All of Byun Baek Hyun POV.
Semuanya terasa begitu cepat, ya, terlalu cepat. Jika boleh jujur, aku masih ingat bagaimana saat pertama kali kita bertemu. Wajah marah mu saat aku tanpa sengaja menabrakmu dengan sepeda ku, ekspresi dingin mu saat aku bertanya siapa nama mu hahaha kau tahu? Dari saat itu aku merasakan sebuah perasaan aneh...
*******************
Aku berjalan menuruni tangga dengan tergesa-gesa. Sial, aku bisa terlambat jika seperti ini.
"Baekhyun-ah, kau tidak sarapan dulu?" teriak eomma dari dapur, aku sedikit menoleh lalu membenarkan tas ku yang tadi hampir terjatuh.
"Ani, ini sudah sangat siang, aku bisa makan di kantin, aku berangkat ya eomma." teriakku sembari kembali berlari keluar rumah.
Aku mengayuh sepeda kesayanganku -hadiah saat aku mendapatkan juara kelas tahun kemarin haha aku hebat, bukan?
Aku terus mengayuh sepeda ku, sedikit menoleh kearah jam tangan yang melingkar ditangan kiri ku.
Pukul 06:49, damn! Aku benar-benar bisa terlambat.
Aku kembali fokus ke jalan sampai aku melihat seorang gadis ber seragam SMP tiba-tiba saja menyebrang jalan.
"YAA! AWAS!!"
..............
BRUG!!!!
Aku meringis pelan saat tubuhku mencium aspal jalan dengan indahnya, ditambah sepedahku yang kini berada diatas tubuhku. Ah, sakit.
Aku membuka mataku lalu menoleh kedepan. Gadis tadi... Dia tampak sedang terduduk disampingku, meringis kesakitan.
"Awh." ringisku saat mencoba beranjak dan menyingkirkan sepeda ku. Aku menghampiri gadis itu lalu berjongkok disampingnya, menatapnya dengam khawatir.
"Gwaenchanayo?" tanyaku, dia tidak menjawab. Ah lihatlah, dia tampak begitu kesakitan. Hey tunggu, aku juga kesakitan!
Aku menoleh kearah lutut kiri nya, berdarah.
"A.. Mianhae a-ak--"
"Diamlah!" ucapnya dengan suara cukup keras, aku terdiam beberapa saat. Dia menoleh padaku, rambut pendeknya tampak sedikit berantakan, dia menatapku kesal.
Dengan sedikit bersusah payah dia mencoba berdiri, aku menahan tangan kanannya; hendak membantunya, tapi dia malah menepisnya. Hey, aku hanya ingin membantu!
"Maafkan aku." ucapku sembari membungkukan badanku. Tunggu, dia juga salah, kenapa dia menyebrang secara tiba-tiba? Cih.
"T-tapi kau juga salah! Kenapa kau menyebrang secara tiba-tiba? Untung yang menabrakmu sepeda, bagaimana ka--"
"Diam! Kenapa kau begitu cerewet huh?" ucapnya memotong perkataanku. Aku membulatkan mataku, ya! Jelas-jelas aku lebih tua darinya, kenapa dia berbicara seperti itu? Tidak sopan.
"Yak gadis kecil! Sopanlah sedikit, aku lebih tua darimu." ucapku tidak kalah keras darinya. Dia mendesah kesal lalu menoleh kearahku.
"Mianhae." ucapnya pelan, dia membungkukkan badannya lalu berjalan dengan langkah terseok. Tsk.
"Eh tunggu, siapa nama mu?" teriakku, dia menghentikan langkahnya lalu menoleh kearahku.
"Pentingkah?" tanya nya dengan wajah datar, ish. Aku mendengus kecil.
"Aku akan mengantarmu." teriakku.
"Tidak usah." teriaknya sembari melanjutkan langkah nya dengan terseok, dasar keras kepala.
"Err baiklah." gumam ku kesal.
Tunggu, jam berapa sekarang? Aku menoleh kearah jam tangan ku, dan seketika juga mataku kembali membesar.
Mati! Sudah pukul 07:14, ish aku terlambat.
Aku meraih sepedahku lalu kembali melanjutkan perjalananku menuju sekolah. Byun Baek Hyun, mati kau.
********************
Apa kau masih mengingatnya, gadis-kecil-ku? Hahaha. Kau tahu? Dari saat itu aku mulai tertarik padamu, gila bukan? Ya, andai kau tahu itu.
Byun Baek Hyun, 9 januari 2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
[!!] Gunakan bahasa yang sopan. Terima kasih.