Sabtu, 04 Januari 2014

#100FFproject #12

Namanya Kim Hansol. Seorang pria pendek bermata kecil yang sialnya mempunyai wajah terlampau manis. Kulitnya putih -sangat putih, bahkan aku iri padanya.- dan ya senyum nya menawan. Namun sayang nya, fisik sempurna seperti itu didampingi oleh sifat yang sangat menyebalkan.

Aku tidak sedang memujinya. Sungguh. Aku akui jika dia tampan -cantik, tepatnya. Bahkan temanku, Lee Miso, kini sedang berceloteh ria memuji pria bermarga Kim tersebut. Tampaknya Miso tidak sadar jika aku tidak begitu mempedulikan ucapannya. Karena yang kudengar hanya kalimat 'Hansol sunbae begitu mengagumkan' 'Tidakkah ia tampan?' 'Dia sangat manis.'

Aku tidak membenci Kim Hansol, sungguh, aku hanya heran kenapa banyak sekali gadis yang menyukainya.

"Miso-ya, ayo kembali ke kelas." ajakku sembari meminum sisa hot chocolate yang masih berada di dalam cangkir ku. Miso menghembuskan nafasnya pelan lalu mendorong kepala ku dengan cukup keras.

"Hei! Apa salahku?" Aku menggerutu pelan. Miso mendengus kecil lalu menatapku dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.

"Jam kosong sampai pulang nanti. Kenapa kau masih ingin ke kelas?" tanya nya. Aku mengangkat bahu ku sembari menatap Miso malas.
"Aku ingin meminta Hyuk mengajariku tugas fisika yang tadi diber-"

"Apa yang berada diotakmu hanya pelajaran?" Miso memotong ucapanku.
Aku meringis pelan. Tidak. Aku bukan tipe murid yang rajin seperti yang orang-orang pikirkan. Aku sama seperti yang lain, aku tidak suka belajar.
Hanya saja aku tidak tahu harus melakukan apa selain menghafal rumus-rumus atau mencoba memahami teori-teori yang terus menerus dijejalkan padaku setiap hari. Aku harus mencerna semuanya.

"Bahkan kau tampak tidak tertarik pada lawan jenis mu." tambah Miso. Aku menoleh kearahnya lantas menatapnya dengan tatapan aneh.

"Apa maksudmu?"

"Seharusnya aku yang bertanya. Lihatlah mereka, kau tidak terpesona dengan mereka?" Miso menunjuk kearah sekumpulan pria -yang aku ketahui sebagai kakak kelas ku- dengan Kim Hansol didalamnya. Dia lagi.

"Hyuk lebih tampan dari mereka." ujarku asal.

".......Aku takut kau menyukai kutu buku itu."

"Tidak. Dia sahabatku. Sama sepertimu." ucapku. Miso tampak menghela nafasnya lalu tiba-tiba saja ia berseru kencang.

"O-omo! Hansol sunbae berjalan kesini!" seru Miso. Aku menghembuskan nafasku malas lantas memainkan cangkir kosong yang berada dihadapanku dengan asal.

"Hai. Bisa aku pinjam temanmu?" -itu suara Hansol. Aku menoleh kearahnya sekilas lalu menoleh kearah Miso yang tampak terdiam.

"Dia? Ambil saja." ujarku santai. Hansol tersenyum kecil lantas menoleh kearah Miso.

"Bukan. Maksudku, Miso-ah, boleh aku meminjam temanmu ini?" Hansol menunjukku dengan jari nya. Miso tampak terdiam dengan wajah bodoh -apa efek dari senyuman Hansol begitu kuat? Oke ini berlebihan.

"T-tentu." ucap Miso masih dengan ekspresi bodohnya. Sayang sekali, padahal dia cantik.
Hansol kembali tersenyum lalu menoleh kearahku.

"Hari ini kau harus menemaniku membeli hadiah untuk Ibu ku." ucap Hansol. Ia tersenyum menyebalkan lalu mengacak-ngacak rambutku.

".....Dan menemaniku ke pesta nanti malam. Kau tahu? Ibu ku terus memaksaku untuk membawamu kerumah. Namun kau selalu menolak. Dan untuk kali ini, aku tidak menerima penolakan, my lady." tambahnya.

Aku menghembuskan nafasku pelan lalu beranjak dari dudukku, dan Hansol langsung menarik tanganku begitu saja.






Dia, Kim Hansol, kekasihku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

[!!] Gunakan bahasa yang sopan. Terima kasih.