Senin, 17 Juni 2013

With you chapter 2.



“Selamanya,kau hanya boleh bersamaku karena kau hanya milikku.”

*******************































“Apa?” gumam Hyunchan, memotong ucapan Rome. Akhirnya gadis itu dapat mengeluarkan suaranya. Dengan susah payah, tentunya. Wajah Hyunchan tampak tenang, berbeda dengan beberapa saat yang lalu dimana wajahnya terlihat sangat tegang dan merah seperti tomat. Yeah, salahkan namja bernama Yu Barom yang telah dengan tega menggoda gadis yang tahun ini baru menginjak umur 17 tahun tersebut.
“Menurutmu?” Rome menjawab dengan nada yang tak kalah tenang, tangan kirinya mengunci tubuh Hyunchan, sedangkan tangan kanannya masih berada dikancing seragam milik Hyunchan.
Hyunchan menghembuskan nafasnya lalu menyingkirkan tangan Rome yang berada dikancing seragamnya.

“Kau gila! Aku a-“
“Sst,” Rome menaruh telunjuknya di bibir Hyunchan, menatap Hyunchan dengan tatapan seductive lalu memiringkan kepalanya.
“Kapan terakhir kali kita berciuman?” Tanya Rome yang berhasil membuat wajah Hyunchan kembali memerah. Gadis itu sudah susah payah bertingkah tenang dihadapan Rome, dan dalam beberapa detik semuanya hancur begitu saja. Dia kalah telak.
Hyunchan terdiam, gadis itu menundukan kepalanya. Sungguh, demi apapun jika dia terus menerus menatap Rome, mungkin jantungnya akan meledak saat itu juga.
Rome tersenyum penuh kemenangan melihat ekspresi gadis-nya itu. Lucu.
“Oh ya, seminggu yang lalu, kan? Ditaman, kau ingat?” ucap Rome sembari tersenyum kecil, mata Rome sedari tadi tidak pernah lepas dari Hyunchan. Lucu, dia suka menggoda gadis nya seperti ini, dia suka melihat wajah Hyunchan yang memerah, melihat tubuh Hyunchan yang bergetar karena gugup. Faktanya, dia menyukai semua yang ada didalam diri gadis-nya itu.
“Hahahaha kau lucu sekali.” Rome yang tidak tahan melihat ekspresi Hyunchan langsung tertawa begitu saja. Laki-laki itu memegangi perutnya.
“Aaa Chan-ya, saranghaeyo.” Rome memegang kedua pipi Hyunchan lalu mencubitnya dengan cukup keras.
Hyunchan menggerutu kesal, dan dengan reflex menendang kaki Rome sampai Rome tersungkur kelantai.
“Menyebalkan!” gerutu Hyunchan, gadis itu kembali menendang tubuh Rome yang masih tersungkur dilantai sembari merintih kesakitan. Hyunchan mengambil tas nya lalu hendak berjalan keluar dari apartement Rome.
“Ya, ya, kau marah?” Rome berdiri dengan susah payah lalu langsung menghampiri Hyunchan.
“Menurutmu?”
“Maaf.”
“…”
“Chan-ya.”
“…”
“Baby~”
“..”
“Maafkan aku, Chan-ya.” Rome menarik tangan Hyunchan yang sedari tadi terdiam ditempatnya.
“Maafkan aku,” laki-laki itu menarik-narik tangan Hyunchan layaknya anak kecil yang sedang meminta balon pada ibunya. Sungguh, demi apapun Hyunchan sangat ingin memukul wajah Rome menggunakan tas nya saat ini juga. Andai ia tega.
“Maaf, tapi tadi wajahmu benar-benar lucu, kau tahu?” Rome memasang wajah innocent nya yang tentu saja terkesan dibuat-buat. Hyunchan mendengus kecil, gadis itu mendorong kepala Rome lalu menginjak kaki nya.
“Kau menyebalkan,” ucapnya. Hyunchan mencoba membuka pintu apartement Rome namun tiba-tiba saja Rome menariknya dan langsung memeluknya.
“Maafkan aku,” bisik Rome tepat ditelinga Hyunchan. Ah, rasanya jantung gadis itu benar-benar akan meledak saat ini juga.
Hyunchan terdiam, baru kali ini Rome memeluknya, biasanya laki-laki itu hanya merangkul atau mengacak-ngacak rambutnya.
Rome melongggarkan pelukannya, kedua tangannya masih melingkar dipinggang Hyunchan. Laki-laki itu menatap wajah Hyunchan lalu tersenyum kecil.
“Ice cream, kau mau?” tawar Rome. Hyunchan tampak berfikir sejenak lalu menggeleng.
“Aku ingin cake,” ucap Hyunchan.
“Ah, cake? Baiklah, aku akan membelinya.”
“Ani, aku ingin kau membuatkannya,”
“Hah?”








Rome menatap bahan-bahan membuat Cake yang ada dihadapannya. Ah ayolah, dia belum pernah memasak sebelumnya. Kalau bukan karena Hyunchan yang memintanya, laki-laki itu tidak mungkin mau berurusan dengan yang namanya dapur.
“Chan-ya, bantu aku.” Teriak Rome. Hyunchan yang sedang asik menonton tv pun menoleh kearah dapur, gadis itu tertawa geli lalu menggeleng.
“Tidak mau.” Ucap Hyunchan. Rome menggerutu pelan lalu menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
“What should I do? Aish,” gumam Rome. Akhirnya dengan mengikuti feeling-nya –yang bahkan dia tidak yakin akan hal tersebut- Rome mengambil sebuah mangkuk berukuran sedikit besar, lalu mengambil beberapa telor dan memasukannya kedalam mangkuk tersebut.
“Berapa telur yang harus kupakai?” gumam Rome. Laki-laki itu kembali menggaruk belakang kepalanya lalu tampak kebingungan. Rome mengambil mixer lalu mulai mengocok telurnya.


















Hampir se-jam berlalu dan Rome masih sibuk berkutat dengan dapurnya. Hyunchan terdiam beberapa saat, pikirannya melayang entah kemana. Hey, namjachingu-nya itu tidak pernah memasak sebelumnya. Apa kali ini dia akan berhasil? Rasa khawatir mulai mengganggu pikirannya.
Akhirnya Hyunchan memutuskan untuk pergi ke dapur –melihat keadaan dapur Rome dan berharap tidak akan terjadi kebakaran setelah itu.
“Wow, aku kira apartement mu akan hangus terbakar.” Ucap Hyunchan yang melihat keadaan dapur yang sedikit berantakan ditambah Rome dengan wajah yang penuh dengan tepung. Laki-laki itu tersenyum kecil lalu mengangkat sebuah piring.
“Ta-dah!” Rome tersenyum lebar dengan sebuah cake yang berada ditangannya. Tidak bantat, apalagi hangus. Terlihat sempurna. Tampaknya Rome berhasil membuatnya.
Hyunchan tampak menahan tawanya. Bukan, bukan karena cake yang Rome buat. Tapi karena wajah Rome yang penuh dengan tepung, ditambah sekarang dia memakai celemek berwarna kuning dengan motif bunga. Menggelikan, tapi entah kenapa dia tetap terlihat tampan.
Rome mengangkat sebelah halisnya lalu menghampiri Hyunchan.
“Ada apa?” Tanya Rome bingung.
Hyunchan menggeleng pelan lalu mengacak-ngacak rambut Rome. Tinggi mereka tidak berbeda terlalu jauh, jadi sangat mudah bagi Hyunchan untuk menjangkau kepala namjachingu-nya tersebut.
“Wajahmu sangat lucu,” ucap Hyunchan sembari tersenyum kecil, sesaat kemudian gadis itu melirik kearah cake yang dipegang oleh Rome.
“Lucu?”
“Ya, kkkk~ ayo coba cake ini.”





Dan ya, disinilah mereka sekarang. Duduk berhadapan disebuah meja makan minimalis dengan dua piring berisi cheesecake yang berada tepat dihadapan mereka.
Rome menatap Hyunchan dengan antusias, dia sangat tidak sabar menunggu gadis-nya itu mencoba cake yang sudah susah payah dia buat sendiri –dengan bantuan internet, tentunya.
“Cobalah,” ucap Rome sembari tersenyum, Hyunchan mengangguk lalu mulai memotong cake dihadapannya dengan sendok lalu memasukannya kedalam mulutnya.
Mata Rome tampak berbinar, tidak sabar mendengar komentar atau melihat ekspresi Hyunchan saat mencoba cheesecake buatannya.
Suapan pertama, Hyunchan tampak terdiam, tidak mengunyah ataupun bersuara. Gadis itu menatap Rome dengan tatapan datar.
“Eottokhae?” Tanya Rome antusias. Hyunchan terdiam lalu beberapa saat kemudian gadis itu berlari kearah kamar mandi.
“Asin sekali, Barom-ya! Kau ingin membunuhku?” teriak Hyunchan. Rome menggaruk belakang kepalanya bingung lalu mulai memakan cake buatannya.
“Pft asin sekali..”





“Kau memasukan garam, bukan gula?” Tanya Hyunchan. Rome mengangkat bahunya.
“Entah, mereka terlihat sama bagiku.” Jawab Rome dengan wajah polos. Hyunchan menghembuskan nafasnya pelan lalu menggaruk belakang kepalanya. Sungguh, dia ingin tertawa habis-habisan saat ini juga. Tapi dia masih mempunyai hati, ya, dia tidak tega melihat Rome yang sudah susah payah membuatkannya cheesecake. Atau saltcake?
“Sudah kubilang bantu aku!” ucap Rome. Hyunchan membelalakan matanya lalu menunjuk dirinya sendiri.
“Aku? Aku hanya ingin melihatmu berjuang sendiri.”
“Dan lihat hasilnya. Setidaknya kau memberitahuku.”
“Kau menyalahkanku?”
“Tidak.”
“Kau menyalahkanku!”
“Sudah kubilang tidak!”
“Cih, bagaimana bisa ada orang yang tidak bisa membedakan gula dan garam.”
“Kau menyalahkanku?”
“Memang salahmu.”
“YA!”
“JANGAN BERTERIAK PADAKU!”
“YA JANG HYUNCHAN!”
“YU BA ROM!”
Kedua manusia naas itu saling melemparkan deathglare kesatu sama lain. Rome menghembuskan nafasnya. Dia tidak akan menang jika berdebat dengan Hyunchan.
“Terserah kau.” Rome memelankan suaranya, laki-laki itu menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal lalu beranjak dan memasuki kamarnya.
Terdengar bantingan pintu yang cukup keras. Hyunchan terdiam beberapa saat lalu memandang pintu kamar Rome.

“Barom-ah, kau marah?” ucap Hyunchan. Tidak ada jawaban.
Gadis itu beranjak dari duduknya lalu mengacak-ngacak rambutnya. Untuk yang kesekian kalinya mereka bertengkar karena hal spele.
Hyunchan menghampiri pintu kamar Rome lalu memutar knop nya. Tidak dikunci.
Dengan perlahan Hyunchan membuka pintu kamar Rome lalu sedikit mengintip, hingga tiba-tiba tangan seseorang menariknya masuk kedalam lalu mendorong tubuhnya menabrak tembok.
BRUG!
Rome membanting pintu kamarnya lalu menatap Hyunchan yang kini sedang meringis kesakitan.
“Ya! Kau gi-“ ucapan Hyunchan terpotong saat tiba-tiba saja bibir Rome menyentuh bibirnya.
Gadis itu terdiam, tubuhnya membeku, semua organ tubuhnya seperti tak dapat bekerja dengan semestinya.
Untuk beberapa saat Hyunchan terdiam, hingga dia merasakan sesuatu yang basah bergerak dibibirnya. Akhirnya gadis itu tersadar dan langsung mendorong tubuh Rome saat itu sedang menggigit bibirnya pelan. Sedikit lagi.
“Wae?” Tanya Rome sembari tersenyum aneh. Mengerikan, Hyunchan bergidik pelan lalu hendak membuka knop pintu disampingnya, namun tangan Rome menahannya.
“Kau mau kemana hm?” Rome meraih tangan Hyunchan lalu mengelusnya pelan. Hyunchan menelan ludahnya. Sungguh, dia lebih suka melihat Rome marah dan berteriak padanya daripada melihat Rome seperti sekarang. Mengerikan.
“A-aku mau pulang..” ucap Hyunchan terbata-bata. Rome mengangkat kepalanya lalu menatap Hyunchan.
“Tinggallah sebentar lagi. Aku merindukanmu, kau tahu?” Rome kembali mendekatkan tubuhnya kearah Hyunchan lalu langsung menarik Hyunchan kedalam pelukannya.
Hyunchan terdiam, jantungnya seakan meledak saat ini juga. Tangan kanan Rome melingkar dengan sempurna dipinggang nya, sedangkan tangan Rome sibuk memainkan rambutnya.
Untuk beberapa saat posisi mereka tidak berubah, keduanya memilih untuk saling diam. Hingga akhirnya Rome bersuara.
“Aku tidak suka mendengar kau memuji namja lain,” ucap Rome.
“Aku tidak suka melihat kau memuja namja lain,” tambah Rome. Hyunchan tetap terdiam.
Rome mengeratkan pelukannya lalu menaruh kepalanya dipundak Hyunchan.
“Mulai sekarang, kau hanya boleh melihatku.” Bisik Rome tepat ditelinga Hyunchan.
“Aku mencintaimu. Aku tidak mempunyai alasan akan hal itu. Satu-satunya alasan yang kupunya adalah, karena aku membutuhkanmu. Dimanapun aku berada, asalkan bersamamu, aku akan selalu bahagia. Karena kau kebahagianku, aku ingin bersamamu sekarang, besok, 10 tahun kemudian, 50 tahun kemudian. Selamanya,kau hanya boleh bersamaku karena kau hanya milikku.” Ucap Rome.
“Kau dengar? Kau hanya milikku, milikku seutuhnya.” Tambahnya. Terdengar egois. Tapi entah kenapa Hyunchan menyukainya.
“Aku hanya akan bersamamu, dan kau harus selalu bersamaku. Mengerti?” Rome menjauhkan wajahnya dari pundak Hyunchan lalu menatap Hyunchan lembut. Hyunchan mengangguk pelan lalu menundukan kepalanya.
“Aku tidak marah padamu, tenang saja. Aku hanya ingin memberikan pelajaran padamu kkkk~” Rome tersenyum kecil lalu mengacak-ngacak rambut Hyunchan.
Hyunchan mengangkat kepalanya lalu dengan reflesks menggembungkan pipinya, gadis itu menginjak kaki Rome dengan cukup keras.
“Dasar mesum!” ucap Hyunchan. Rome meringis pelan lalu menggelengkan kepalanya. Gadis dihadapannya ini dapat berubah 180derajat dalam hitungan detik.

“Aku tidak mesum,”
“Kau mesum!”
“Tidak!”
“Ya!”
“Aku hanya menciummu.”
“Kau mengerjaiku.”
“Tapi kau suka kan?” Rome tersenyum seductive lalu mengedipkan sebelah matanya. Hyunchan bergidik ngeri lalu mendorong kepala Rome.
“Ya! Sopanlah sedikit!”
“Tidak mau.”
“Aish, kau..”
“Apa?”
“Kau menyebalkan.”
“Kau lebih.”
“Kau.”
“Kau.”
“YA!”





End.









Bikinnya ngebut, jadi gini -_,- RCL juseyo huahahahaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

[!!] Gunakan bahasa yang sopan. Terima kasih.