Rabu, 17 April 2013

Hello

Minhyun menatap handphone yang dia pegang dengan wajah cemas,laki-laki ber fostur tubuh cukup tinggi itu menggigit bibir bawahnya pelan.
Untuk yang kesekian kalinya dia menoleh kearah handphone nya, dan untuk yang kesekian kalinya juga dia menghembuskan nafasnya berat.
'Mungkin dia terjebak macet.' pikir Minhyun; mencoba menghalau segala kemungkinan buruk yang mulai merasuki pikirannya.
Minhyun mengangkat handphone nya.
"Yeoboseyo." ucapnya.
"Nara nuna, apa kau sudah makan?" tambahnya, tak ada jawaban.
"Yeoboseyo? Nuna." ucapnya lagi, mulai khawatir.
"Kau sedang apa,nuna? Aku menunggumu.." tambah nya, tetap tidak ada jawaban.
Minhyun menutup telepon nya lalu menoleh kearah jendela.
Langit tampak mulai gelap, haruskah ia menjemput Nara? Dia sangat khawatir, sungguh. Pikirannya kembali melayang, menerka kira-kira kenapa Nara -yeojachingu nya- tidak mengangkat telepon nya. Minhyun tersenyum kecil; 'mungkin baterai handphone nya lowbatte, ah.' dia kembali menghalau pikiran buruk yang kembali mengganggunya.
Minhyun kembali menoleh kearah jendela. Ah lihatlah, tampaknya sebentar lagi akan turun hujan.
Apa dia harus menjemput Nara?
Jujur, perasaan Minhyun sedikit tidak enak,err.
Akhirnya dia memutuskan untuk menjemput Nara. Minhyun meraih mantel nya lalu beranjak dari kursi nya dan mulai berjalan keluar.



*****


Minhyun melangkahkan kaki panjang nya dengan semangat, dari tadi dia terus tersenyum. Ah, dia mulai membayangkan wajah senang Nara saat melihatnya, tidakkah kekasihnya itu merindukannya? Senyum kembali terlukis diwajah tampan nya.
Minhyun mengeratkan mantel berwarna coklat tua nya, harusnya sebentar lagi musim dingin selesai, tapi cuaca masih sangatlah dingin.
Minhyun mengeluarkan handphone nya, berharap mendapat pesan atau telepon dari Nara. Tapi..nihil,tidak ada pesan ataupun telepon yang masuk.
Minhyun memasukan kembali handphone nya lalu mempercepat langkahnya. Sungguh, dia benar-benar tidak sabar untuk bertemu dengan Nara.
Dan akhirnya, Minhyun hampir sampai ke rumah Nara. Dia tersenyum lalu sedikit memperlambat langkah nya.
Minhyun menoleh kearah pagar rumah Nara dan.......dia melihat sepasang err pasangan sedang berciuman didepan rumah Nara, pemandangan yang seharusnya tidak dia lihat.
Minhyun menghentikan langkahnya lalu memicingkin matanya, itu......itu bukan Nara-nya kan?
Tubuh Minhyun mulai bergetar, dia meraih handphone yang berada disaku mantel nya. Minhyun mengangkat handphone nya, menaruhnya disebelah telinga kiri nya, matanya masih tertuju pada dua orang yang masih tampak asik dengan kegiatan mereka.
"Yeoboseyo.." panggil Minhyun dengan suara sedikit bergetar. Dia melangkah dengan perlahan, mencoba memastikan jika yang dia lihat bukanlah Nara. Ya, Nara-nya.
Tapi kenyataan berkata lain. Itu Nara, benar-benar Nara-nya.
"Nu-na.." ucap minhyun terbata-bata. Dia menurunkan tangannya lalu mematikan telepon nya.
Minhyun membalikan badannya, berjalan dengan langkah sedikit terseok, menjauh dari rumah Nara.
Dia tersenyum -miris-, besok Nara harus menjelaskan semuanya. Ya.
Minhyun mengepalkan tangannya lalu membanting handphone yang dia pegang, tubuhnya bergetar hebat.
Itu.... Nara-nya? B-benarkah?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

[!!] Gunakan bahasa yang sopan. Terima kasih.