau kalah.” Ujar Baekhyun.
“Aku akan membunuhmu, tuan.” Ucap Taehyung sembari
mengarahkan pistol nya kearah Baekhyun. Ia bersiap untuk menembak Baekhyun lalu
melirik kearah Minhyun yang juga sudah siap untuk menembaknya.
DOR!
Taehyung dan Baekhyun menembak secara bersamaan, dan
kini tubuh seseorang terkapar diatas panggung dengan berlumuran darah. Semuanya
terdiam, namun beberapa saat kemudian terdengar suara teriakan dari para murid.
“Itu pistol sungguhan, bodoh! Cepat panggil
ambulance!” teriak Minhyun sembari menjatuhkan pistol yang ia pegang. Ia
menghampiri tubuh rekannya yang berlumuran darah lalu mengangkat kepalanya.
“T-taehyung-ah.” Panggil Minhyun. Taehyung terbatuk
kecil lalu menoleh kearah perutnya yang terus mengeluarkan darah, seulas senyum
bodoh terukis diwajah Taehyung. “B-baekhyun hyung..” ucap Taehyung.
“Ini j-jebakan. Minh-yun-ah, B-baekhyun hyung..” dan
Taehyung pun menutup matanya. Minhyun terdiam lalu melepaskan Taehyung saat
beberapa petugas rumah sakit datang. Ia mengedarkan pandangannya untuk mencari
Baekhyun, namun hasilnya nihil.
“Minhyun-ah!” teriak seseorang, Minhyun menoleh
kearah orang itu dan menemukan Sungyeon, Sehun, Raehyun dan juga Yejun yang
sedang berlari kearahnya.
Sungyeon langsung berlari mengikuti petugas rumah sakit yang membawa Taehyung, sedangkan Yejun, Raehyun dan Sehun hanya diam menatap Minhyun yang tampak masih shock dengan kejadian tadi.
Sungyeon langsung berlari mengikuti petugas rumah sakit yang membawa Taehyung, sedangkan Yejun, Raehyun dan Sehun hanya diam menatap Minhyun yang tampak masih shock dengan kejadian tadi.
“B-baekhyun hyung, dia kenapa? Ada apa? Kenapa
pistol nya menjadi pistol sungguhan?” Tanya Minhyun dengan suara bergetar.
Sehun menghela nafasnya lalu memegang pundak Minhyun. “Baekhyun sunbae kemana?”
Sehun balik bertanya. Minhyun menundukkan kepalanya lalu menggeleng.
“Dia langsung berlari begitu saja.” Jawab Minhyun.
Yejun menoleh kearah Sehun lalu menghela nafasnya berat.
“Sehun-ah, ayo cari Baekhyun. Dan kalian, pergilah
ke rumah sakit.” Ujar Yejun. Sehun melirik kearah Yejun lalu memasang wajah
tidak suka. Demi apapun ia ingin sekali memprotes laki-laki tersebut, tapi ini
bukan saat yang tepat. Lagipula Sehun yakin jika Yejun melakukan hal yang sama
dengan apa yang ia dan teman-temannya lakukan.
“Baiklah.” Ucap Raehyun, gadis itu menatap tubuh
Minhyun yang masih membeku lalu langsung menariknya begitu saja.
“Kita cari ke sekolah, lalu ke asrama. Dia tidak
mungkin jauh.” Ucap Sehun. Yejun menghela nafasnya lalu mengangguk pelan.
Sesaat kemudian kedua laki-laki itu berlari keluar dari ruang teater.
Jun yang sedari tadi memperhatikan mereka hanya
dapat tersenyum kecil dari ujung panggung. Ia menghela nafasnya lalu berjalan
mengikuti mereka berdua.
**)
Baekhyun berlari menelusuri sekolah nya yang sudah
cukup gelap. Nafas laki-laki itu terengah-engah, wajahnya penuh dengan peluh
dan juga air mata. Ia menatap kedua telapak tangannya sendiri lalu menggeleng
cepat.
“Aku membunuh Taehyung..” ucapnya pelan, sesaat
kemudian Baekhyun berteriak kencang. Ia terus menggelengkan kepalanya dengan
cepat sembari berjalan dengan langkah gontai.
“Hei.” Panggil seseorang, Baekhyun menghentikan
langkahnya lalu menoleh ke belakang. Laki-laki itu sedikit menyipitkan matanya
saat mendapati seseorang sedang berdiri sekitar 10 meter darinya. Wajah orang
itu tidak terlihat jelas karena kondisi sekolah yang cukup gelap. Orang itu
menyeringai kecil lalu mengangkat tangannya dan mengarahkan sesuatu kearah
Baekhyun.
Sedetik kemudian terdengar suara tembakan
berulang-ulang disusul dengan tubuh Baekhyun yang terjatuh dengan kondisi
kepala yang pecah.
TBC..
Holaaaaa~
Saya kembali. Maaf chapter ini update nya lama, maaf
banget, saya sedang stress mikirin nilai /yaterus.
Btw chapter ini makin aneh ya? Hihi maaf, saya
terkena wb beberapa saat :’)
Maaf juga kalau chapter ini pendek (chapter
sebelumnya juga pendek sih..) dan tambah jelek.
Ngomong-ngomong, apa ada yang bisa nebak pelaku nya
siapa? Ngahahaha /ketawa setan./
Jadi… rcl please o/
/ambil pistol Baekhyun//tembak kepala
sendiri//menghilang/
Pelakunya Junyoung ya thor...?
BalasHapusCritanya daebak.. Aku suka alurnya...
Keep write ne thor..
Ditunggu chap slanjutnya.. ^^