Jumat, 03 Mei 2013

Hello and Goodbye.

Title:Hello and goodbye.
Author: @Hanbirochan.
Length:Two shoot.
Genre:AU, Romance, Angst.
Rate:T.
Cast:
Kim Myung Soo.
Kim Hana.
Etc.






Hello.












********************



Sebentar lagi musim dingin akan berakhir, namun suhu udara masih sangatlah dingin, meski tak sedingin beberapa minggu yang lalu tentunya.
Aku menghembuskan nafas pelan, membuat gumpalan asap kecil didepan wajahku. Aku tersenyum kecil lalu mengeratkan jaket berwarna cokelat tua yang kupaka. Aku akan melihatnya lagi hari ini. Ya, harus, aku harus melihatnya. Sudah kusiapkan kamera kesayanganku, kanvas serta alat-alat untuk melukis. Senyuman kecil kembali tergores diwajahku. Aku mengangkat semua barang-barang yang kubawa lalu mulai melangkahkan kaki ku dengan perasaan senang.


********************


Aku duduk dikursi taman berwarna putih yang mulai berkarat, kursi yang berada tepat disamping sebuah pohon err entahlah, aku tidak tahu pohon apakah ini haha yang pasti pohon ini cukup besar. Aku menyiapkan alat-alat untuk melukisku, kembali tersenyum kecil saat semuanya sudah siap.
Kulirik jam tangan berwarna hitam yang melingkar ditangan kiri ku, sebentar lagi pukul 3 sore, dan orang yang kunanti akan segera datang.
Aku mengambil kamera ku lalu mengedarkan pandanganku; mencari sosok yang sudah 6 bulan ini menarik perhatianku, ani, tampaknya memperhatikannya dari jauh sudah menjadi candu bagiku hahaha. Aku kembali teringat saat pertama kali aku melihatnya setengah tahun yang lalu, ditaman ini, dia tampak sedang bermain dengan beberapa anak kecil yang err memiliki sedikit 'kekurangan'. Dia tersenyum tulus kepada mereka, menari dan bermain bersama mereka, dan perilaku nya itu yang berhasil mengambil perhatianku.
Aku tersenyum saat menemukan sosok nya sedang berjalan dengan riang, dia mendorong seorang anak laki-laki yang berada di kursi roda. Aku kembali tersenyum lalu mengarahkan kamera ku dan langsung memotret nya. Hari ini dia memakai sweater berwarna putih dan celana panjang berwarna gelap. Simple, namun sangatlah cantik. Rambut cokelat panjang nya dia biarkan terurai. Ah, nampaknya kata 'cantik' tidak dapat menggambarkan nya, dia terlalu sempurna, sungguh.
Aku menurunkan kamera ku lalu melihat hasil jepretanku. Sempurna, senyuman kecil kembali tergores diwajahku.
Dan sekarang aku beralih ke canvas yang berasa dihadapanku, aku melirik kearahnya lalu mulai menggoreskan kuas ku.
Setengah jam berlalu dan sekarang lukisan ku sudah selesai, lukisan dirinya yang sedang berjongkok didepan kursi roda sembari memegang balon.
Aku menoleh kearahnya, dia tampak mendorong kursi roda anak laki-laki tersebut. Ah, sudah akan pulang? Padahal biasanya dia akan berada ditaman ini sampai pukul 5.
Aku membereskan alat lukis ku dan kameraku, hingga tiba-tiba handphone ku berbunyi. Aku mengambil handphone yang berada disaku mantelku lalu melihat siapa yang menelepon.
"Yeoboseyo, Myungsoo-ah."
"Ne, Gyu hyung? Wae?"
"Eodiga?"
"Ah, aku berada ditaman hyung."
"Kau bisa ke apartementku sebentar?"
"Tentu, tunggu aku."
"Ne."

*******





Seperti hari-hari sebelumnya, sore ini aku kembali ke taman itu. Kali ini aku hanya membawa kamera ku, aku akan kembali memotret nya. Tidak hanya itu, hari ini aku akan mengajaknya berkenalan. Ya, sudah cukup selama 6 bulan aku memperhatikannya dari jauh, aku ingin lebih dekat dengannya.
Aku berjalan menelusuri taman, sesekali mengambil gambar sesuatu yang menurutku menarik.
Aku mengedarkan pandanganku ; mencari sosoknya. Tentu, tujuanku kemari adalah untuk melihatnya, mendekatinya dan mengajaknya berkenalan. Ah, membayangkannya saja sudah membuatku gugup. Aku akan berhadapan dengannya, bersalaman dengannya, berbicara dengannya dan setelah itu kita berkencan. Omo, Kim Myung Soo, pikiranmu terlalu jauh.
Aku tersenyum senang saat menangkap sosoknya sedang duduk dikursi taman yang biasa kutempati, dia tampak sendirian. Ah, baguslah, aku akan lebih leluasa mendekatinya.
Aku melangkahkan kaki ku mendekat kearahnya, jika boleh jujur, jantungku berdetak dengan tidak karuan sekarang. Sungguh, aku sangatlah gugup.
"Bolehkah aku duduk disini?" tanyaku lembut sembari tersenyum kecil, dia menoleh kearahku lalu mengangguk pelan, senyuman kecil terukir di bibir mungilnya. God, jantungku seperti akan meledak saat ini juga.
Aku duduk disampingnya, menundukan kepalaku lalu menggaruk belakang kepalaku yang tidak gatal. Kim Myung Soo, apa yang kau lakukan? Kau terlihat sangat bodoh, ish.
Aku mengangkat kepalaku lalu menghembuskan nafasku perlahan, aku harus mengajaknya berkenalan, sekarang atau tidak selamanya.
Aku menoleh kearahnya lalu mengulurkan tangan kananku.
"Kim Myung Soo imnida, kau?" ucapku mencoba selembut mungkin, dia menoleh kearahku lalu memiringkan kepalanya. Aku tersenyum kikuk.
Dia tampak menundukan kepalanya tanpa membalas uluran tanganku. Aku menghembuskan nafasku dalam, kecewa.
"Kau tidak ingin berkenalan denganku ya." gumanku, dia mengangkat kepalanya lalu menggeleng cepat, dia mengibas-ngibaskan tangannya dihadapanku. Aku mengangkat sebelah halisku sembari menatapnya bingung.
Dia tampak menghembuskan nafasnya pelan lalu menggerak-gerakan tangannya. Untuk beberapa saat aku terdiam, hingga akhirnya aku mengerti.
"Kau tidak bisa berbicara?" ucapku hati-hati, dia mengangguk pelan lalu menundukan kepalanya. Aku mengangguk paham lalu tersenyum kearahnya.
"Bisakah kau memberi tahu nama mu dengan cara yang lain? Maksudku-" aku menghentikan ucapanku saat dia mengangguk pelan.
Dia menunjukku lalu mengangkat telunjuknya.
"Aku? Kim?" tanyaku, dia mengangguk lalu kembali mengangkat telunjuknya.
"Satu?" tanyaku pelan.
"Ah, Kim Hana?" ucapku, dia mengangguk lalu tersenyum.
"Nama yang bagus." ucapku sembari tersenyum kearahnya. dia -Hana- balas tersenyum kearahku.
Ah, akhirnya.





*****************

Sudah 2 bulan semenjak aku berkenalan dengan Hana, dia tinggal di panti asuhan bersama anak-anak lain yang err sama sepertinya.
Semakin lama aku semakin menyukainya, sungguh. Dia gadis yang sangat periang, meski aku beberapa kali sempat melihatnya tampak sedang melamun sendirian.
Sekarang, aku dan Hana sedang berada di panti asuhannya.
Aku tersenyum kecil melihat Hana yang tampak sedang bermain dengan beberapa anak berusia sekitat 5-7 tahun.
"Hana-ya." panggilku, Hana menoleh padaku lalu menatapku seolah mengatakan 'ada-apa?', aku tersenyum kecil lalu beranjak dan memberikannya isyarat untuk ikut denganku.

***************

Sekarang aku dan Hana berada ditaman yang biasa kami kunjungi. Aku dan dia duduk dikursi taman, seperti biasanya.
"Hana-ah." panggilku, aku menoleh kearahnya yang tampak sedang menyender sembari memejamkan matanya.
"Saranghae." ucapku. Hana membuka kedua mataku lalu menoleh kearahku ; menatapku dengan tatapan tidak percaya.
"Kau terkejut? Haha." ucapku sembari menatapnya, mengunci matanya.
"Aku sudah lama memperhatikanmu, Na-ya." ujarku.
"Sudah berbulan-bulan aku memperhatikanmu dari jauh, hingga akhirnya aku memberanikan diri untuk mengajakmu berkenalan."
"Na-ya, saranghae." ucapku lagi. Hana mengalihkan pandangannya lalu menggelengkan kepalanya cepat.
"Wae?" tanyaku. Hana menoleh kearahku lalu beranjak dan langsung berlari begitu saja.
"Ya! Kim Hana!" aku ikut beranjak lalu mengejarnya.
Aku langsung menarik tangannya saat berhasil mengejarnya.
"Kau tidak menyukaiku?" tanyaku sembari mempererat genggamanku.
"Na-ya, lihat aku." aku mengangkat dagu nya hingga kini mata kita berdua saling bertemu.
Aku menatapnya dalam, mencoba mencari jawaban di dalan mata indahnya. Mata tidak dapat berbohong, bukan?
"Wae um?" tanyaku mencoba selembut mungkin, Hana menundukan kepalanya lalu menepis tanganku. Tubuhnya tampak sedikit bergetar. Dia... Menangis?
"H..ana-ya." panggilku dengan suara bergetar. Aku yang membuatnya menangis? Bodoh, kau bodoh Kim Myung Soo.
Hana mengangkat kepalanya, matanya memerah. Entah mengapa hatiku terasa sangatlah sakit melihatnya seperti ini.
Hana membalikan badannya lalu berlari menjauhiku, sedangkan aku hanya dapat terdiam melihatnya.

**********

Keesokan harinya aku memutuskan untuk datang ke panti asuhannya, aku harus meminta maaf padanya.
"Myungie hyung." panggil seorang anak laki-laki saat aku baru saja sampai di panti.
Aku menoleh kearahnya dan melihat Hyun Jae sedang berusaha mendorong kursi roda nya kearahku. Aku menghampirinya lalu berjongkok didepannya.
"Hana nuna menitipkan ini untukmu." dia menyodorkan sebuah amplop berwarna biru muda.
"Kemana dia?" tanyaku, aku mengambil amplop tersebut lalu memperhatikannya.
"Tadi pagi dia pergi." ucap Hyun Jae, aku membelalakan mataku lalu menatapnya tidak percaya.
"Kemana?" tanyaku, Hyun Jae mengangkat bahunya.
"Entahlah, dia membawa semua barang-barangnya." Hyun Jae menundukan kepalanya.
Aku beranjak lalu melangkahkan kaki ku dengan langkah gontai.









Tbc ->

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

[!!] Gunakan bahasa yang sopan. Terima kasih.