Pemuda dengan rambut pirang itu terus menggigit bibirnya sendiri hingga sebuah cairan anyir berwarna merah pekat menetes dari ujung bibirnya. Iris matanya menatap objek didepannya dengan tatapan datar, sesaat kemudian seulas senyuman terukis diwajahnya.
"Hyung." Panggilnya lirih, tubuhnya bergetar hebat, tidak lama kemudian ia tertawa dengan cukup keras.
"Aku menang." ujarnya dengan suara layaknya anak kecil. Kaki panjangnya melangkah dengan perlahan, melewati ongokan daging berbentuk manusia yang tergeletak begitu saja didepannya. Indera penciuman milik pria pirang itu seolah tidak menghiraukan bau anyir yang terasa begitu pekat di ruangan tersebut.
"Shim Yejun menang. Aku menang." ujarnya lagi, senyuman diwajahnya semakin lebar saat merasakan kaki nya ditarik oleh sesuatu. Ia menoleh ke belakang dan menemukan seorang pria yang sudah berlumuran darah tengah memegang kakinya.
"Jinon hyung, kau masih hidup ternyata." ucap Yejun datar, ia berjongkok didepan Hyung nya tersebut lalu menatap wajah sang leader dengan tatapan yang tidak dapat diartikan. Jinon mengerang pelan, dengan susah payah ia mencoba membuka mulutnya; namun tidak ada sedikitpun suara yang keluar.
"Kau ingin bersenang-senang lagi, Hyung? Nanti saja, aku harus mencari Raehyun hyung dulu. Dia pasti sudah tidak sabar untuk bermain denganku." ujar Yejun. Ia melirik kearah sebuah pisau yang berada disebelah Jino, seulas senyum terukis diwajah Yejun.
"Kau mencabutnya sendiri? Wah, perutmu pasti sangat sakit, Hyung." Yejun meraih pisau tersebut lalu memainkannya, ia melirik kearah Jino lalu kembali tersenyum. "Kau tahu, Hyung? Aku sangat menyukai matamu." ujar Yejun.
Jinon menelan ludahnya, tubuhnya bergetar hebat. "K-kau.." ucap Jinon dengan suara parau, tangan kanannya menekan perutnya yang terus mengeluarkan darah.
"Tapi aku lebih menyukai mata Raehyun Hyung," Yejun beranjak lalu mengangkat pisau yang ia pegang, sesaat kemudian ia menjatuhkan pisau tersebut tepat diatas kepala Jinon. Sesaat kemudian aroma darah segar kembali menyeruak.
Yejun tersenyum tipis, ia kembali mengambil pisau tersebut lalu melangkahkan kakinya dengan senang sembari bersenandung kecil.
"Selamat tinggal, hyung."
**
P.s;Yejun as a psychopath! Yaatha! /dibunuhforu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
[!!] Gunakan bahasa yang sopan. Terima kasih.