Title:Fool.
Author:Hanbirochan.
Length:2 shot.
Genre:AU,Romance,(failed) Angst.
Rate:T.
Cast:
Kim Myung soo.
Hong Yookyung.
N/B:Fanfic request-an kak WILLIAM. Mari bold dan italic nama fake tersebut agar sang tersangka puas.
Harusnya ini jadi drabble atau oneshot atau whatever. Tapi karena saya ngetik ini lewat hp dan apps blogger android pelit. Jadi ya.... Hoah.
Plagiat?
Die.
Yookyung menatap sebuah pintu berwarna putih dihadapannya dengan wajah gusar. Gadis itu menundukan kepalanya sembari menggigit bibir nya pelan, kedua tangannya memainkan ujung dress selutut berwarna putih yang ia kenakan. Yookyung mendongakan kepalanya. Ini sudah keputusannya. Demi kebaikannya dan dia juga, bukan? Meski jujur saja, ia tidak rela.
Yookyung kembali menghembuskan nafasnya -entah yang ke berapa kali. Dan dengan sedikit ragu gadis itu mengetuk pintu putih yang berada dihadapannya. Bodoh, mengingat apartement itu memiliki bel.
"Siapa?" suara teriakan seseorang dari dalam apartement tersebut memekakan indera pendengaran Yookyung. Untuk beberapa saat gadis itu terpaku. Rasanya sudah lama sekali ia tidak mendengar suara tersebut.
"Ini aku." ucap Yookyung. Beberapa saat kemudian pintu apartement itu terbuka, dan tampaklah seorang laki-laki sedang berdiri dihadapan Yookyung; menatapnya dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.
"Yookyung-ah. Kau kembali."
******
Dan disinilah mereka sekarang. Di dalam sebuah cafe. Mengambil tempat duduk diujung; dekat jendela yang langsung mengarah ke taman. Tempat favorit mereka untuk bertemu -dulu.
Yookyung menundukan kepalanya, gadis itu kembali menggigit bibir nya pelan. Rasanya hanya untuk melihat laki-laki dihadapannya saja sangat susah, tubuhnya terasa lemas dan jantung nya tidak akan berfungsi secara normal saat menatap kedua mata tajam itu. Dan pada akhirnya, ia hanya terdiam sembari menunduk seperti orang bodoh.
"M-myungsoo oppa." panggil Yookyung pelan, sangat pelan. Entah kenapa dada nya terasa begitu sakit dan sesak saat memanggil nama itu. Hanya memanggil nama nya saja sudah seperti ini, apalagi jika Yookyung mengutarakan kalimat yang sudah susah payah ia rangkai semalaman.
"Aku ing-"
"Aku merindukanmu." Myungsoo segera memotong ucapan Yookyung. Persetan dengan semua tara krama dalam berbicara. Myungsoo hanya ingin mengutarakan perasaannya, tidak lebih.
Yookyung kembali terdiam. Dia juga sangat merindukan laki-laki dihadapannya, sungguh. 6 bulan tidak bertatap muka ataupun mendengar suara Myungsoo, itu sangat menyiksa Yookyung.
"Bagaimana kuliah mu disana?" tanya Myungsoo, mencoba mencairkan suasana yang kembali terasa sedikit canggung. Yookyung tersenyum kecil, sangat kecil. "Baik. Oppa apa kabar?" gadis itu balik bertanya.
"Tidak terlalu baik, kau tahu keadaanku memburuk semenjak kau pergi." jawab Myungsoo sarkastis. Wajah Yookyung seketika berubah pucat. Sejahat itukah dia?
"Aku akan kembali ke Amerika besok. Pesawat ku berangkat pada pukul 9 pagi." ucap Yookyung. Gadis itu menghembuskan nafasnya pelan lalu menatap wajah Myungsoo sesaat. Tampan, tidak ada yang berubah. Hanya saja terdapat sebuah lingkaran hitam di bawah mata Myungsoo, terlihat sangat kontras dengan kulit putih nya.
"Ini terakhir kali nya aku ke Korea. Setelah ini aku akan menetap disana.." ujar Yookyung.
Myungsoo terdiam, dada nya terasa sangat sesak. Terakhir kali nya? Menetap? Itu artinya mereka tidak akan bertemu lagi, 'kan?
Myungsoo menundukan kepalanya.
"Kau bilang kau akan kembali 4 tahun lagi. Dulu kau bilang kita hanya akan 'break' selama 4 tahun dan setelah itu, setelah kita mencapai mimpi kita, aku akan melamarmu." ucap Myungsoo dengan suara meninggi. Dia masih mengingat janji nya 6 bulan yang lalu, janji yang ia buat dengan Yookyung. Setidaknya janji itulah yang membuatnya semangat untuk melanjutkan kuliah. Dia ingin kelak keluarga Yookyung dapat menerima nya.
"Maafkan aku." gumam Yookyung. Suara nya terdengar sedikit bergetar. Gadis itu menundukan kepalanya lalu memainkan ujung dress yang ia kenakan. Bodoh, Hong Yookyung bodoh, kenapa ia menangis disaat seperti ini? Kau terlihat sangat lemah. Yookyung mengambil nafas panjang lalu menghembuskannya pelan.
"Aku tidak ada pilihan lain. Selain itu kedua orang tua ku sudah mendapatkan calon suami untukku." ucap Yookyung.
Myungsoo kembali terdiam, tubuhnya terasa sangat kaku, dada nya terasa sakit dan sesak.
"Maafkan aku, oppa. Kau tidak pe-"
"Apa maksudmu?!" tanya Myungsoo dengan suara bergetar. Laki-laki itu menatap mata Yookyung dalam; berharap menemukan kebohongan dalam sorot mata Yookyung. Tapi hasilnya nihil. Gadis itu tidak sedang mempermainkannya.
"Kau bercanda, kan? Calon suami? Satu-satunya calon suami mu itu aku, Kyungie." ujar Myungsoo. Egois? Terserah, dari awal Yookyung memang milik Myungsoo, hanya miliknya. Setidaknya itulah yang ia pikirkan.
Yookyung menggenggam ujung dress nya kuat. Dia sudah mengira Myungsoo akan mengatakan itu. Dia tahu benar bagaimana watak laki-laki yang sudah bersama nya dari semenjak dia masuk sekolah menengah atas tersebut.
Yookyung menghembuskan nafasnya. Tidak ada cara lain.
"Kau pikir kau siapa?" tanya Yookyung. Gadis itu mendongakan kepala nya lalu menatap wajah Myungsoo yang tampak memerah, terlihat sangat menyedihkan.
"Aku sudah memikirkan ini semalaman. 4 tahun tidak cukup untukmu. Untuk kita berdua. Tidak ada yang menjamin jika aku akan bahagia bersamamu, bukan?" tambah Yookyung.
"Aku baru menyadari ini sekarang. Kasta ku terlalu tinggi untukmu. Aku ingin masa depan yang jelas bersama pria yang memang pantas untukku. Dan itu bukan kau. Kau terlalu rendah untukku." ujar Yookyung sarkastis. Gadis itu beranjak dari duduknya lalu menghembuskan nafas nya pelan.
"Selamat tinggal." ucap Yookyung sembari meninggalkan Myungsoo yang masih terdiam.
*****
08.00 KST.
Myungsoo membuka kedua matanya secara perlahan saat cahaya matahari menerobos masuk kedalam kamar ber-cat sapphire blue miliknya. Laki-laki itu menghembuskan nafasnya pelan lalu memegang belakang kepalanya. Pusing, sepertinya jam tidur nya yang (sangat) berantakan menjadi penyebab nya. Ditambah tadi malam dia tidak bisa tidur. Ucapan Yookyung terus berputar di otaknya, membuat Myungsoo terjaga semalaman.
Yookyung-nya tidak mungkin berkata demikian.
Yookyung-nya bukan orang yang memiliki pemikiran dangkal tentang 'kasta' dan semacamnya.
Myungsoo tahu itu.
Yookyung masih mencintainya. Oleh karena itu Myungsoo dengan lancang menyebut gadis berkulit putih pucat tersebut sebagai Yookyung-nya.
Myungsoo beranjak dari tempat tidur nya lalu melirik kearah jam yang berada di nakas disamping tempat tidurnya.
08.15
'Pesawatku berangkat pada pukul 9 pagi.'
Oh sial.
Dengan segera laki-laki yang masih mengenakan pakaian yang kemarin ia pakai (sebuah kaos berwarna putih dengan garis abu-abu serta jeans gelap) mengambil jaket nya lalu keluar dari pintu kamar apartement nya dengan terburu-buru.
Dia harus mencegah Yookyung-nya.
Dia harus meminta penjelasan.
Dan ya, sekarang dia benar-benar merutuki dirinya sendiri. Kenapa kemarin dia hanya diam? Kenapa kemarin dia tidak dapat mencegah Yookyung? Bodoh. Pengecut.
*********
08.50 KST.
@ Icheon airport.
Myungsoo mengedarkan pandangannya. Nafasnya tampak terengah-engah. Keringat dingin membasahi wajah tampan nya. Oh ayolah, dia berlari dari apartement nya sampai kesini. Gila? Memang. Dan salahkanlah gadis bernama Hong Yookyung yang telah membuatnya jadi seperti ini.
Laki-laki itu kembali mengedarkan pandangannya. Matanya sibuk mencari sosok yang tadi malam telah sukses membuatnya menangis semalaman. Bahkan ketika ada seseorang yang menabraknya, Myungsoo tampak tidak peduli. Bahkan untuk melihat wajah orang yang ia tabrak dan mengucapkan kata maaf saja ia enggan. Dia hanya ingin menemui Yookyung, itu saja.
Myungsoo melirik kearah jam tangan berwarna cokelat tua yang melingkar di pergelangan kiri nya. Hadiah dari Yookyung saat ulang tahun nya yang ke 20.
Matanya membelalak sempurna. Pukul 9 tepat.
Artinya Yookyung sudah pergi, kan?
Myungsoo terlambat.
Dia bahkan belum sempat mengucapkan selamat tinggal.
Tbc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
[!!] Gunakan bahasa yang sopan. Terima kasih.