Hujan.
©2013.
Musim hujan akan selalu menjadi musim favorit nya.
Ken selalu menyukai aroma dari hujan; menenangkan, pikirnya. Atau saat suara gemercik hujan merasuk kedalam indera pendengarannya. Bagi seorang Ken, itu sangat menyenangkan.
Laki-laki dengan kulit putih pucat tersebut tersenyum sekilas, matanya terfokus pada jendela kamar nya yang tertutup sempurna. Diluar hujan sangat deras.
"Tuan Stanford, apa kau menyukai hujan?" tanya Ken tanpa mengalihkan pandangannya. Hening. Tidak ada yang menyahut ataupun menjawab pertanyaan Ken.
Laki-laki itu kembali tersenyum kecil, sesaat kemudian ia melanjutkan ucapannya.
"Saya sangat menyukai hujan. Ah saya yakin kau sudah tahu itu, tuan." Ken menyender pada tembok disampingnya lalu menutup matanya perlahan; menikmati bunyi rintik air hujan yang semakin lama semakin deras.
"Maafkan saya." ujar Ken pelan, ia membuka matanya perlahan lalu tersenyum kecil kearah seoran laki-laki tua yang tampak sedang tertidur pulas di atas ranjang nya.
"Anda sangatlah baik, tuan. Anda yang telah menjaga saya sejak kecil." ucap Ken, laki-laki itu menatap kedua tangannya yang berwarna kemerahan. Seulas senyuman polos terukir diwajahnya.
"Dan ini cara saya untuk ber terima kasih. Tuan, anda sudah bersama Tuhan sekarang. Anda tidak akan kesusahan lagi karena saya." Ken menghampiri tubuh laki-laki itu, tangan kecil nya mengelus pelan wajah dingin laki-laki tersebut.
"Saya menyayangi tuan."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
[!!] Gunakan bahasa yang sopan. Terima kasih.