Selasa, 22 Oktober 2013

Nightmare.

Nightmare.

©2013.




Sebuah gubuk kecil di pinggir jalanan kota. Gelap, sunyi, hanya suara kendaraan yang menggema mengusik indera pendengaran seorang remaja berusia 15 tahun-an yang kini sedang meringkuk di dalam gubuk kecil tersebut. Gubuk yang sangat kecil; bahkan jika hujan turun, tampaknya gubuk itu dapat dengan mudah hancur dan rata dengan tanah.
Remaja laki-laki itu mengeratkan jaket berwarna hitam yang ia pakai, matanya tampak sembab, tubuhnya sedikit bergetar, namun tak sepatah katapun ia ucapkan. Terlalu lelah, pikirannya kacau, dan ia tidak tahu apa harus ia lakukan sekarang selain meringkuk di dalam sebuah gubuk kecil beralaskan kardus, kontras sekali dengan pakaian-nya yang bisa dibilang cukup mewah. Dan dapat dipastikan jika gubuk kecil itu sebenarnya bukan tempat tinggal nya.

Laki-laki itu memejamkan matanya, tubuhnya kembali bergetar saat bayangan kejadian yang baru saja ia alami beberapa jam yang lalu kembali berputar di pikirannya. Dadanya terasa sangat sesak, seolah ada ratusan belati yang kini sedang menghantam dadanya.
Bayangan itu tampak sangat jelas; terlihat nyata dan menyakitkan.


Ia hanya seorang korban, bukan?

Tidak seharusnya ia berada disini.

Tidak seharusnya kehidupan nya yang indah menjadi seperti ini.

.....Tidak seharusnya laki-laki bernama Rafa itu melarikan diri saat sang ayah menampar wajahnya. Meninggalkan sang ibu yang tampak terisak. Meninggalkan teriakan dari kedua orang tua nya yang memanggil namanya.

Rafa tidak ingin mendengarnya.

Ia hanya tidak ingin ini semua terjadi.


Ia berharap semua kejadian yang ia alami tadi adalah sebuah mimpi buruk; dimana saat ia terbangun nanti, semuanya akan kembali normal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

[!!] Gunakan bahasa yang sopan. Terima kasih.