Selasa, 04 Maret 2014

#18

"Apa kesalahan terbesarmu?"




Aku menolehkan kepala ku kearah sumber suara, hampir saja roti yang kumakan keluar kembali saat mendengar 4 kata tersebut. Aku menatap Sanggyun dengan tatapan horror lantas menaikan sebelah halis ku.

"Apa kau sehat? Atau mungkin kepala mu terbentur sesuatu?" tanyaku memastikan. Baiklah, mungkin ini terdengar berlebihan, tapi saat seorang Kim Sanggyun menanyakan hal seperti itu, hanya ada dua kemungkinan; pertama, kepalanya terbentur. Kedua, otaknya sudah sedikit bergeser karena terlalu banyak berpikir dan berlatih.

Sanggyun menghela nafasnya, ia mendorong kepalaku pelan lantas menatapku seolah mengatakan 'aku-serius'.

"Jawab saja." ujarnya. Aku mengangkat bahu ku lalu menjawab pertanyaan nya dengan nada malas.

"Entahlah," aku berujar dengan malas lantas kembali memakan roti yang kupegang. "Kurasa tak ada. Aku tak begitu peduli. Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?"

"Kau tak bertanya apa kesalahan terbesarku?"

Aku menaikkan sebelah halisku. Demi Tuhan, apa yang terjadi dengan makhluk bersurai aneh dihadapanku ini?
Aku berdehem pelan lantas mengambil botol air mineral yang berada dihadapanku, iris mataku kembali menatap Sanggyun yang tampak sedang memikirkan sesuatu.

"Baiklah. Apa kesalahan terbesarmu?" tanyaku sembari meminum air mineral tersebut.

"Tidak mengungkapkan perasaanku padamu sejak lama."

Dan kini wajah Sanggyun basah oleh air suci yang tiba-tiba saja keluar dari mulutku.


"....Apa maksudmu?" aku mengelap ujung bibirku tanpa mempedulikan wajah Sanggyun yang tampak sangat menyedihkan sekarang. Hei, siapa suruh membuatku kaget?

Sanggyun menghela nafasnya, dapat kudengar ia menggumamkan nama 'Hansol hyung' serta kata 'tolol' dari bibirnya pelan. Sanggyun mengelap mukanya lantas menatapku dengan tatapan serius.
Sudah 2 tahun lebih aku dan Sanggyun berteman --sialnya dia lebih dulu debut, bahkan kini dia sudah comeback lagi dengan grup nya untuk yang kesekian kalinya. Sedangkan aku? Masih betah menjadi trainee.
Baru kali ini aku melihat Sanggyun seperti sekarang; tidak marah saat aku dengan tidak sengaja menyemburnya; berkata dengan nada pelan dan terkesan berhati-hati. Mana Kim Sanggyun-ku yang dulu?

"Begini um.." Sanggyun menautkan jari-jarinya sembari memasang wajah lucu. "Aku menyukaimu, tahu."

"Kau serius? Apa ini hari ulang tahun ku? Oh atau ini sedang april fool ya," aku bergumam tidak jelas; bermaksud menyingkirkan perasaan aneh yang tiba-tiba saja seolah menggelitiki perutku. "Aku tidak mengerti." ujarku pada akhirnya.

"Dasar bodoh," Sanggyun menyentil kening ku. Ia menarik nafasnya lalu mengacak-ngacak rambutnya frustasi. "Aku malu."

"Aku tidak mengerti. Apa maksudmu? Kau...menyukaiku?"

Sanggyun mengangguk polos. Wajahnya kini berwarna merah layaknya tomat --rasanya ingin sekali aku menertawakannya, andai saja pipi ku ini tidak sama merahnya dengan milik Sanggyun.

"Sudah daridulu, sebenarnya. Dan seperti yang kukatakan tadi; kesalahan terbesarku adalah tidak mengungkapkan perasaanku padamu sejak lama. Andai jarum jam bergerak ke sebelah kiri, mungkin tidak akan serumit ini." ucap Sanggyun sembari memegang belakang kepalanya.

"Rumit?"

"Ya. Kini banyak sekali penggemar wanita --yang sialnya sangat mengerikan-- selalu menguntit ku. Aku tidak bebas. Dan waktu ku untuk bersamamu juga berkurang. Jika kini aku baru mengungkapkan ini...apa sudah terlambat?"

Aku bergeming. Semua organ tubuhku seolah tidak dapat berfungsi dengan semestinya, tidak lupa rona merah yang semakin menjalar di wajahku.
Aku menunduk sembari menggaruk kepalaku yang tidak gatal.

"Apa yang harus ku katakan?" tanyaku bingung sembari mendongakan kepalaku untuk menatap wajah Sanggyun. "A-aku juga merasakannya."

"Apa?"

"Aku menyukaimu juga," ucapku cepat sembari menggaruk pipi kananku. "Ah sudahlah, aku malu, kau tahu."

"Sungguh?" nada bicara Sanggyun terdengar sangat riang. Aku menganggukan kepalaku pelan lantas menundukkan kepalaku.

"A-aku -"

"Terima kasih."

Sanggyun menarikku kedalam dekapannya. Ia melingkarkan kedua lengannya di pinggang ku lalu menaruh kepalanya di pundakku.
Aku tersenyum kecil, dengan refleks kedua tanganku ikut memeluk leher Sanggyun.

"Mulai sekarang kau milikku, Kim Sanggyun."

"Aku milik toppklass." Sanggyun terkekeh pelan. Aku mendesis lantas mempererat pelukanku.

"Atom milik mereka, Kim Sanggyun milikku."









End.







ASTAGA INI APA /nangis/



Lol oke saya nulis ini di sela2 belajar hahaha rasanya gak kuat sekali gak nulis selama lebih dari seminggu...padahal niatnya mau hiatus. Otak udah pendarahan gara-gara sesuatu /batukganteng/

Ngomong-ngomong, saya lagi naksir rapper toppdogg ini lol<3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

[!!] Gunakan bahasa yang sopan. Terima kasih.