Title:Goodbye.
|| Genre:Romance, AU, um- angst?|| Rate:PG13||Length:Ficlet||:Hanbirochan||
Cast: B.A.P Jung Dae Hyun and Choi Jun Hong. || Support cast: GLAM Lee Miso,
Choi Jun Hee (Juniel) and B.A.P Yoo Young Jae.
Summary:
Have
you ever been in love?
I’ll show you the other side of the sweetest feeling called love. However, sebuah cerita tidak selalu berakhir bahagia.
I’ll show you the other side of the sweetest feeling called love. However, sebuah cerita tidak selalu berakhir bahagia.
**)
Be
happy, it’s okay for me. Don’t worry about my pain and my tears.
Laki-laki dengan kulit putih pucat itu tersenyum
kecil pada gadis dihadapannya. Tangan nya terangkat untuk menyentuh pipi gadis
tersebut, dengan perlahan tangan pucat itu mengelus pipi tersebut dengan sangat
lembut; seolah gadis dihadapannya ini sangatlah rapuh, dan ia harus melindunginya.
Apapun yang terjadi, tidak boleh ada yang menyakiti gadis itu.
“Miso, uljima.” Ucap laki-laki itu pelan, raut
wajahnya berubah seketika saat melihat sebuah cairan bening keluar begitu saja
dari kedua kelopak mata gadis dihadapannya. Wajah laki-laki itu tampak
khawatir, kecewa, dan menyesal.
“Kau tahu aku tidak suka melihatmu menangis, Miso-ya. Uljima.” Tangan kiri laki-laki itu mengelus pelan rambut gadis yang ia panggil Miso tersebut, seulas senyum masih terukis diwajah nya. Sebuah senyuman tipis dan sedikit miris. “Panggil aku nuna, Junhong bodoh.” Miso menghapus air matanya lalu hendak menjitak laki-laki dihadapannya. Namun sayang, Junhong terlalu tinggi untuk dapat Miso jangkau. Begitupun sebaliknya, Miso terlalu jauh untuk dapat Junhong raih.
“Kau tahu aku tidak suka melihatmu menangis, Miso-ya. Uljima.” Tangan kiri laki-laki itu mengelus pelan rambut gadis yang ia panggil Miso tersebut, seulas senyum masih terukis diwajah nya. Sebuah senyuman tipis dan sedikit miris. “Panggil aku nuna, Junhong bodoh.” Miso menghapus air matanya lalu hendak menjitak laki-laki dihadapannya. Namun sayang, Junhong terlalu tinggi untuk dapat Miso jangkau. Begitupun sebaliknya, Miso terlalu jauh untuk dapat Junhong raih.
“Hahahaha dasar pendek, tidak mau. Sudahlah, jangan
menangis, kau cengeng sekali.” Junhong tertawa pelan, laki-laki itu
mengacak-ngacak rambut Miso dengan cukup keras; membuat wajah gadis yang lebih
tua satu tahun darinya tersebut menggerutu pelan sembari menekuk wajahnya.
“Aku tidak pendek! Kau saja yang terlalu tinggi!”
ujar Miso sembari menendang kaki Junhong dengan cukup keras, dan tendangannya
tersebut berhasil membuat Junhong berteriak kesakitan.
“Yak! Sakit!” Junhong memberikan deathglare nya kearah
Miso, sedangkan sang tersangka hanya dapat tertawa puas. “Aku heran kenapa Jin
hyung bisa menyukai gadis sepertimu.” Tambah Junhong. Entah kenapa perasaan
Junhong sedikit sedih saat mengucapkan kalimat tadi.
“Itu karena aku cantik, tentu saja. Hahahaha ah
Junhong-ya, aku senang sekali, makanya tadi aku menangis.” Miso bersorak
senang, sebuah senyuman kebahagiaan diwarnai kedua pipi nya yang merona membuat
gadis dengan rambut pendek tersebut terlihat sangat manis. “Kau tahu? Jin oppa
romantic sekali. Seharusnya kau sepertinya, Junhong-ya, pasti banyak yeoja yang
ingin menjadi kekasih mu.” Ucap Miso. Junhong tersenyum kecil.
Tapi
aku menginginkanmu, Miso.
“Aku tahu aku tampan, Miso-ya, sekarang saja sudah
banyak yang mengejarku.” Ujar Junhong dengan nada bangga. “Jadi, apa ada hadiah
untuk sahabat ter-tampan mu ini dihari istimewa seperti sekarang?” Tanya
Junhong.
Miso tersenyum manis, dengan segera lengan kecil
gadis itu meraih tangan kanan Junhong.
“Tentu! Tapi tidak sekarang, ya? Aku ada janji dengan Jin oppa, um- aku akan membawakanmu oleh-oleh. Bagaimana? Kau mau apa?” Tanya Miso sembari bergelayut manja dilengan Junhong, sebuah kebiasaan yang tidak pernah hilang dari seorang Lee Miso.
Namun ada yang berbeda kali ini, biasanya Junhong akan dengan senang hati menerima perlakuan manja dari Miso, dan sekarang laki-laki dengan tubuh jangkung itu menepis tangan Miso lalu sedikit menjauh dari gadis tersebut. “Tidak apa-apa, bawakan aku pizza, ne? Bersenang-senanglah!” Junhong tersenyum lebar sembari kembali mengacak-ngacak rambut Miso.
“Tentu! Tapi tidak sekarang, ya? Aku ada janji dengan Jin oppa, um- aku akan membawakanmu oleh-oleh. Bagaimana? Kau mau apa?” Tanya Miso sembari bergelayut manja dilengan Junhong, sebuah kebiasaan yang tidak pernah hilang dari seorang Lee Miso.
Namun ada yang berbeda kali ini, biasanya Junhong akan dengan senang hati menerima perlakuan manja dari Miso, dan sekarang laki-laki dengan tubuh jangkung itu menepis tangan Miso lalu sedikit menjauh dari gadis tersebut. “Tidak apa-apa, bawakan aku pizza, ne? Bersenang-senanglah!” Junhong tersenyum lebar sembari kembali mengacak-ngacak rambut Miso.
“Baiklah! Aku pergi dulu, ne?” Miso tersenyum kecil.
“Oh ya, aku tahu kau akan sangat kesepian karena mulai sekarang akan ada
laki-laki lain selain kau yang ada dihatiku. Tapi percayalah, selamanya kau
akan tetap menjadi sahabat terbaikku.” Ujar Miso sembari terkekeh pelan, gadis
itu melambaikan tangannya lalu langsung berlari begitu saja. Junhong tersenyum
miris.
“Tentu, selamanya.
Selamat tinggal.”
**)
Too
late, right? I’m sorry.
“Jadi, sampai kapan kau akan terus memperhatikannya
seperti ini, Daehyun-ah?”
Yoo Youngjae, laki-laki itu menghembuskan nafasnya
pelan lalu duduk disamping sahabatnya yang kini tengah sibuk dengan dunia nya
sendiri; menatap seorang gadis yang tampak sedang focus membaca sebuah buku
tebal. Daehyun tidak menghiraukan ucapan sahabatnya tersebut, seolah tersihir
oleh gadis tersebut; Daehyun terus menatap gadis itu tanpa berkedip –oke ini
berlebihan. Matanya yang sudah min
dapat iritasi jika tidak berkedip selama itu.
“Sampai aku bosan, mungkin.” Ujar Daehyun pada
akhirnya, laki-laki itu menoleh kearah Youngjae lalu tersenyum dengan wajah
bodohnya. “Junhee sangat cantik, ka-“
“Dia tunangan sepupu mu, Daehyun. Ingat. Dia milik
Baekhyun.” Ucap Youngjae –memotong ucapan Daehyun. Laki-laki itu menghembuskan
nafasnya pelan. Jika boleh jujur, ia kasihan pada seorang Jung Daehyun –yang
notabene nya adalah sahabatnya sejak kecil. Mengharapkan seseorang yang sudah
jelas-jelas telah dimiliki oleh orang lain. Itu sangatlah bodoh.
Daehyun mendengus pelan, ia mengalihkan pandangannya
kearah Youngjae lalu menatap sahabatnya tersebut dengan tatapan yang tidak
dapat diartikan. “Seharusnya aku yang memilikinya, bukan Baekhyun hyung, atau
siapapun.” Ujar Daehyun.
“Kalau bukan karena Chanmi sialan itu –ah,
sudahlah.” Daehyun mengacak-ngacak rambutnya pelan, laki-laki itu terlalu malas
–dan juga merasa bersalah- saat mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu.
Disaat seharusnya ia meminta Junhee untuk menjadi kekasihnya, bukannya hanya sekedar
mengutarakan perasaannya dan setelah itu menghilang begitu saja.
“Itu salahmu, Daehyun. Bukan Chanmi.” Ucap Youngjae,
ia menoleh kearah Junhee yang tampak masih focus dengan buku yang ia pegang.
“Dulu kau juga menyukai Chanmi, ingat? Seharusnya kau bisa memilih, bukannya-“
“Aku tahu aku salah.”
“Dulu Junhee menyukaimu, sangat menyukaimu.”
“Tapi kenapa ia tidak menunggu ku dan malah menerima
Baekhyun?” Bukan seorang Jung Daehyun namanya jika mengalah pada Youngjae.
Daehyun sadar dan paham betul jika ini semua adalah kesalahannya, semua yang ia
lakukan dulu kini berimbas pada dirinya sendiri. Karma.
Namun tetap saja, Daehyun tidak suka jika Youngjae terus saja mengungkit masa lalu nya. Daehyun tahu jika dulu Junhee menyukainya –gadis itu yang memberitahunya sendiri- ia juga tahu jika Junhee cemburu dan tidak suka pada sikap Daehyun yang terlalu baik pada Chanmi –dengan terang-terangan laki-laki itu bicara bahwa aku menyayangi Chanmi, apapun yang terjadi. Itu menyebalkan.
Namun tetap saja, Daehyun tidak suka jika Youngjae terus saja mengungkit masa lalu nya. Daehyun tahu jika dulu Junhee menyukainya –gadis itu yang memberitahunya sendiri- ia juga tahu jika Junhee cemburu dan tidak suka pada sikap Daehyun yang terlalu baik pada Chanmi –dengan terang-terangan laki-laki itu bicara bahwa aku menyayangi Chanmi, apapun yang terjadi. Itu menyebalkan.
“Kau ingin Junhee menunggu sesuatu yang tidak
pasti?”
“….Terlalu rumit, Youngjae-ah. Kenapa kau jadi
memojokkanku seperti ini?” Daehyun kembali mengacak rambutnya frustasi. Ia
menatap Youngjae dengan tatapan sebal lalu menghembuskan nafasnya pelan.
“Bagaimanapun, aku akan tetap memperhatikannya.” Ujar Daehyun. Untuk menebus rasa bersalahku,
Seulas senyuman miris tergores diwajah Daehyun.
“Meski aku tahu rasanya akan sangat sakit.”
“Selamat tinggal, Junnie.”
**)
Ta-daaa! Ini ff selingan /? Selama nyari ilham buat
ngelanjutin ff confession sama summercase. Gimana? Jelek ya? Iya tahu kok
aokaok.
Dan ah, saya tidak pintar membuat cerita romance
–meski sebagian besar fanfict saya ber genre romance /slapped/
Dan fanfict ini baru pembukaan. Jadi ceritanya masih uhuk manis dan tidak terlalu angst –saya rasa.
Dan fanfict ini baru pembukaan. Jadi ceritanya masih uhuk manis dan tidak terlalu angst –saya rasa.
Anyway, rencananya ff ini akan saya bikin ber
series. Jadi dalam satu postingan ada 2 ff drabble dengan cast anak B.A.P!
/mainin drum//ditendang reader.
Jadi, comment please ‘-‘)/
Kamsahamnida~
22/10/2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
[!!] Gunakan bahasa yang sopan. Terima kasih.