"Bagaimana jika aku bukan gadis baik-baik?"
"Siapa peduli?"
Aku menghembuskan nafasku berat mendengar jawaban Kwangyeon. Dia menyebalkan, sungguh. Rasanya ingin sekali aku memukulnya dengan kursi.
Aku menatapnya yang masih duduk diatas meja ku, senyuman aneh masih terukis diwajah bodohnya.
Aku akui, teman sekelasku ini memang tampan -dia seorang ulzzang, omong-omong.- namun dia menyebalkan. Hampir setiap hari dia mengikutiku, dan tadi dia memintaku untuk menjadi kekasihnya. Oh andai membunuh orang bukanlah sebuah dosa besar.
"Aku bersungguh-sungguh." ujarnya, ia menghembuskan nafasnya lalu turun dari meja ku. Iris mataku mengikuti setiap gerak-geriknya; takut jika ia melakukan hal bodoh yang mungkin dapat membuat kami berdua dalam masalah.
"Hei jawablah! Kau pikir kenapa aku selalu mengikutimu?" Kwangyeon mengacak-ngacak rambutnya kasar. Aku menghembuskan nafasku lalu meraih ransel ku dan langsung berjalan melewatinya begitu saja.
"Hei, nona!" satu lagi yang tidak aku sukai dari laki-laki dengan marga Kim ini; dia selalu memanggilku 'nona'.
Aku mendengus pelan sembari memasang headset ku tanpa menghiraukan panggilannya.
"Neon joheun saramilkka? Animyeon tto eotteonga? Imi nan ppajyeobeoryeonneunde~" Kwangyeon bersenandung dengan suara lantang sembari tetap mengikutiku dari belakang, tampaknya ia tidak sadar jika beberapa murid memperhatikan kami sembari tersenyum kecil. Sial.
Aku menghentikan langkahku saat sudah berada didepan gerbang. Aku membalikan badanku hingga berhadapan dengan Kwangyeon lalu mendengus pelan.
"Apa maumu?" tanyaku dengan nada kesal.
"Nona, kau sudah tahu apa yang aku inginkan." Kwangyeon kembali tersenyum, ia mengedarkan pandangannya lalu merentangkan tangannya.
"Jung Ae Ri, would you be mine?" Kwangyeon berteriak dengan suara lantang. Dan kini tatapan semua orang tertuju padaku dan dia.
"Kau..." aku mengepalkan tanganku saat semua orang yang berada di sekitar kami bertepuk tangan sembari berteriak. Memalukan.
".....Idiot!" Aku menendang lutut Kwangyeon lalu langsung berlari meninggalkannya begitu saja.
"Nona! Kau mungkin bisa lari sekarang, tapi ingatlah; tidak peduli seberapa cepat kau menjauh, aku akan terus mengejarmu. Nona, saranghae." Kwangyeon kembali berteriak. Aku tersenyum kecil sembari terus mempercepat langkah ku.
End.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
[!!] Gunakan bahasa yang sopan. Terima kasih.