BRAK!
Myungsoo membanting pintu apartement nya dengan sangat keras. Laki-laki itu mendengus pelan lalu menendang sofa yang berada dihadapannya.
"Kyungie-ah." gumam Myungsoo. Sesaat kemudian laki-laki itu tertawa pelan. Menertawai kebodohannya.
Laki-laki itu menjatuhkan tubuhnya ke sofa lalu menyalakan televisi nya -meski jujur saja, ia tidak sungguh-sungguh berniat menonton nya. Pikirannya kacau. Dia tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang.
Menyusul Yookyung ke Amerika? Itu gila. Dia bisa saja ditendang oleh kedua orang tua Yookyung.
Menyerah begitu saja? Oh ayolah, alasan Myungsoo tetap bertahan hanyalah Yookyung. Yookyung dan Yookyung. Hanya dia.
Myungsoo menatap televisi dihadapannya dengan enggan. Hingga tiba-tiba saja acara breaking news mengundang perhatiannya.
'Pesawat dengan nomor keberangkatan xxx dengan tujian Amerika yang terbang pada pukul 9 tadi meledak di udara tepat 5 menit setelah penerbangan. Alasan belum diketahui dan dipastikan semua penumpang dan awak pesawat tewas.'
Tubuh Myungsoo lemas.
Apa?
Pukul 9?
Amerika?
Tidak ada yang selamat?
Saat itu juga Myungsoo berlari keluar dari apartement nya.
******
09.30
Yookyung menyeret koper nya dengan tergesa-gesa.
Tidak mempedulikan sudah berapa banyak orang yang ia tabrak.
Gadis itu melirik kearah jam tangan berwarna putih yang melingkar di lengan kanan nya, sesaat kemudian Yookyung menghembuskan nafasnya pelan. Dia terlambat. Andai saja tadi malam dia tidak menangis semalaman mungkin dia tidak akan bangun kesiangan.
Salahkanlah laki-laki bernama Kim Myungsoo yang dengan kurang ajar nya terus mengusik pikiran Yookyung semalaman.
Yookyung menyesal.
Perkataannya kemarin tidak seharusnya ia lontarkan begitu saja. Myungsoo pasti sangat sakit hati mendengarnya.
Tapi apa boleh buat?
Jika tidak begitu Myungsoo tidak akan pernah melepaskannya.
Gadis itu mendengus pelan lalu melangkahkan kaki nya keluar dari bandara dengan lemas.
Diluar ia melihat banyak orang yang sedang mengerumuni sesuatu. Yookyung menaikan sebelah halis nya lalu menghampiri kerumunan tersebut.
"Permisi. Ada apa, ya?" tanya Yookyung pada seorang wanita paruh baya yang kebetulan melintas.
"Ah, ada korban tabrak lari. Tadi dia berteriak tidak jelas ditengah jalan sembari berlari, hingga tiba-tiba saja sebuah mobil menabraknya. Gila. Sayang sekali, padahal wajahnya sangat tampan." ujar wanita itu panjang lebar. Yookyung mengangguk paham lalu membungkukkan badannya pada wanita tersebut.
Dengan perlahan Yookyung menerobos kerumunan tersebut. Entah kenapa perasaannya tidak enak.
"Permisi." Yookyung berhasil menyelinap diantara orang-orang tersebut. Dan sekarang ia dapat melihat korban tabrakan tersebut dengan cukup jelas.
Itu...
Kim Myungsoo.
Dengan darah berceceran dimana-mana.
Itu dia.
Tubuh Yookyung seketika terasa lemas. Gadis itu menghampiri tubuh yang tampak sangat mengenaskan tersebut dengan perlahan. Tubuhnya terjatuh tepat disamping tubuh Myungsoo yang penub dengan darah.
"M-myungsoo - ya." ucapnya.
"Myungsoo oppa."
"BODOH! KIM MYUNGSOO BODOH!"
"APA YANG KAU LAKUKAN HAH?! BANGUN SEKARANG!"
"KIM MYUNGSOO DEMI TUHAN BANGUNLAH!" Yookyung berteriak histeris sembari mengguncang-guncangkan tubuh Myungsoo yang tampak sudah tidak bernyawa. Gadis itu memukul-mukul dada Myungsoo sembari meneriakan namanya berkali-kali; tidak mempedulikan noda darah yang kini menghiasi tangan dan pakaiannya.
"Myungsoo-ya..."
Tidak beberapa lama kemudian mobil Ambulance datang.
End.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
[!!] Gunakan bahasa yang sopan. Terima kasih.