Cover by Anonymous. Thanks! |
Title:Double Date.
Author:Hanbirochan&Dayenandira.
Genre:AU,Romance,Fluff.
Length:Oneshot.
Rate:PG13.
Cast:
Jeon Jeongguk/Jungkook BTS.
Park Rae Hyun (OC)
Park Sung Yeon (OC)
Byun Baek Hyun (EXO-k)
N/B: Sequel Never Ending Story. Dan ya kali ini saya kembali ber-duet bersama kak dayen tercinta
Dan fyi aja, kaday adalah teman saya dan saya kenal dia di rpw. Kita temenan sampai rl dan jujur aja dia udah kaya kakak saya sendiri /peper ingus/
Well mau baca BaekYeon vers? Check babymatokii.wordpresss.com
“rae..” panggil sungyeon. Rae hanya mendongak lalu melanjutkan aktifitas memotong kuku nya yang sempat tertunda.
“wae eon?” Tanya rae.
“aku sudah resmi dengan baekhyun.” Ucap yeon sambil tersipu. Ia menenggelamkan kepalanya di bantal yang sedari tadi ia taruh di pangkuannya. Rae menghentikan aktifitasnya lalu menatap eonni-nya dengan tatapan yang sulit di artikan.
“jinjja?” sung yeon hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.
“tapi rae aku ingin sesuatu.” Sung yeon membenarkan posisi duduknya lalu berhadapan dengan rae.
“sesuatu? Apa itu?” Tanya rae lalu menghentikan aktifitas memotong kukunya.
“bagaimana kalau besok kita double date?” ujar sung yeon dengan nada berbinar.
“aku kan tidak punya pacar eon, lalu aku hanya menjadi kambing hitam di antara kalian begitu? Cih.” Ujar rae tak acuh.
“yak! Kau sama jungkook. Aku rasa kalian berdua cocok.”
“yak! Eonnie! Aku dan dia hanya sebatas teman kok! Tidak lebih sungguh! Dan kenapa aku harus double date dengan dia? “
“aish sudahlah, kapan lagi kita bisa double date bersama? Ayo lah rae sekali ini saja. Aku mohon.” Pinta sung yeon dengan nada memelas.
“andwe. Aku tidak mau.”
“rae jebal.”
“andwe.”
“rae jebal. Bbuing bbuing.” Sung yeon melakukan bbuing bbuing andalan nya. biasanya dengan cara ini rae akan luluh.
“tsk. Hentikan eonnie. Aku jadi mual melihat kau seperti itu.”
“baiklah kalau tidak mau. Tapi besok kau harus menemaniku ke toko buku ne?”
“kenapa tidak bersama baekhyun oppa?”
“eonnie mau nya sama kamu.”
“arraseo. Dasar merepotkan saja. Sudah sana aku mau tidur.” Rae mendorong sung yeon untuk keluar dari kamarnya.
“sebaiknya aku menelfon baekhyun untuk rencana selanjutnya.” Sung yeon tersenyum puas lalu mengambil ponselnya dan menelfon baekhyun.
“yeobboseyo baek? Bagaimana dengan rencana kita?”
“rae tidak mau? Kalau tidak mau apa boleh buat kita ke rencana selanjutnya.” Ujar baekhyun di sebrang sana.
“iya dia menolaknya dengan keras. Baiklah kau telfon jungkook aku akan menangani rae.”
“arraseo. Aku tutup ne? anyeong.”
“ne anyeong.” Yeon memutuskan sambungan telfonnya. ia tersenyum puas akan rencana nya dengan baekhyun.
“semoga besok bisa berjalan lancar.” Ujar sungyeon lalu bersiap-siap untuk tidur karena, waktu sudah hampir larut.
Di sisi lain.
Baekhyun mengirim pesan untuk jungkook
Hey bocah! Bagaimana? besok kau akan menjalani rencana mu yang kau runding bersama ku waktu itu ?
Ne hyung! Aku tidak bisa menyimpan perasaan ini lama –lama.
Baiklah besok kita bertemu di toko buku di daerah myeongdong. Aku akan menjemputmu ke rumah mu ne.
Ne hyung. Gomawo.
Baekhyun tersenyum penuh arti. Semoga rencana kali ini tidak gagal batin baekhyun.
__________
“rae cepat! “ teriak sung yeon. Sudah lebih dari setengah jam yeon menunggu
rae ganti baju. Yeon yang sudah siap dengan balutan dress pink
selutut bermotif bunga dan sepatu wedges yang tidak terlalu tinggi,
berwarna senada dengan dress yang di kenakan nya dan tas kecil yang ia sampirkan
di bahu. Rae keluar dari kamarnya dengan balutan kaus yang ia masukan ke dalam
celana jeans pendek dan cardigan berwarna kuning lalu sepatu sneakers berwarna
putih. Rae terlihat cantik meskipun dandananya sederhana.“ayo jalan.” Ujar rae.
“ne.” ujar sung yeon dengan nada riang.
“memangnya eon mau membeli buku apa?” Tanya rae sambil berjalan di samping sung yeon.
“aku ingin lihat-lihat dulu kalau ada yang bagus ya.. aku beli.” Jawab sung yeon.
“toko buku yang dimana sih eon?” Tanya rae acuh. Sung yeon tidak menjawab pertanyaan rae malah sibuk berkutat dengan ponselnya. Rae hanya menghela nafasnya.
“tadi kau bilang apa rae?” Tanya sung yeon yang masih sibuk dengan ponselnya.
“tidak jadi.”
“lho eon itu bukannya jungkook dan baekhyun oppa ya.” Rae menunjuk ke arah dua pemuda yang sedang berjalan tidak jauh dari tempat mereka berdiri sekarang.
“masa sih?”
“iya eon, kita kesana aja yuk.” Ajak rae sambil menarik tangan sung yeon.
“jungkook, baekhyun oppa. Sedang apa kalian disini?” Tanya rae.
“wah sung yeon, rae kebetulan sekali bisa bertemu disini.” Ujar baekhyun.
“anyeong sung yeon noona, anyeong rae.” Sapa jungkook yang sedari tadi berdiri di samping baekhyun. Rae hanya tersenyum membalas sapaan jungkook.
“kalian mau kemana?” Tanya sung yeon.
“rencana nya aku mau ke toko buku.” Jawab baekhyun.
“ke toko buku? Wah kebetulan aku juga mau kesana.” Ujar yeon dengan girang.
“ayok yeon. Anggap saja ini kencan kita haha.” Ujar baekhyun sambil tertawa renyah.
“baiklah rae aku dan baekhyun mau ke toko buku. Kalian berdua terserah mau kemana. Kami duluan bye~” yeon dan baekhyun langsung melesat pergi dan meninggalkan dua manusia yang sedang menatap bingung satu sama lain.
“jadi, noona mau kemana?” Tanya jungkook memecah keheningan di antara mereka berdua.
“entahlah, aku bingung.”
“bagaimana kalau kita ke taman bermain yang berada di sebelah sana?” ajak jungkook sambil menunjuk ke arah pintu masuk taman bermain yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri sekarang.
“engh… baiklah.” Rae menyetujui ajakan jungkook. Jungkook menarik tangan rae dan berjalan di depan rae. Rae yang awalnya kaget hanya bisa diam membatu dan mengikuti jungkook.
Satu hal yang Rae pelajari hari ini; jangan pernah
percaya pada seorang gadis berwajah malaikat dan berhati iblis seperti Park
Sung Yeon. Seharusnya ia menyadari rencana kakaknya itu dari awal, seharusnya
ia tidak menyetujui untuk menemani Yeon ke toko buku, dan seharusnya lelaki
bermarga Jeon yang kini sedang berjalan disamping nya tidak berada disini.
Mungkin setelah ini Rae akan mendorong Yeon kedalam sumur atau melempar kakak
‘tersayang’ nya tersebut ke dasar sungai Han. Well, itu akan dilakukannya
nanti, sekarang yang terpenting adalah bagaimana caranya agar dia bisa terlihat
‘biasa saja’ dan tidak terlihat aneh ataupun memalukan dihadapan Jungkook.
“Wah jadi toko buku yang tadi dekat dengan taman
bermain seperti ini, ya.” Gumam Rae sembari menoleh kearah taman bermain yang
sangat luas. Jungkook menoleh sekilas kearah Rae lalu tersenyum kecil. Kini ia
dan Rae sedang berjalan di sekitar daerah yang cukup ramai, berjalan? Ya,
Jungkook masih kelas 1 SMA dan tidak diperbolehkan mempunyai kendaraan pribadi.
Sedangkan Rae? Kakak nya yang sangat menyebalkan itu tidak akan membiarkan adik
sialan kesayangannya ini mempunyai kendaraan sendiri, tidak akan.
“Noona, ayo.” tawar Jungkook sembari menghentikan
langkahnya tepat di depan pintu masuk taman bermain tersebut, laki-laki
berparas manis tersebut tersenyum lebar sembari menunjuk taman bermain itu
dengan antusias. Rae ikut menghentikan langkahnya lalu menoleh kearah Jungkook.
“Umm- baiklah,” ucap Rae. Jujur saja, ia tidak terlalu suka keramaian, namun ia
tak sampai hati untuk menolak tawaran Jungkook.
Jungkook tersenyum senang lalu langsung menarik tangan Rae begitu saja ke tempat pembelian karcis.
Jungkook tersenyum senang lalu langsung menarik tangan Rae begitu saja ke tempat pembelian karcis.
“Noona mau naik apa?” Tanya Jungkook saat mereka
berdua sudah berada di dalam taman bermain itu. Rae mengedarkan pandangannya
lalu menghembuskan nafasnya pelan. Rumah hantu? Tidak, terima kasih. Rae lebih
memilih lompat dari namsan tower daripada memasuki wahana seperti itu. Roller
coaster? Tunggu sampai sekolahnya hancur dengan Yeon berada didalamnya, baru
Rae akan mau menaiki wahana gila tersebut. “Terserah kau saja.” Ucap Rae pada
akhirnya.
Jungkook menoleh kearah Rae lalu menatap Rae dengan
tatapan yang tidak dapat diartikan. “Noona tidak suka, ya?” gumam Jungkook
dengan nada kecewa yang dibuat-buat. Dia tahu betul bagaimana sikap Rae yang
tidak enakan dan tidak mungkin menolak ajakan Jungkook.
Rae menoleh kearah Jungkook lalu menggelengkan kepalanya cepat. “T-tidak! Bukan begitu, hanya saja – ummm – aish.” Rae mengacak-ngacak pelan rambut nya, Jungkook terkekeh geli lalu ikut mengacak-ngacak rambut Rae.
Rae menoleh kearah Jungkook lalu menggelengkan kepalanya cepat. “T-tidak! Bukan begitu, hanya saja – ummm – aish.” Rae mengacak-ngacak pelan rambut nya, Jungkook terkekeh geli lalu ikut mengacak-ngacak rambut Rae.
“Hahaha ayo beli ice cream, setelah itu baru kita
putuskan akan naik apa.” Ucap Jungkook sembari tersenyum. Rae terdiam sesaat
lalu mengangguk pelan.
**)
“Noona! Ayo naik Roller coaster itu.” Jungkook
menarik-narik lengan Rae sembari menunjuk Roller coaster besar dengan antusias
layaknya anak kecil. Rae menelan ludahnya lalu menggeleng pelan, gadis itu
memakan ice cream cokelat yang ia pegang lalu menatap Jungkook dengan tatapan
yang tidak dapat diartikan. “Wae noona? Ayo habiskan ice cream mu dan kita naik
itu, pasti menyenangkan!” ujar Jungkook tetap antusias, tampaknya laki-laki itu
tidak menyadari wajah Rae yang kini berubah pucat.
“Tidak mau. Kita naik yang lain saja.” Ucap Rae
sembari menggelengkan kepalanya, Jungkook menatap heran kearah Rae lalu
memasang ekspresi seperti anak kecil.
“Yah noona! Ayolah.” Jungkook menarik-narik tangan
Rae sembari merengek, sedangkan Rae hanya dapat mendengus kecil saat beberapa
orang yang lewat tampak menoleh kearahnya dan Jungkook, beberapa orang tampak
tersenyum kecil sembari berbisik-bisik. Meski begitu Rae tetap dapat
mendengarnya.
“Hei
lihatlah, mereka lucu sekali, ya?”
“Pasangan
yang lucu sekali.”
“Wah
andai aku punya pacar semanis laki-laki itu.”
Dan omongan aneh lainnya. Rae menghembuskan nafasnya
pelan lalu mengacak-ngacak rambut Jungkook. “Arrayo, ayo.” Ucap Rae pada
akhirnya. Jungkook tersenyum senang lalu langsung menarik tangan Rae –lagi.
“Nuna, wajah mu pucat. Kenapa?” Tanya Jungkook
sembari melirik Rae yang duduk disampingnya, gadis itu memegang pengaman
dihadapannya dengan sangat erat. Keringat dingin tampak muncul di pelipis dan
wajah nya. Padahal Roller coaster ini belum melaju.
“A-aku takut.” Jawab Rae pelan. Jungkook terdiam
beberapa saat lalu meraih tangan Rae. “It’s alright, Nuna. I’m here.” ucap
Jungkook sembari mengelus pelan telapak tangan Rae yang basah oleh keringat
dingin. Entah kenapa kini Jungkook merasa bersalah saat melihat Rae, harusnya
ia sadar dari awal jika gadis yang lebih tua satu tahun dari nya ini menolak
untuk naik Roller coaster tersebut karena takut.
*
“Nuna, eottokhae? Tidak seburuk yang kau kira, kan?”
Jungkook merangkul pundak Rae saat mereka keluar dari wahana Roller coaster
itu, Rae menoleh kearah Jungkook, wajahnya sangat-sangat-sangat pucat, kontras
sekali dengan kantung hitam yang berada di bawah mata nya. Rae daridulu memang
kurang tidur, tidak jarang Yeon memarahi Rae karena itu, bagaimanapun juga, Rae
tetap adiknya meski gadis itu sangat menyebalkan dan juga dingin.
“Ya.” Ujar Rae pelan, tubuhnya masih sedikit bergetar. Saat naik Roller coaster tadi Rae terus menggenggam tangan Jungkook sembari berteriak keras, dan tampaknya Rae tidak tahu jika Jungkook menyadari hal itu dan terus tersenyum sedari tadi.
“Ya.” Ujar Rae pelan, tubuhnya masih sedikit bergetar. Saat naik Roller coaster tadi Rae terus menggenggam tangan Jungkook sembari berteriak keras, dan tampaknya Rae tidak tahu jika Jungkook menyadari hal itu dan terus tersenyum sedari tadi.
Jungkook menoleh kearah Rae lalu menggenggam
tangannya, laki-laki itu membawa –menarik, tepatnya- Rae kearah taman bunga yang
berada di taman bermain tersebut. Sebuah taman bunga yang cukup luas.
“Nuna, apa kau membawa kamera mu?” Tanya Jungkook sembari mendorong Rae untuk duduk di kursi taman, Rae mengangguk pelan lalu mengeluarkan sebuah kamera pocket dari dalam saku nya. Gadis itu memang selalu membawa kamera kemana-mana, entah itu kamera tua kesayangannya ataupun kamera pocket seperti sekarang. Rae menyerahkan kamera itu lalu memiringkan kepalanya. “Untuk apa?” Tanya Rae. Jungkook menerima kamera tersebut lalu tersenyum kecil.
“Nuna, apa kau membawa kamera mu?” Tanya Jungkook sembari mendorong Rae untuk duduk di kursi taman, Rae mengangguk pelan lalu mengeluarkan sebuah kamera pocket dari dalam saku nya. Gadis itu memang selalu membawa kamera kemana-mana, entah itu kamera tua kesayangannya ataupun kamera pocket seperti sekarang. Rae menyerahkan kamera itu lalu memiringkan kepalanya. “Untuk apa?” Tanya Rae. Jungkook menerima kamera tersebut lalu tersenyum kecil.
“Ayo berfoto bersama!” ujar Jungkook antusias, Rae
menaikan sebelah halisnya lalu menggeleng pelan. “Tidak mau.” Ucapnya.
Jungkook kembali memasang ekspresi seperti anak
kecil nya lalu duduk disamping Rae. “Harus mau! Aku memaksa, nuna.” Jungkook
menyalakan kamera tersebut lalu langsung merangkul Rae. Laki-laki itu tersenyum
puas saat melihat hasil foto-nya tersebut.
“Cih, tukang paksa.” Rae merebut kamera-nya lalu
melihat hasil foto tadi. Terdapat gambaran Jungkook sedang tersenyum manis, dan
Rae yang berada disamping Jungkook memasang ekspresi datar dengan wajah yang
pucat. Jelek sekali. Kenapa Jungkook tampak puas dengan foto ini?
“Jelek nya.” Ujar Rae sembari hendak menghapus foto
tersebut, namun Jungkook menahanya. “Kenapa dihapus?” Tanya Jungkook.
“Jelek.” Jawab Rae singkat. Jungkook mengangkat bahu
nya lalu tersenyum aneh. “Yasudah hapus saja, tapi nanti kita berfoto lagi,
ne?” ucap Jungkook. Rae menghembuskan nafasnya pelan lalu menghapus foto
tersebut.
“Habis ini kita naik apa lagi?” Tanya Rae sembari
mulai mengambil gambar dari objek yang menurutnya menarik. Meski hasil gambarnya
tidak akan sebagus dengan kamera kesayangannya, tapi setidaknya Rae bisa
menambah koleksi nya.
Jungkook tampak berfikir sejenak lalu mengangkat bahunya. “Entahlah, umm- bianglala?” Jungkook menunjuk sebuah kincir raksasa yang tampak sangat tinggi. Rae menoleh sekilas lalu mengangguk.
“Baiklah. Tapi aku lapar.” Ucap Rae sembari tetap focus pada kamera nya. Seulas senyum tipis terukis diwajahnya saat melihat hasil bidikan nya. Cukup bagus.
“Arra, aku juga lapar. Lagipula ini sudah waktu makan siang, umm- nuna mau makan apa?” Tanya Jungkook. Rae mengalihkan pandangannya pada Jungkook lalu tampak berfikir sejenak.
“Apa ada kebab disini?” Rae balik bertanya. Jungkook tersenyum kecil lalu mengangguk. “Tentu ada. Kita makan disini saja, kalau di restoran nya pasti sangat ramai.” Jawab Jungkook. Rae tersenyum kecil lalu mengangguk.
Jungkook tampak berfikir sejenak lalu mengangkat bahunya. “Entahlah, umm- bianglala?” Jungkook menunjuk sebuah kincir raksasa yang tampak sangat tinggi. Rae menoleh sekilas lalu mengangguk.
“Baiklah. Tapi aku lapar.” Ucap Rae sembari tetap focus pada kamera nya. Seulas senyum tipis terukis diwajahnya saat melihat hasil bidikan nya. Cukup bagus.
“Arra, aku juga lapar. Lagipula ini sudah waktu makan siang, umm- nuna mau makan apa?” Tanya Jungkook. Rae mengalihkan pandangannya pada Jungkook lalu tampak berfikir sejenak.
“Apa ada kebab disini?” Rae balik bertanya. Jungkook tersenyum kecil lalu mengangguk. “Tentu ada. Kita makan disini saja, kalau di restoran nya pasti sangat ramai.” Jawab Jungkook. Rae tersenyum kecil lalu mengangguk.
“Minum?” Tanya Jungkook lagi.
“Milkshake coklat.”
“Baiklah. Satu porsi kebab dan milkshake coklat akan
segera datang! Tunggu aku, nuna.” Jungkook mengacak-ngacak rambut Rae lalu
langsung berlari begitu saja.
Rae terkekeh pelan lalu kembali focus pada kamera
nya. Omong-omong, kemana Sungyeon dan Baekhyun?
Rae mendengus pelan sembari membayangkan apa yang dilakukan kakak nya tersebut dengan laki-laki bernama Byun Baekhyun itu. Ah, mereka pasangan baru, pasti mereka akan jalan-jalan, makan bersama, dan bermesraan. Menggelikan, membayangkannya saja Rae sudah ingin muntah. Dia benar-benar tidak terbiasa melakukan hal-hal seperti itu dengan seorang laki-laki. Kecuali dengan ke-7 temannya yang sudah ia anggap seperti saudara sendiri, sih. Jungkook salah satunya. Namun tampaknya ada yang berbeda dari Jungkook.
Rae mendengus pelan sembari membayangkan apa yang dilakukan kakak nya tersebut dengan laki-laki bernama Byun Baekhyun itu. Ah, mereka pasangan baru, pasti mereka akan jalan-jalan, makan bersama, dan bermesraan. Menggelikan, membayangkannya saja Rae sudah ingin muntah. Dia benar-benar tidak terbiasa melakukan hal-hal seperti itu dengan seorang laki-laki. Kecuali dengan ke-7 temannya yang sudah ia anggap seperti saudara sendiri, sih. Jungkook salah satunya. Namun tampaknya ada yang berbeda dari Jungkook.
Setelah sekitar 15 menit menunggu, akhirnya Jungkook
datang dengan makanan yang Rae pesan tadi. Laki-laki dengan rambut raven
tersebut duduk disamping Rae lalu menyerahkan bungkusan dan juga sebuah
milkshake coklat pada Rae.
“Ini, ayo makan!” ucap Jungkook.
“Ini, ayo makan!” ucap Jungkook.
“Ne.”
**)
Selesai makan, Jungkook dan Rae menaiki beberapa
wahana lagi seperti Bianglala dan sebagainya. Bahkan komidi putar pun mereka
tumpangi. Dan kini mereka berdua sudah keluar dari taman bermain tersebut dan
memutuskan untuk berjalan-jalan lagi.
Hari sudah mulai senja, latar langit yang tadi nya berwarna putih kini mulai tampak kemerahan.
Jungkook tersenyum kecil saat melihat wajah Rae yang tampak serius, hingga tiba-tiba saja handphone nya bergetar. Laki-laki itu menghembuskan nafasnya pelan sembari membalas pesan yang ia terima.
Hari sudah mulai senja, latar langit yang tadi nya berwarna putih kini mulai tampak kemerahan.
Jungkook tersenyum kecil saat melihat wajah Rae yang tampak serius, hingga tiba-tiba saja handphone nya bergetar. Laki-laki itu menghembuskan nafasnya pelan sembari membalas pesan yang ia terima.
“Nuna.” Panggil Jungkook. Rae yang tampak sedang
focus pada kamera nya menoleh sekilas kearah Jungkook. “Ya?” Tanya Rae.
Jungkook mendengus pelan. Sedari tadi perhatian Rae
hanya tertuju pada benda kecil itu, dan Jungkook tidak menyukainya. Dia merasa
seperti patung sekarang.
“Ada taman. Mau kesana?” Jungkook menunjuk sebuah
taman yang tampak tidak terlalu ramai, Rae melirik kearah taman tersebut lalu
mengangguk pelan. Taman yang cukup indah dan tampaknya sangat tenang.
“Baiklah.” Ujar Rae sembari berjalan mendahului Jungkook. Namun beberapa saat kemudian gadis itu menghentikan langkahnya saat melihat Jungkook tidak berada disampingnya, gadis itu menoleh ke belakang dan menemukan Jungkook sedang memainkan ponsel nya.
“Baiklah.” Ujar Rae sembari berjalan mendahului Jungkook. Namun beberapa saat kemudian gadis itu menghentikan langkahnya saat melihat Jungkook tidak berada disampingnya, gadis itu menoleh ke belakang dan menemukan Jungkook sedang memainkan ponsel nya.
Jungkook tersenyum kecil saat mendapat sebuah pesan singkat
dari salah satu makhluk yang merencanakan acara ‘jalan-jalan’ nya dan Rae hari
ini.
From:Baekhyun
Hyung.
Bagaimana? Apakah berjalan dengan sesuai
rencana? Jika iya, Kau harus berterima kasih kepadaku setelah ini. Dengan
mentraktir ku satu porsi lagsana kkk~. Dan pastikan kau akan menjadi
calon adik iparku ne? kkk~
Jungkook terkekeh pelan lalu membalas pesan
tersebut.
To:Baekhyun
hyung.
Traktir?
Nanti ya hahaha sial. Terima kasih, btw, Hyung. Sebentar lagi.
“Jungkook-ya, kau sedang apa?” Tanya Rae yang
melihat Jungkook tersenyum tidak jelas sembari melihat layar handphone nya.
Jungkook menoleh kearah Rae lalu langsung memasukan handphone nya kedalam saku
nya. “Ani, ayo.” Jungkook menghampiri Rae lalu langsung menariknya begitu saja.
“Tsk, jangan menarikku.” Rae melepaskan tangan
Jungkook lalu kembali focus pada kamera nya. Jungkook mendengus kecil lalu
kembali menarik tangan Rae.
“Apa?” Tanya Rae yang mulai kesal. Jungkook berjalan
mundur menjauhi Rae beberapa meter lalu tersenyum kecil.
“Nuna, ingat lagu yang aku buat untukmu?” tanya
Jungkook sembari terus berjalan mundur. Seketika juga wajah Rae sedikit memerah
saat itu juga, gadis itu memiringkan kepalanya lalu menatap Jungkook. “Kenapa?”
Rae balik bertanya. Jungkook menghentikan langkahnya lalu kembali tersenyum.
“Kau belum menjawabnya, nuna.” Ucap Jungkook.
“Nuna umm- Nan ajik eorijiman, hmm- neol jikyeo juga
shipeo. Waenya hamyeon, neol joha hanikka1.” Teriak Jungkook. Kini
mata semua orang yang berada di pinggir taman tersebut tertuju pada Rae dan
juga Jungkook, ada yang bertepuk tangan ada juga yang tersenyum melihatnya.
“Park Rae Hyun nuna, nae yeojachingu ga dweojullae?2”
teriak Jungkook lagi. Dan kini suara teriakan orang-orang terdengar cukup
nyaring.
Rae hanya dapat terdiam di tempat. Entah apa yang
dia rasakan. Malu? Sudah pasti. Senang? Terharu? Sepertinya perasaan aneh dan
senang yang kini mendominasi perasaan Rae. Ditambah teriakan orang-orang yang
menyuruhnya untuk menerima Jungkook. Oh, harus disimpan dimana muka Raehyun
sekarang?
“Jungkook-ya, kau gila.” Ucap Rae pada akhirnya.
Jungkook tersenyum kecil lalu menghampiri Rae.
“Aku tahu.” Ujar Jungkook. Laki-laki itu menatap Rae
dengan tatapan berharap lalu berlutut dihadapan Rae.
“Jadi..” Jungkook menggantungkan kalimatnya, ia
mengeluarkan sesuatu dari saku celana nya. Satu pasang kalung dengan sebuah
cincin yang saling bertautan. “Will you be mine, nuna?” Jungkook tersenyum
kecil sembari menyodorkan kalung tersebut.
“……..Ne.” ucap Rae pelan, namun Jungkook masih dapat
mendengarnya. Begitupun orang-orang disekitar sana. Dan kini suara teriakan dan
tepuk tangan kembali terdengar.
Jungkook beranjak lalu langsung memeluk Rae sekilas.
“Gomawo!” ucapnya senang, laki-laki itu menatap wajah Rae yang tampak memerah
lalu langsung menarik tangan Rae untuk memasuki taman begitu saja.
**)
Seperti apa yang telah diduga oleh Raehyun, taman
yang berada dipinggiran kota Seoul ini tidak terlalu ramai. Hanya ada beberapa
anak kecil, orang tua, dan para anak muda yang tampaknya sebaya dengan mereka
berdua. Raehyun menyusuri jalan setapak di taman itu dengan perlahan, sesekali
gadis itu mengarahkan lensa kamera nya kearah objek yang menurutnya menarik.
Tampaknya Rae sudah lupa kejadian beberapa saat yang lalu –disaat jantungnya serasa
berhenti sesaat dan wajahnya memerah layaknya kepiting rebus.
Jungkook menggerutu pelan, gadis nya terlalu sibuk dengan kamera nya. Cemburu, eoh?
“Kau akan mengambil jurusan apa saat kuliah nanti?” Tanya Jungkook mencoba memecah keheningan –sekaligus mengambil perhatian Raehyun yang sedari tadi hanya tertuju pada kamera yang dia pegang-, Raehyun menoleh kearah Jungkook lalu mengangkat bahu nya pelan.
“Entahlah. Psikolog atau sastra, kurasa.” Jawab Raehyun. Jungkook mengangguk pelan, seketika juga mimic wajahnya menjadi berubah. Dia belum siap berpisah dengan Raehyun. Tidak, dia tidak bisa membayangkan bagaimana kesehariannya di sekolah nanti tanpa Raehyun. Dia tidak bisa menghampiri Raehyun saat istirahat, mengajak Raehyun membolos, atau meminta Raehyun untuk mengajari nya saat ulangan akan tiba.
“Kau kenapa?” Tanya Raehyun saat melihat perubahan diwajah Jungkook, Jungkook segera sadar dari lamunannya lalu menghentikan langkahnya. Raehyun ikut menghentikan langkahnya lalu menatap Jungkook dengan tatapan heran.
“Kau tidak akan selingkuh kan saat berada di universitas nanti?” Tanya Jungkook dengan wajah polosnya. Raehyun terkekeh pelan, tampaknya ia tahu apa yang membuat ekspresi Jungkook tiba-tiba saja berubah.
“Menurutmu?” Raehyun tersenyum kecil, mengerjai Jungkook tidak apa-apa, kan?
Jungkook mendengus kecil lalu dengan reflex mengembungkan pipi nya.
“Kau tidak boleh dekat dengan namja lain!” ucap Jungkook. Sudah cukup ke-6 temannya yang lain dekat dengan Rae, mereka ber-6 saja sudah dapat membuat Jungkook cemburu, apalagi namja lain?
Raehyun terkekeh pelan lalu mengacak-ngacak rambut Jungkook.
“Kau lucu sekali Jungkookie,” Raehyun terus mengacak-ngacak rambut Jungkook sembari tertawa pelan. Jungkook mendengus kecil lalu menahan tangan Raehyun yang terus menerus mengacak-ngacak rambutnya. “Stop it, nuna. I’m not a child anymore.” Ucap Jungkook. Raehyun berhenti tertawa lalu memegang pipi Jungkook dengan kedua tangannya.
“Jinjjayo? Uri Jungkookie sudah besar, ne?” Raehyun membereskan rambut Jungkook yang berantakan akibat ulahnya lalu tersenyum kecil.
Jungkook terdiam beberapa saat, namun sedetik kemudian laki-laki itu mengangguk pelan. Dia meraih tangan kanan Raehyun lalu mengaitkan jari-jari tangan kiri nya diantara tangan Raehyun.
“Kkaja.” Jungkook menarik Raehyun yang masih terdiam.
Jungkook menggerutu pelan, gadis nya terlalu sibuk dengan kamera nya. Cemburu, eoh?
“Kau akan mengambil jurusan apa saat kuliah nanti?” Tanya Jungkook mencoba memecah keheningan –sekaligus mengambil perhatian Raehyun yang sedari tadi hanya tertuju pada kamera yang dia pegang-, Raehyun menoleh kearah Jungkook lalu mengangkat bahu nya pelan.
“Entahlah. Psikolog atau sastra, kurasa.” Jawab Raehyun. Jungkook mengangguk pelan, seketika juga mimic wajahnya menjadi berubah. Dia belum siap berpisah dengan Raehyun. Tidak, dia tidak bisa membayangkan bagaimana kesehariannya di sekolah nanti tanpa Raehyun. Dia tidak bisa menghampiri Raehyun saat istirahat, mengajak Raehyun membolos, atau meminta Raehyun untuk mengajari nya saat ulangan akan tiba.
“Kau kenapa?” Tanya Raehyun saat melihat perubahan diwajah Jungkook, Jungkook segera sadar dari lamunannya lalu menghentikan langkahnya. Raehyun ikut menghentikan langkahnya lalu menatap Jungkook dengan tatapan heran.
“Kau tidak akan selingkuh kan saat berada di universitas nanti?” Tanya Jungkook dengan wajah polosnya. Raehyun terkekeh pelan, tampaknya ia tahu apa yang membuat ekspresi Jungkook tiba-tiba saja berubah.
“Menurutmu?” Raehyun tersenyum kecil, mengerjai Jungkook tidak apa-apa, kan?
Jungkook mendengus kecil lalu dengan reflex mengembungkan pipi nya.
“Kau tidak boleh dekat dengan namja lain!” ucap Jungkook. Sudah cukup ke-6 temannya yang lain dekat dengan Rae, mereka ber-6 saja sudah dapat membuat Jungkook cemburu, apalagi namja lain?
Raehyun terkekeh pelan lalu mengacak-ngacak rambut Jungkook.
“Kau lucu sekali Jungkookie,” Raehyun terus mengacak-ngacak rambut Jungkook sembari tertawa pelan. Jungkook mendengus kecil lalu menahan tangan Raehyun yang terus menerus mengacak-ngacak rambutnya. “Stop it, nuna. I’m not a child anymore.” Ucap Jungkook. Raehyun berhenti tertawa lalu memegang pipi Jungkook dengan kedua tangannya.
“Jinjjayo? Uri Jungkookie sudah besar, ne?” Raehyun membereskan rambut Jungkook yang berantakan akibat ulahnya lalu tersenyum kecil.
Jungkook terdiam beberapa saat, namun sedetik kemudian laki-laki itu mengangguk pelan. Dia meraih tangan kanan Raehyun lalu mengaitkan jari-jari tangan kiri nya diantara tangan Raehyun.
“Kkaja.” Jungkook menarik Raehyun yang masih terdiam.
**
“Nuna.” Panggil Jungkook. Kini ia dan Raehyun sedang
duduk di salah satu kursi taman yang berada tepat disamping sebuah pohon yang
cukup besar. Raehyun yang sedari tadi focus pada kamera yang ia pegang menoleh
kearah Jungkook. “Ya?” Tanya Raehyun pelan. Jungkook menoleh kearah Raehyun
lalu memasang ekspresi yang tidak dapat diartikan.
“Pacarmu aku atau kamera itu?” Tanya Jungkook sembari melirik kearah kamera yang sedari tadi tidak pernah lepas dari Raehyun. Raehyun menaikan sebelah halisnya lalu terkekeh pelan.
“Kau cemburu?” Raehyun balik bertanya. Jungkook mendengus pelan lalu mengambil kamera yang Raehyun pegang, lak-laki itu memasukan kamera kecil tersebut kedalam sakunya.
“Ya! Apa yang kau lakukan?” Tanya Raehyun kesal. Jungkook melipat kedua tangannya didepan dada nya lalu memeletkan lidahnya.
“Sudah cukup kau menduakan aku dengan barang itu, Nuna.” Ucap Jungkook. Raehyun mendengus pelan lalu mendorong kepala Jungkook dengan cukup keras.
“Ya! Sakit!” Jungkook meringis pelan sembari mengelus kepalanya, laki-laki itu menoleh kearah Raehyun yang tampak sedang mengembungkan pipinya karena kesal. Jungkook terkekeh pelan lalu mengacak-ngacak rambut Raehyun.
“Ayo jalan-jalan lagi.” Ucap Jungkook sembari beranjak dari duduknya. Raehyun menggeleng pelan lalu melipat kedua tangannya. “Kembalikan kamera ku!” kata Raehyun. Jungkook mendengus kecil lalu menggeleng cepat.
“Tidak! Aku tidak mau barang kecil itu mengganggu kencan ku denganmu, Nuna.” Jungkook merengek layaknya anak kecil yang minta dibelikan balon oleh ibu nya.
“Kencan? Oh, jadi kau sudah tahu rencana Yeon eonni dan Baekhyun oppa, ya?” Raehyun menghembuskan nafasnya pelan lalu beranjak dari duduknya, gadis itu berdiri tepat dihadapan Jungkook lalu menendang kaki laki-laki yang lebih muda 1 tahun darinya tersebut dengan cukup keras. Cukup keras untuk membuat Jungkook meringis dan hampir tersungkur ke tanah.
“Pacarmu aku atau kamera itu?” Tanya Jungkook sembari melirik kearah kamera yang sedari tadi tidak pernah lepas dari Raehyun. Raehyun menaikan sebelah halisnya lalu terkekeh pelan.
“Kau cemburu?” Raehyun balik bertanya. Jungkook mendengus pelan lalu mengambil kamera yang Raehyun pegang, lak-laki itu memasukan kamera kecil tersebut kedalam sakunya.
“Ya! Apa yang kau lakukan?” Tanya Raehyun kesal. Jungkook melipat kedua tangannya didepan dada nya lalu memeletkan lidahnya.
“Sudah cukup kau menduakan aku dengan barang itu, Nuna.” Ucap Jungkook. Raehyun mendengus pelan lalu mendorong kepala Jungkook dengan cukup keras.
“Ya! Sakit!” Jungkook meringis pelan sembari mengelus kepalanya, laki-laki itu menoleh kearah Raehyun yang tampak sedang mengembungkan pipinya karena kesal. Jungkook terkekeh pelan lalu mengacak-ngacak rambut Raehyun.
“Ayo jalan-jalan lagi.” Ucap Jungkook sembari beranjak dari duduknya. Raehyun menggeleng pelan lalu melipat kedua tangannya. “Kembalikan kamera ku!” kata Raehyun. Jungkook mendengus kecil lalu menggeleng cepat.
“Tidak! Aku tidak mau barang kecil itu mengganggu kencan ku denganmu, Nuna.” Jungkook merengek layaknya anak kecil yang minta dibelikan balon oleh ibu nya.
“Kencan? Oh, jadi kau sudah tahu rencana Yeon eonni dan Baekhyun oppa, ya?” Raehyun menghembuskan nafasnya pelan lalu beranjak dari duduknya, gadis itu berdiri tepat dihadapan Jungkook lalu menendang kaki laki-laki yang lebih muda 1 tahun darinya tersebut dengan cukup keras. Cukup keras untuk membuat Jungkook meringis dan hampir tersungkur ke tanah.
“Ya nuna! Appo!” Ringis Jungkook sembari memegangi
kaki kanannya. Raehyun tersenyum senang lalu menjulurkan lidahnya. “Balasan
untukmu! Wee!” Raehyun tertawa senang melihat ekspresi Jungkook yang sedang
kesakitan, menurutnya itu lucu, sangat lucu.
Jungkook mendengus kecil lalu hendak menjitak Raehyun, namun gadis itu telah lebih dulu berlari meninggalkan Jungkook.
“Ya!” Jungkook ikut berlari mengejar Raehyun yang sudah cukup jauh darinya.
Jungkook mendengus kecil lalu hendak menjitak Raehyun, namun gadis itu telah lebih dulu berlari meninggalkan Jungkook.
“Ya!” Jungkook ikut berlari mengejar Raehyun yang sudah cukup jauh darinya.
**
Kini Rae dan Jungkook sedang berjalan berdampingan
sembari memakan ice cream. Tidak, hanya Rae yang memakan ice cream.
“Nuna,” panggil Jungkook sembari menoleh kearah Rae yang masih tampak sibuk dengan ice cream cokelat yang ia pegang. Jungkook menghentikan langkahnya, membuat Rae ikut menghentikan langkahnya lalu menoleh kearah Jungkook.
“Ya?” Tanya Rae. Jungkook menghampiri Rae mengusap pelan ujung bibir Raehyun. “Kau makan seperti anak kecil, eoh.” Ucap Jungkook, sejenak mata laki-laki itu ter focus pada bibir Rae. Hingga akhirnya ia tersadar lalu tersenyum kikuk.
“Nuna,” panggil Jungkook.
“Nuna,” panggil Jungkook sembari menoleh kearah Rae yang masih tampak sibuk dengan ice cream cokelat yang ia pegang. Jungkook menghentikan langkahnya, membuat Rae ikut menghentikan langkahnya lalu menoleh kearah Jungkook.
“Ya?” Tanya Rae. Jungkook menghampiri Rae mengusap pelan ujung bibir Raehyun. “Kau makan seperti anak kecil, eoh.” Ucap Jungkook, sejenak mata laki-laki itu ter focus pada bibir Rae. Hingga akhirnya ia tersadar lalu tersenyum kikuk.
“Nuna,” panggil Jungkook.
“Hm.”
“Saranghae.”
“Arrayo.”
“Apa kau mencintaiku?”
“Menurutmu?” Jungkook mendengus kecil saat mendengar
jawaban Rae. Laki-laki itu memasang ekspresi seperti anak kecil lalu
menarik-narik lengan Rae.
“Kenapa kau selalu bersikap dingin padaku? Nuna.” Gerutu Jungkook. Raehyun terkekeh pelan lalu mengacak-ngacak rambut Jungkook.
“Aku tidak dingin. Oh ya kalung tadi mana?” Tanya Rae. Seketika juga Jungkook tersenyum kecil lalu mengeluarkan kalung yang ia siapkan tadi dari saku celana nya. “Tadinya aku ingin memberikan ini padamu saat sudah pulang dari toko buku bersama Baekhyun hyung, tapi sepertinya rencana nya berubah. Hehe.” Ucap Jungkook –berbohong- sembari menyodorkan kalung tersebut kearah Rae.
“Kenapa kau selalu bersikap dingin padaku? Nuna.” Gerutu Jungkook. Raehyun terkekeh pelan lalu mengacak-ngacak rambut Jungkook.
“Aku tidak dingin. Oh ya kalung tadi mana?” Tanya Rae. Seketika juga Jungkook tersenyum kecil lalu mengeluarkan kalung yang ia siapkan tadi dari saku celana nya. “Tadinya aku ingin memberikan ini padamu saat sudah pulang dari toko buku bersama Baekhyun hyung, tapi sepertinya rencana nya berubah. Hehe.” Ucap Jungkook –berbohong- sembari menyodorkan kalung tersebut kearah Rae.
“Ada sepasang.” Ucap Raehyun sembari memperhatikan
kalung tersebut. Jungkook mengangguk.
“Sepasang dan cincin nya bisa saling bertautan satu sama lain.” Jungkook mengambil salah satu kalung tersebut lalu memakaikan nya pada Rae. “Artinya, kita tidak boleh berpisah sampai kapanpun. Kalaupun kita berpisah..” Jungkook menggantungkan kalimatnya saat sudah selesai memakaikan kalung tersebut. Laki-laki itu menatap wajah Rae lalu tersenyum kecil.
“Kita akan bersatu lagi. Bagaimanapun caranya. Karena aku yakin kita ditakdirkan untuk bersama, nuna.” Tambah Jungkook.
“Sepasang dan cincin nya bisa saling bertautan satu sama lain.” Jungkook mengambil salah satu kalung tersebut lalu memakaikan nya pada Rae. “Artinya, kita tidak boleh berpisah sampai kapanpun. Kalaupun kita berpisah..” Jungkook menggantungkan kalimatnya saat sudah selesai memakaikan kalung tersebut. Laki-laki itu menatap wajah Rae lalu tersenyum kecil.
“Kita akan bersatu lagi. Bagaimanapun caranya. Karena aku yakin kita ditakdirkan untuk bersama, nuna.” Tambah Jungkook.
Hening.
“Kau belajar berbicara manis seperti itu dari siapa?
Menggelikan.” Rae memasang tampang jijik. Dia tidak suka hal-hal seperti itu,
sungguh.
Jungkook hanya bisa terdiam mendengar balasan Rae atas ucapannya tadi.
Jungkook hanya bisa terdiam mendengar balasan Rae atas ucapannya tadi.
“Hei, kalian ada disini?” Tanya seorang gadis
sembari menghampiri Jungkook dan Rae. Kedua nya menoleh kearah sumber suara dan
menemukan sepasang makhluk yang sangat mereka kenal.
“Sungyeon nuna, Baekhyun hyung. Annyeong.” Jungkook
membungkukkan badannya kearah Yeon dan Baekhyun. Sedangkan Raehyun hanya dapat
memasang ekspresi datar.
“Hai, eonni sayang.” Ucap Rae dengan penekanan pada kata terakhir. Tampaknya ia benar-benar akan melempar Yeon kedalam sungai Han.
Yeon memasang wajah innocent nya lalu tersenyum polos. “Hehehe hai adik-ku, bagaimana kencan nya?” Tanya Yeon sembari mengedipkan sebelah matanya. Baekhyun yang berada disamping Yeon hanya dapat tersenyum kecil.
“Hai, eonni sayang.” Ucap Rae dengan penekanan pada kata terakhir. Tampaknya ia benar-benar akan melempar Yeon kedalam sungai Han.
Yeon memasang wajah innocent nya lalu tersenyum polos. “Hehehe hai adik-ku, bagaimana kencan nya?” Tanya Yeon sembari mengedipkan sebelah matanya. Baekhyun yang berada disamping Yeon hanya dapat tersenyum kecil.
“Menyenangkan, bukan? Aku, Jungkook dan Yeon yang
mengatur semuanya.” Ucap Baekhyun bangga. Tampaknya ia tidak menyadari tatapan
membunuh yang ditujukan Rae pada nya, Jungkook dan Yeon. Jungkook menoleh
kearah Rae lalu tersenyum kecil, laki-laki itu langsung merangkul Rae begitu
saja.
“Ne, gomawo!” ujar Jungkook senang. Rae menoleh
kearah Jungkook lalu menatapnya seolah mengatakan kau-ingin-kutendang-lagi?
“Hahaha mission completed!” ujar Yeon dan Baekhyun
bersamaan sembari ber high-5 ria.
“Cih, menyebalkan.” Gumam Rae sembari melepaskan
rangkulan Jungkook. Gadis itu menoleh kearah Yeon dan Baekhyun lalu menaikan
sebelah halisnya. “Kalian habis darimana?” Tanya Rae.
“Tentu saja berkencan, hah. Memangnya apalagi?” Yeon
tersenyum kecil kearah Rae. “Kalian juga, kan? Kalian darimana saja? Apa kalian
sudah berciuman?” Tanya Yeon. Gadis yang lebih tua beberapa tahun dari Rae dan
Jungkook tersebut tersenyum setan saat melihat wajah Jungkook yang memerah, sedangkan
Rae memasang ekspresi datar seperti biasanya.
“…..Ayo pulang.” Ujar Baekhyun yang mulai merasa
risih dengan ekspresi membunuh Rae. “Naik mobilku, kok. Kkaja.” Tambah Baekhyun
sembari tersenyum lebar.
**)
“YA PARK RAE HYUN! AMPUN! SEHARUSNYA KAU BERTERIMA
KASIH PADAKU!”
“APA? TIDAK AKAN, NAPPEUN EONNI! APA MAKSUDMU
MENINGGALKAN KU DAN JUNGKOOK BEGITU SAJA HAH?”
“SALAH KAU SENDIRI TERUS MEMENDAM PERASAANMU PADA
BOCAH ITU! AKU HANYA MEMBANTU!”
“MEMBANTU APA?”
“JUNGKOOK YANG MERENCANAKANNYA, BODOH!”
“……..HAAAA JEON JEONGGUK!”
Suara teriakan dan lemparan bantal, buku, dan
barang-barang lainnya menggema dari dalam rumah keluarga Park. Ya, kini Raehyun
sedang mengejar kakaknya sembari melemparkan buku komik, majalah, bantal,
guling, serta kardus yang entah ia dapat darimana.
End.
1:Nuna, though I’m still young. I want to protect
you, as for the reason it’s because I like you.
2:Would you be my girlfriend?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
[!!] Gunakan bahasa yang sopan. Terima kasih.