02:15 p.m KST.
Aku memejamkan mataku, memijit kepalaku secara perlahan; mencoba meredam rasa sakit yang terus menghantam kepalaku.
Sial, semua yang terjadi seminggu belakangan ini membuat kepalaku terasa hampir meledak.
"Ah." aku menyender pada kursi kerja ku. Persetan dengan semua berkas yang harus aku periksa, aku ingin pulang dan segera tidur, hanya itu. Jika bukan karena kedua orang tua ku -yang bahkan tidak mempedulikanku- memaksaku untuk datang ke korea dan bekerja di perusahaan sialan ini, mengancam akan mengambil semua fasilitas yang mereka berikan jika aku menolak, mungkin aku sudah kabur.
Aku membuka mataku dengan malas saat mendengar handphone ku berbunyi. Aku meraih handphone yang berada di saku jas yang kupakai lalu melihat siapa yang menelepon ku. Sebuah senyuman kecil terlukis diwajahku.
장현찬 Incoming call.
"Yeoboseyo." panggilku dengan semangat, rasa sakit dikepalaku menghilang begitu saja.
"Chagi, tumben kau menelepon ku duluan." ucapku masih dengan wajah berseri.
"Jangan memanggilku seperti itu, tua. Menggelikan." suara nya menyapu gendang telingaku. Ah, aku merindukannya.
"Kau masih dikantor?"
"Ya, bergelut dengan berkas-berkas sialan ini. Kau sendiri? Apa kau sudah pulang sekolah?"
"Ya, aku terjebak hujan. Bisakah kau menjemputku?" ucap Hyunchan. Aku menoleh kearah jendela, kenapa aku tidak sadar jika diluar sedang hujan? Err.
Aku melirik kearah jam tanganku. Tampaknya menjemput Hyunchan lalu mengajaknya jalan-jalan bukan ide yang buruk, aku sudah sangatlah mual dengan kertas-kertas dihadapanku ini. Lagipula sudah seminggu lebih aku tidak bertemu dengannya.
"Tentu, anything for ma baby." ucapku sembari terkekeh pelan.
"Ish baiklah, maaf mengganggumu, Rome-ah."
"Panggil aku 'oppa', anak kecil."
"Tidak mau."
"Mana formalitas mu?"
"Tua, aku lebih senang memanggilmu Barom."
"Cih."
"Apa?"
"Tidak. Kau merindukanku?"
"Menurutmu?"
"Kau sangat merindukanku."
"Percaya diri sekali."
"Memang benar kan?"
"Cepat jemput aku, atau aku akan meminta Hanbyul oppa yang menjemputku." Hyunchan mengalihkan pembicaraan -pertengkaran tepatnya- kami yang mulai memanas.
"Baiklah, tunggu aku." aku mematikan telepon nya lalu memasukan handphone ku kedalam saku.
**********************
03:00 p.m KST.
Aku menghentikan mobilku tepat didepan sebuah halte yang berada di seberang sekolah Hyunchan. Aku tersenyum kecil saat menemukan sosoknya sedang duduk sembari menundukan kepalanya, mengayunkan kaki nya lalu menghembuskan nafas panjang. Tampak sangat jenuh eoh.
Aku membuka jendela mobil ku lalu membuka kunci nya.
"Ya, Chan-ah." panggilku. Hyunchan mendongakan kepalanya lalu menatap kearahku, aku tersenyum kecil.
"Aku tidak membawa payung, cepatlah masuk." ucapku. Hyunchan beranjak dari duduknya lalu dengan sedikit berlari memasuki mobil ku.
Hyunchan menutup pintunya lalu membereskan rambutnya yang sedikit basah.
"Gomawo." ucapnya sembari tetap fokus dengan rambutnya. Aku mengacak-ngacak rambutnya lalu mencubit pipi nya.
"Kau tidak merindukanku eoh?' tanyaku, Hyunchan menoleh kearahku lalu mendengus kesal.
"Appo." ucapnya pelan -tidak menjawab pertanyaanku-. Dia mencubit tanganku dengan cukup keras lalu kembali fokus dengan rambutnya yang kembali berantakan karena ulahku tadi.
"Kita seri." aku tersenyum kecil lalu menjalankan mobilku.
*************
"Kau mau kemana?" tanyaku sembari tetap fokus menyetir. Hujan mulai sedikit mereda, sekarang tinggal gerimis yang tidak terlalu lebat.
"Pulang." jawab Hyunchan singkat. Aku menoleh sesaat kearahnya lalu mendengus kecil.
"Tidak mau jalan-jalan dulu? Sudah lama kita tid--"
"Tugas ku banyak, Rome." potong Hyunchan.
Aku menghentikan mobilku secara tiba-tiba, Hyunchan menoleh kearahku.
"Wae?" tanya nya dengan wajah polosnya. Ah, kenapa aku bisa jatuh cinta pada gadis seperti dia? 'Cinta itu buta', sekarang aku mengerti maksud dari kata-kata itu.
Aku menoleh kearahnya lalu menatapnya dalam.
"Kau selalu tidak punya waktu untukku." ucapku. Hyunchan memalingkan wajahnya.
"Kau tahu aku juga sibuk, Chan-ah. Bahkan mungkin lebih sibuk darimu. Tapi setidaknya luangkan waktumu untuk kita berdua," tambahku.
"Kau tidak merindukanku huh?" ucapku pelan, aku mengangkat tangan kanan ku lalu memainkan rambutnya perlahan.
"Mianhae." gumamnya. Aku menghembuskan nafas pelan lalu mengacak-ngacak rambutnya.
"Nal bwayo." ucapku. Hyunchan mendongakan kepalanya lalu menoleh kearahku.
"Aku janji pukul 8 malam kau sudah sampai dirumah, ne?" tambahku. Hyunchan mengangguk.
Aku tersenyum kecil lalu mengacak-ngacak rambutnya.
"Kita mau kemana?" tanya nya.
"Entah, pergi ke taman tampaknya tidak buruk, bagaimana?"
"Terserah kau."
"Baiklah."
*****************
Aku melirik kearah Hyunchan yang sedang berjalan disampingku.
Hyunchan tampak sedang sibuk memperhatikan pohon-pohon yang tampak basah, serta memperhatikan beberapa orang yang berada di taman ini. Sebuah senyuman kecil tergores begitu saja diwajahku, entah apa yang membuat tanganku dengan refleks mengacak-ngacak rambutnya lalu merangkulnya.
"Kau lapar?" tanyaku, Hyunchan menoleh kearahku lalu mengangguk.
"Aku belum makan dari pagi." gumam Hyunchan.
"Tsk kenapa?" aku mencubit pipi Hyunchan pelan.
"Kau tahu sendiri lah haha aku mau bulgogi." Hyunchan menarik tanganku secara tiba-tiba. Aku tersenyum kecil lalu balas menariknya.
***********
06:00 p.m KST.
Aku menopang dagu ku dengan tangan kanan ku, sedari tadi mataku tidak terlepas dari Hyunchan yang tampak fokus dengan bulgogi dihadapannya.
"Ya, sudah berapa tahun kau tidak makan?" ucapku, Hyunchan menoleh kearahku lalu kembali fokus pada makanannya. Aku menggelengkan kepalaku lalu mengacak-ngacak rambutnya.
"Pipi mu akan bertambah chubby seperti ini." aku mengembungkan pipiku lalu menaruh telunjukku di kedua pipiku, Hyunchan kembali menoleh kearahku lalu tertawa geli.
"Tidakkah aku lucu dengan pipi seperti ini eoh?" Hyunchan tertawa kecil. Aku menurunkan tanganku lalu memperhatikan wajahnya. Dia sangatlah manis, sungguh.
"Um. Ani." aku tertawa kecil, Hyunchan mendengus kecil lalu mendorong kepalaku.
"Ya sopanlah sedikit!" aku balas mendorong kepalanya.
"Diamlah! Aku bisa tersedak."
"Kau yang diam!"
"Kau!"
"Kau!"
"YAK YU BAROM!"
"JANG HYUNCHAN!" aku dan Hyunchan berteriak dengan refleks, hingga akhirnya aku sadar jika semua orang memperhatikan kami. Ah sial.
"Ish malu sekali--" aku menutup wajahku lalu menundukan kepalalu.
"Kau sih. Aku sudah selesai, kau tidak makan?" tanya Hyunchan sembari meminum banana milk, aku menggeleng lalu merebut banana milk nya dan meminumnya.
"Melihatmu saja aku sudah kenyang." ucapku, Hyunchan kembali merebut banana milk nya lalu meminumnya.
"Ayo pergi."
"Ne."
******************
06:48 p.m KST.
Aku dan Hyunchan kembali berjalan-jalan di taman, aku melirik kearah Hyunchan yang sedang memakan pepero.
"Tsk dasar tukang makan." guman ku, Hyunchan menoleh kearahku lalu menatapku seolah mengatakan 'whats-your-problem'.
"Kau akan menghabiskan semuanya?" tanyaku. Hyunchan mengangkat bahu nya lalu menyodorkan bungkus pepero kearahku.
"Kau mau?" ucapnya sembari memakan sebatang pepero. Aku berfikir sejenak lalu tersenyum jahil.
Aku menghentikan langkah ku lalu membalikan badanku menghadap kearahnya. Hyunchan menatapku bingung, aku tersenyum kecil.
"Aku mau yang ini." aku mengambil pepero yang berada di mulut Hyunchan lalu langsung mencium bibirnya sekilas. Hyunchan terdiam beberapa saat. Astaga, lihatlah betapa lucu nya gadis ini.
Aku tertawa kecil lalu memakan pepero nya.
"Akhirnya a-"
"YA APA YANG KAU LAKUKAN?" Hyunchan memotong ucapanku lalu memukul ku dengan tas sekolahnya.
"Ya apo! Aku hanya menciummu, ish sakit!" aku berusaha menahan tangannya, tapi usahaku sia-sia.
"Bodoh! Aku akan membunuhmu! Mati kau mati!" Hyunchan terus memukulku dengan tas nya lalu menendang kaki kiri ku.
"Ya sakit! Berhenti atau aku akan menciummu lagi!" aku mengangkat kaki kiri ku, ish sakit sekali. Hyunchan berhenti memukulku dengan tas sekolahnya lalu diam beberapa saat. Hyunchan melirik kearahku dengan tatapan yang tidak dapat kuartikan. Ah, perasaanku tidak enak.
"Kau har-- ya! Jangan menjambakku! Aish." aku berlari saat tiba-tiba Hyunchan menjambak rambutku.
"Aku akan membunuhmu! Ya!" teriak Hyunchan sembari mengejarku. Mati kau Yu Barom.
"Ya Yu Ba Rom! Ya ah-" aku menghentikan lariku saat mendengar suara sesuatu yang jatuh, aku menoleh ke belakang dan menemukan Hyunchan sedang tersungkur di tanah.
"Omo, kau tidak apa-apa?" aku berlari kearahnya lalu langsung berjongkok dihadapannya. Aku menatap khawatir Hyunchan yang sedang memegangi kaki kanannya, aku menoleh kearah kaki nya.
"Sakit." rintihnya pelan.
"Maafkan aku, kau bisa berjalan?" ucapku khawatir.
"Bodoh! Menurutmu?" Hyunchan mendorong kepalaku. Aku mendengus kecil lalu membalikan badanku.
"Naiklah, aku akan menggendongmu sampai ke mobil." ucapku. Hyunchan mengangguk lalu dengan susah payah meraih pundakku dan memeluk leher ku.
Aku memegang kaki nya lalu mengangkat tubuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
[!!] Gunakan bahasa yang sopan. Terima kasih.