Sabtu, 15 Juni 2013

Going crazy.



 Title:Going crazy.
Author:Hanbirochan.
Length:ficlet.
Rate: PG-15.
Genre: idk -_-v




my 2nd exo fanfiction! happy read.
You copy it? plagiat? you'll die.











































Gadis dengan seragam sekolah yang sangat berantakan itu membuka matanya, meringis pelan saat merasakan rasa sakit yang tiba-tiba saja menghantam kepalanya. Gadis itu mengedarkan pandangannya; mencoba mencari tahu dimana dia sekarang. Karena seingat dia, tadi dia berada di halaman sekolah bersama namjachingu-nya dan tiba-tiba saja semuanya menjadi gelap.
Gelap, lembab, berantakan. Itulah kesan pertama saat gadis itu membuka kedua mata cokelat nya.
“Argh,” ringisnya pelan, kedua tangannya terikat dengan cukup kuat dikursi yang dia duduki. Kedua kakinya juga. Sial, sebenarnya apa yang terjadi?
“Sudah sadar, dear?” ucap seorang namja sembari menghampiri gadis itu. Suaranya, gadis itu mengenal suara namja tersebut. Suara yang sangat familiar ditelinganya.
“Remember me?” namja itu tersenyum kecil. Wajahnya sangat manis, sungguh. Sayang, gadis itu merasa sangat muak melihat wajah namja tersebut.
“Kau..” gumam gadis itu. Suaranya sangat parau, entah apa yang sudah dilakukan namja tersebut padanya.
Namja itu kembali tersenyum –sinis, dia mengangkat dagu gadis tersebut lalu mencium rambutnya.
“Min Ri-ah, bogoshipeo,” ucap namja itu.
Minri membuang mukanya lalu menatap namja dihadapannya dengan tatapan sinis.
“Apa yang kau lakukan? Dan, dimana Sehun?” Tanya Minri. Ya, dia takut namja dihadapannya ini melakukan hal yang tidak-tidak terhadap Sehun. Pacarnya.
Namja itu tertawa –miris, dia menarik rambut Minri lalu memeluk tubuh Minri dari belakang.
“Kenapa kau masih memikirkannya, huh? Kenapa kau tidak pernah melihatku?” ucap namja itu, suaranya terdengar sedikit bergetar.
“Kau gila, Xi Luhan.” Minri mencoba kembali memalingkan wajahnya, namun Luhan menahannya.
“Gila? Hahaha,” Luhan tertawa cukup keras, terdengar miris. Laki-laki berparas manis itu mendorong kepala Minri lalu memutari kursi yang Minri duduki.
“Menurutmu siapa yang membuatku jadi seperti ini huh?” ucap Luhan. Dia mendekatkan wajahnya ke telinga Minri membuat gadis tersebut sedikit bergidik.
“Kau.” Gumam Luhan.
“Ingat apa yang kau dan Sehun lakukan padaku, huh?” tambahnya. Luhan memejamkan matanya lalu kembali memeluk Minri.
“A..apa? Kau salah pa-“
“Salah paham huh? Kedua orang tua nya menghancurkan keluarga ku, dan dia merebut mu dariku,” potong Luhan. Suaranya sedikit parau, tubuhnya bergetar.





Luhan’s POV.

Aku melepaskan pelukanku lalu kembali menarik rambut Minri, gadis yang sangat kucintai. Ya, aku sudah menyukainya sejak lama, aku memberikan segalanya untuknya. Setiap hari aku menguntit nya, memperhatikan gerak-gerik nya tanpa berani untuk mengajaknya berkenalan. Dan disaat aku mengutarakan perasaanku padanya, gadis ini malah memilih namja sialan itu.
“Ah ne, kau mau melihat sehunnie-mu huh?” ucapku sembari tersenyum getir. Minri menatapku dengan tatapan yang tidak dapat kuartikan.
“Hei, jangan menatapku seperti itu,” aku menarik dagunya, tapi Minri malah meludahiku.
Aku kembali tersenyum getir lalu menarik rambutnya dengan keras.
“Tunggulah, aku akan membawa namja sialan itu kesini.” Aku mendorong kepala Minri lalu berjalan menjauhinya.
Aku menghampiri sebuah lemari berukuran cukup besar yang berada tidak jauh dari hadapan Minri. Aku membuka lemari tersebut dan tampak tubuh sesosok namja yang jatuh tersungkur dihadapanku.
“S-sehun ah! YA! NAMJA BAJINGAN! APA YANG KAU LAKUKAN PADANYA? YA!” Teriak Minri dengan sangat keras, gadis itu meronta-ronta sembari mengucap sumpah serapah padaku. Cih, apa ini caramu membalas semua yang telah aku berikan padamu?
Aku menatap tubuh Sehun yang tergulai lemas di kaki ku. Ya, aku sudah sedikit ‘bermain-main’ dengannya. Hei! Hanya sedikit, kenapa namja ini tidak sadarkan diri? Dasar lemah.
Aku berjongkok lalu memperhatikan wajah Sehun yang penuh luka lebam. Tampan, tapi sayang hidupmu sudah tidak lama lagi.
“Ya, kau lihat pacarmu itu huh? Dia menyebutku bajingan,” ucapku, aku berdiri lalu menarik tangan Sehun dan menyeretnya kehadapan Minri.
“Tapi sebenarnya kau yang bajingan.” Aku menendang tubuh Sehun lalu menginjaknya dengan sangat keras.
“YA! HENTIKAN! KAU GILA!” teriak Minri sembari tetap meronta-ronta. Cih, berisik sekali.
“Ssst, kau akan dapat giliranmu nanti, chagi.” Aku tersenyum penuh arti kearah Minri.
“KAU GILA! AKU MEMBENCIMU!” teriak Minri lagi. Seketika juga tubuhku membeku mendengar ucapannya. Minri membenciku? Sungguh?
“Kau membenciku? Tidak, kau tidak boleh membenciku.” Aku menghampiri Minri lalu memegang pundaknya dengan kedua tanganku.
“Kau tahu aku sangat mencintaimu, kan? Kau tidak boleh membenciku. Tidak! Kau milikku, Park Min Ri! Kau milikku!” teriakku tepat dihadapan Minri. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku lalu tertawa miris.
“Hahahaha. Andai laki-laki sialan ini tidak ada..” aku menghampiri tubuh Sehun lalu kembali menendangnya.
“Hentikan, kumohon..” suara Minri terdengar bergetar. Aku memalingkan wajahku lalu kembali tertawa dengan cukup keras.
“It’s getting more funny, why should I stop now?” aku tersenyum kecil.
“Eungh..” aku menoleh kearah Sehun. Ah, sudah sadar rupanya. Benarkan? Ini bertambah menyenangkan.
“Hallo, Mr.Oh.” ucapku. Sehun tampak sedikit mengerang lalu dengan susah payah mencoba untuk bangkit.
“L-luhan hyung?” gumam Sehun dengan suara parau. Laki-laki itu menoleh kearah Minri lalu tampak sedikit tercengang. Cih.
“Apa yang kau lakukan, hyung?” Sehun mencoba menghampiri Minri, namun aku mendorongnya lalu menarik kursi yang Minri duduki untuk menjauh dari Sehun.
“Bermain.” Jawabku singkat. Aku tersenyum kecil lalu menghampiri Sehun.
“Kau gila! Lepaskan Minri,” ucap Sehun, dia mencoba memukulku tapi aku menepisnya.
“Tidak mau.” Ucapku singkat. Sehun menatapku dengan tatapan yang tidak dapat kuartikan lalu berjalan dengan langkah terseok-seok menghampiri Minri.
Aku mendengus kecil lalu mengambil sebuah balok kayu yang cukup besar. Aku berjalan dengan langkah perlahan lalu hendak memukulkan kayu tersebut kearah Sehun.
“SEHUN-AH! AWAS!”



DOR!


BUGG!!














Author’s POV.


Sehun menoleh kearah belakang dan menemukan Luhan tersungkur dengan bersimpah darah.
“Chanyeol-ah, Kai-ah.” Ucap Sehun yang menemukan kedua temannya berdiri dibelakang Luhan. Chanyeol menggenggam sebuah pistol, sedangkan Kai tampak sedang menghampiri Minri dan mencoba untuk membuka ikatannya.
Chanyeol tersenyum kecil lalu menghampiri Sehun dan menopang tubuhnya.
“Kau tidak apa-apa?” Tanya Chanyeol. Sehun mengangguk pelan.
“Ya,” jawabnya singkat, Sehun menoleh kearah Minri yang sudah terlepas dari ikatannya.
“Kalian tidak apa-apa?” Kai yang sedang membantu Minri berjalan menghampiri Sehun dan Chanyeol tampak sangat khawatir.
“Minri-ah,” Sehun tidak menjawab pertanyaan Kai dan langsung menghampiri Minri, memeluk gadis-nya dengan sangat erat.
“Mianhae, seharusnya aku bisa menjagamu..”









End.









Gantung? Sengaja. Huahahaha /dibunuh reader/
sequel? Komen dulu hihi.

Kamsahamnida~ /bow/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

[!!] Gunakan bahasa yang sopan. Terima kasih.