"Kau ini bodoh atau apa? Kau hanya perlu menjumlahkan ini dengan ini lalu membaginya, setelah itu kau tulis hasilnya seperti ini, dan jumlahkan dengan yang ini."
Aku memutar kedua bola mataku malas. Tangan kanan ku masih setia memainkan pensil dengan asal, sedangkan tangan kiri ku menopang dagu ku. Sesekali aku melirik wajah seorang pria menyebalkan yang kini sedang berceloteh ria menjelaskan rumus fisika sialan yang sama sekali tidak ku mengerti.
"Hyuk-a, aku tidak sepintar kau." ujarku pada akhirnya. Hyuk berhenti berceloteh lantas melirik kearahku.
"Nilai bahasa Inggris dan sastra mu lebih besar dariku. Jangan merendah." ucapnya dengan nada kesal. Oh hei, seorang Han Sang Hyuk tidak pernah suka ada seseorang yang melebihi nilai nya dikelas -ajaib nya ia mau berteman denganku, dan kini ia sedang mengajariku. Tidakkah itu akan membuat peluang ku untuk mengejar nilai nya lebih besar?
"Demi satu porsi lasagna, Hyuk, aku hanya unggul dalam dua pelajaran tersebut. Sedangkan kau? Kau murid kesayangan para guru. Aku iri padamu. Aku tidak sepintar kau." ujarku. Hyuk mendengus kecil lantas duduk dihadapanku. Iris matanya menatapku dengan tatapan yang tidak dapat kuartikan.
Jujur saja, aku bisa saja mengejar nilai Hyuk -bahkan dengan sifat malas seperti ini nilai ku hanya berbeda 2 point darinya. Tapi aku tidak mau. Aku bukanlah seorang murid rajin yang rela belajar mati-matian demi nilai. Tidak, terima kasih. Aku lebih suka menghabiskan waktu ku untuk membaca komik atau pun tidur.
"Bodoh." ucap Hyuk. Tangan kanan nya terangkat lantas langsung memukul kepala ku dengan cukup keras.
Aku meringis pelan lalu menatapnya dengan tatapan kesal.
"Bagaimana mungkin nilai ku dapat berbeda tipis dengan gadis pemalas sepertimu?! Setidaknya kau harus lebih sedikit rajin agar aku merasa tidak berjuang dengan sia-sia! Aku mati-matian belajar untuk ujian kemarin dan kau bahkan tidak belajar sama sekali, bagaimana bisa?!" teriak Hyuk frustasi.
Oh, aku mengerti.
Aku tersenyum setan lalu menatap Hyuk dengan tatapan polos ku.
"Jika aku belajar, aku akan dapat mengalahkanmu. Apa kau ingin itu terjadi?" tanya ku. Hyuk terdiam sesaat, beberapa detik kemudian ia mendekatkan wajahnya kearahku.
"Kau tidak akan bisa melakukannya." ucap Hyuk, ia menatapku dengan tatapan aneh lalu memiringkan kepalanya. Hell ya, dia sangat manis dengan wajah seperti itu -astaga apa yang aku pikirkan.
"Benarkah? Mari lihat semester ini siapa yang akan jadi peringkat pertama." ujarku dengan nada polos. Aku balas menatap Hyuk dengan tatapan datar lalu tersenyum kecil.
"Cih, bukankah daridulu kau tidak dapat mengalahkanku dalam hal apapun?" tanya Hyuk. Aku meringis pelan mendengar ucapannya. Sebodoh itukah aku dimatanya?
"Kita sudah bersama sejak TK, dan kau selalu berada dibawahku. Bagaimana mungkin kau bisa mengalahkanku?" tambah Hyuk.
Aku tersenyum kecil. Sifat kekanakan Hyuk muncul lagi. Ia selalu seperti ini jika aku mengancamnya seperti tadi -ia bukan pria yang sombong, sungguh.
"Aku tidak selalu berada dibawahmu, terkadang aku berada diatasmu, Hyuk." ucapku santai.
"Sungguh? Buktinya?" dengan jarak sedekat ini, aku dapat merasakan hembusan nafas Hyuk yang mulai tidak beraturan. Oh apa ia kesal?
Aku mengangkat bahu ku pelan lalu dengan gerakan cepat aku mencium bibir Hyuk sekilas.
Hyuk terdiam. Matanya membulat sempurna. Dan aku kembali memasang senyuman setan.
"Lihat? Kau kalah! Hahaha ka-"
Aku terdiam saat tiba-tiba saja Hyuk balas menciumku. Bukan sebuah kecupan singkat seperti yang aku lakukan, dia menekankan bibirnya pada bibirku.
Sial.
"Bukankah sudah kubilang jika kau tidak dapat mengalahkanku?" ucap Hyuk tanpa melepaskan kontak kami. Ia tersenyum penuh kemenangan lalu memiringkan kepalanya.
Aku tersenyum kecil lalu menutup kedua mataku.
Seorang Han Sang Hyuk memang selalu menang dariku.
End.
**)
ASTAGA INI APA. /ngeguling/
Maaf sudah menistakan Hyuk di ff ini, tiba-tiba aja saya kepikiran buat bikin ginian HAHAHAHA.
Anw masih jauh ke 100 ya? Mungkin project ini akan selesai tahun depan.
/slapped/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
[!!] Gunakan bahasa yang sopan. Terima kasih.