Minggu, 23 Juni 2013

Confession. chapter 1:Trouble.

Title:Confession.
Length:Series.
Author:Hanbirochan.
Genre:School life,romance,AU,a little bit family and friendship.
Rate:T/PG15.
Cast:
Jeon Jeong Guk / Jungkook BTS.
Kim Rae Hyun (OC)
Park Chae Ri (OC)
Choi Jun Hong/Zelo B.A.P
Kim Tae Hyung/V BTS.
Kim Mingyu seventeen.
Other cast? You'll find it at the next chapter~


Disclaimer:Semua cast (kecuali OC) bukan milik saya, tapi milik tuhan, keluarga, agensi dan fans mereka. Tapi fanfict ini, plot dan semuanya punya saya (?)



N/B: Hallo~ Aku nyoba buat bikin ff series ber genre school life kkkk, terinspirasi dari banyak hal. Aku nyoba pake cast yang jarang (?) sekalian nge promosiin bias huahaha.
Happy read~
Plagiat? Die die die.



































 “Annyeong haseyo, Jeon Jeongguk imnida. Tapi kalian dapat memanggilku Jungkook.” Laki-laki berambut hitam pekat yang tampak sedikit berantakan itu membungkukan badannya. Pakaiannya tidak terlalu rapi –malah terkesan sangat berantakan, tapi itulah yang membuatnya terlihat sangat keren.
“Ne, Jungkook-ssi, semoga kau betah sekolah disini. Kau bisa duduk disamping Mingyu.” Ucap seorang laki-laki paruh baya yang memakai kaca mata besar dan tebal sembari menunjuk kursi kosong disamping seorang laki-laki yang berfostur tubuh cukup tinggi –bahkan terlalu tinggi untuk ukuran laki-laki seumurannya-, dari penampilannya bisa dipastikan jika beliau adalah seorang guru. Jungkook mengangguk lalu menghampiri kursi tersebut dan duduk disamping Mingyu.
Hei man, let’s be a friend.” Mingyu tersenyum simpul kearah Jungkook. Jungkook melirik kearah Mingyu lalu mengangguk sembari tersenyum kecil, sedetik kemudian dua laki-laki yang baru saja berkenalan tersebut ber-highfive ria, tampak sangat dekat.
Kemana gadis aneh itu? Batin Jungkook. Dia mengedarkan pandangannya, seulas senyuman terlukis diwajahnya saat menemukan seseorang yang dia cari. Gadis yang duduk di bangku paling belakang, menyender pada tembok sembari menatap papan tulis didepan dengan tatapan malas.
Gadis itu menyadari jika sedari tadi Jungkook terus memperhatikannya. Dia memberikan death glare nya kearah Jungkook, sedangkan Jungkook hanya bisa tersenyum puas.
















Bel pertanda istirahat sudah berbunyi, sebagian murid langsung berhamburan keluar kelas, sedangkan sisanya tampak masih membereskan alat tulis mereka, atau ada yang memilih untuk tetap tinggal dikelas –hanya untuk memakan bekal yang mereka bawa, atau sekedar mengobrol dengan teman mereka.
Jungkook membereskan buku serta alat tulis nya yang lain lalu beranjak dari kursi nya.
“Hei, mau ke kantin?” Mingyu merangkul pundak Jungkook. Hei lihatlah, mereka tampak sudah sangat akrab dalam hitungan jam.
Jungkook menggeleng pelan lalu memukul punggung Mingyu pelan.
“Kau duluan, aku ada urusan.” Jungkook tersenyum simpul kearah Mingyu, sedangkan Mingyu hanya bisa menatapnya aneh.
“Ya, Kim Rae Hyun.” Teriak Jungkook memanggil seorang gadis yang baru saja beranjak dari tempat duduknya. Jungkook menghampiri nya lalu duduk diatas meja yang berada tepat didepan gadis itu.
Raehyun menatap Jungkook malas. Ah ayolah, sudah cukup dia membuatku susah dirumah. Kenapa dia harus bersekolah disini? Cih, menyusahkan. Gumam Raehyun dalam hati.





Flashback





Seminggu yang lalu……………..










“Raehyun-ah, kau masih ingat Jungkook?” tanya mrs.Kim memecah keheningan disela-sela acara sarapan pagi keluarga Kim. Raehyun yang sedang mengoleskan selai cokelat pada roti tawar dihadapannya menghentikan aktifitasnya lalu tampak berfikir sejenak.
“Ah, namja menyebalkan itu.” Ucap Raehyun, mrs.Kim mendengus kecil lalu menjitak kepala Raehyun dengan cukup keras.
“Awh, appo.”
“Kau tidak boleh bicara seperti itu, Rae-ah.”
“Arrayo.” Raehyun bergumam malas. Mr.Kim hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan menyaksikan anak dan istri nya tersebut.
“Kau tahu kan jika orang tua Jungkook adalah sahabat eomma dan appa? Mereka berencana menitipkan Jungkook pada kita sampai dia lulus SMA, kedua orang tua Jungkoo-“
“Pft. Tunggu!” Raehyun memotong ucapan ayah nya, dia hampir saja tersedak mendengar perkataan ayah nya tersebut. Menitipkan? Apa maksudnya?
“Dengarkan dulu!” Mr.Kim menggelengkan kepalanya pelan lalu melanjutkan perkataannya.
“Kedua orang tua Jungkook harus menetap di Sydney selama beberapa tahun, dan Jungkook tidak mau meninggalkan Korea. Oleh karena itu mereka menitipkan Jungkook pada kita.” Tambah Mr.Kim.
“Kau tidak keberatan kan, Rae-ah? Kau akan mempunyai teman baru. Dan ya, Jungkook seumuran denganmu, dan kalian sudah saling kenal sejak kecil.” Ucap Mrs.Kim.
Raehyun membulatkan matanya. Itu artinya Jungkook akan satu rumah dengannya, kan? Ah ayolah, jangankan tinggal satu rumah, melihat wajah menyebalkannya saja Raehyun sudah sangat malas. Dia masih sangat ingat bagaimana dulu Jungkook mendorong nya saat sedang menaiki sepeda hingga dia terjatuh dan masuk kedalam selokan. Atau saat Jungkook merebut boneka panda kesayangannya dan menggantungnya diatas pohon. Menyebalkan, mengingat semua kenangan buruk nya bersama laki-laki aneh itu membuat Raehyun kehilangan nafsu makan.
“Kenapa harus dirumah kita? Apa kedua orang tua nya tidak memiliki sahabat atau sanak saudara  lain? Atau mereka bisa menitipkan laki-laki aneh itu ke asrama atau semacamnya.” Ucap Raehyun mencoba memberi usul, meskipun ia tahu jika itu semua sia-sia.
“Tidak, Rae-ah. Eomma yang mengusulkan Jungkook untuk tinggal disini.” Ucap Mrs.Kim. Raehyun mendengus pelan.
“Ah eomma~” rengek Raehyun, gadis itu memasang ekspresi se-menyedihkan mungkin. Mrs.Kim menggeleng pelan.
“Nanti siang dia tiba disini, bersiaplah.”



















“Annyeonghaseyo, ahjussi, ahjumma.” Jungkook membungkukan badannya sopan. Seulas senyum terlukis diwajah laki-laki berusia 16 tahun tersebut. Manis, kulit nya berwarna putih susu, ditambah dengan kedua pipi yang sedikit chubby, mata yang bulat serta rambut yang ditata sedemikian rupa membuat wajah Jungkook terlihat sangat manis, dan tampan.
“Annyeong, Jungkook-ah. Apa kabar? Bagaimana perjalananmu?” Tanya Mrs.Kim halus, Jungkook kembali tersenyum.
“Menyenangkan, ahjumma.” Jawab Jungkook, laki-laki itu melirik kearah seorang gadis yang menggunakan t-shirt berwarna abu-abu dan jeans berwarna gelap, rambut gadis itu diikat asal membuatnya terlihat sedikit berantakan. Jungkook tersenyum miring.
“Hyunnie-ya, long time no see.” Ucap Jungkook sembari tersenyum aneh, sedangkan Raehyun hanya bisa mendengus pelan.
“Semoga kau betah disini, Jungkook-ah. Ahjumma masuk kedalam dulu, ne? Ah ya, ahjussi sedang bekerja jadi dia tidak bisa menyambutmu.” Ucap Mrs.Kim, Jungkook kembali tersenyum.
“Gwaenchanha.” Ujar Jungkook. Mrs.Kim membalas senyum Jungkook lalu masuk kedalam rumah.
“Rae-ah, kau bisa menunjukan dimana kamar Jungkook, kan? Kamarnya tepat disamping kamar mu.” Teriak Mrs.Kim yang sudah berada didalam rumah.
Raehyun mendengus pelan lalu melirik kearah Jungkook yang masih memasang senyum ‘tengil’-nya.
“Ya, bawakan koper ku.” Jungkook menyodorkan dua buah koper yang cukup besar kearah Raehyun. Raehyun menaikan sebelah halisnya lalu melipat kedua tangannya di dada nya.
“Aku bukan pembantumu.” Ucap Raehyun, gadis itu menendang koper yang disodorkan Jungkook lalu berbalik dan berjalan mendahului Jungkook.
“Ya! Aish,” Jungkook mendengus kesal lalu menyeret kedua koper nya mengikuti Raehyun.





“Kim Rae Hyun! Ya, Rae Hyun-ah!” Jungkook mengetuk pintu kamar Raehyun dengan keras. Sesaat kemudian Raehyun membuka pintu kamarnya dengan malas.
“Wae? Apa kau tahu aku sedang belajar, huh?” tanya Raehyun ketus. Jungkook tidak menjawab pertanyaan Raehyun dan langsung masuk begitu saja kedalam kamar Raehyun. Laki-laki itu mengedarkan pandangannya; memperhatikan isi ruangan yang tidak bisa dibilang kecil tersebut.
Kamar Raehyun ber-cat putih, ditambah satu buah ranjang yang cukup besar dengan warna senada, sebuah lemari besar, meja belajar dengan sebuah laptop dan kamera yang tersimpan rapih diatasnya, sebuah televisi dan dvd, serta sebuah rak buku kecil yang penuh dengan beberapa buku pelajaran, novel, komik dan majalah. Dan terdapat sebuah pintu kamar mandi disana. Di samping meja belajar, ada sebuah ruangan –sebuah condongan kecil, tepatnya- dengan sebuah tempat duduk dan jendela besar. Sangat nyaman.
“Ya! Kenapa kau masuk begitu saja huh?” Raehyun menyusul Jungkook lalu berdiri disampingnya. Jungkook menoleh kearah Raehyun lalu tersenyum miring.
“Hanya ingin melihat bagaimana keadaan kamar seorang yeoja aneh sepertimu.” Ucap Jungkook sembari duduk di ranjang Raehyun, laki-laki itu kembali mengedarkan pandangannya.
Raehyun mendengus kesal lalu menendang kaki Jungkook.
“Keluar!” usirnya ketus, dia benar-benar tidak mood bertemu apalagi bertengkar dengan Jungkook. Tinggal satu rumah dengan namja ini, ditambah kamar mereka bersebelahan, adalah kata lain dari mimpi buruk bagi Raehyun.
“Cih, galak sekali.” Cibir Jungkook, laki-laki itu beranjak dari tempat tidur Raehyun lalu berdiri tepat didepan gadis tersebut.
“Kau bertambah tinggi, sudah berapa lama kita tidak bertemu? 10 tahun?” Jungkook memperhatikan wajah Raehyun, laki-laki itu tersenyum kecil lalu mengacak-ngacak rambut Raehyun hingga kucirannya terlepas.
“Yak!”
“Hahahaha jaljayo.” Jungkook tertawa puas lalu langsung berlari keluar dari kamar Raehyun begitu saja.
Raehyun mendengus kecil lalu menghentakkan kaki nya kesal. Gadis itu menjatuhkan tubuhnya ke ranjang lalu menutup matanya. 3 tahun kedepan akan sangat menyiksa baginya.




Flashback end….



















“Ada apa?” Tanya Raehyun ketus. Jungkook tersenyum kecil lalu langsung duduk di meja yang berada tepat didepan Raehyun.
“Aku lupa membawa uang.” Jawab Jungkook.
“Lalu apa peduli ku?” Tanya Raehyun lagi. Jungkook tidak menjawab dan langsung mengambil tas Raehyun begitu saja.
“Ya! Kembalikan!” Raehyun mencoba mengambil tas nya. Tapi percuma. Jungkook mengangkat tas Raehyun keatas dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kiri nya menahan Raehyun agar tidak mendekat.
“Ya! Jeon Jeongguk kembalikan!” teriak Raehyun. Jungkook mendengus kecil lalu mengambil beberapa lembar uang dari dalam tas Raehyun, setelah itu dia melemparkan tas Raehyun begitu saja.
“Aku pinjam 5 won, nanti dirumah aku kembalikan. Bye hyunnie-ya.” Jungkook mengacak-ngacak rambut Raehyun lalu langsung merangkul Mingyu yang sedari tadi hanya terdiam menyaksikan adegan yang ‘sangat langka’ baginya. Hey, tidak ada yang berani memperlakukan seorang Kim Rae Hyun seperti itu. Ya, Raehyun adalah seorang ketua kelas, dia juga termasuk yeoja yang sangat dingin dan susah didekati. Dan murid baru seperti Jungkook dapat memperlakukan Raehyun seperti itu, bahkan dia bisa ‘merampok’ nya. Tidak mungkin jika mereka tidak memiliki hubungan diluar sekolah.
Raehyun mendengus kesal lalu mengambil tas nya yang Jungkook lemparkan tadi, gadis itu menge check isi tas nya, memastikan jika Jungkook tidak mengambil barang atau seluruh uang nya.
“Tsk, namja itu.” Raehyun menghembuskan nafasnya kesal lalu melemparkan tas nya ke tempat duduknya begitu saja. Gadis itu tidak menyadari jika sedari tadi seisi kelas memperhatikannya. Bukan, bukan tidak sadar, Raehyun tidak mempedulikannya.


















“Ya! Kudengar tadi kau bertengkar dengan murid baru itu, benarkah?” Tanya Chaeri –teman sebangku sekaligus sahabat Raehyun- dengan antusias. Kini mereka berada di perpustakaan. Raehyun melirik malas kearah Chaeri lalu kembali focus pada buku sejarah dihadapannya.
“Tidak.” Jawab Raehyun singkat. Bertengkar? Tidak, Raehyun tidak pernah sudi menghabiskan tenaga nya hanya untuk bertengkar dengan namja tengik itu.
Chaeri mengembungkan pipi nya kesal. Temannya itu selalu bertingkah dingin diluar, tapi sebenarnya dia tidak sedingin seperti yang orang-orang kira.
“Tapi dia lumayan tampan juga ya hahaha,” Chaeri tersenyum aneh. Raehyun melirik kearah temannya tersebut lalu menggelengkan kepalanya pelan.
Tampan? Ya dia akui laki-laki itu memang tampan, dan manis. Tapi sayang sifatnya benar-benar jauh dari kata ‘manis’.
“Just praise your Jungkook, eoh. How about him?” Raehyun menunjuk seorang laki-laki sedang tertidur di pojok perpustakaan. Chaeri menoleh kearah laki-laki itu, seketika juga wajahnya bersemu merah.
“Taehyung sunbae um-“ Chaeri tampak guup, wajahnya masih bersemu merah. Raehyun yang melihat ekspresi temannya itu hanya bisa tertawa kecil.
“Ajaklah dia berkenalan. Kau tahu kan jika banyak sunbae-sunbae dan siswi setingkat kita yang juga mengincarnya?” Raehyun tersenyum geli. Chaeri mengembungkan pipi nya lalu mendengus kesal.
“Aku tidak berani!” ucap gadis dengan rambut kecoklatan itu dengan suara pelan. Raehyun terkekeh pelan. Ya, dia tahu betul jika temannya ini menyukai Kim Tae Hyung, murid kelas 12-2 sejak pertama kali mereka masuk ke sekolah ini. Wajah Taehyung memang manis, dia juga seorang kapten tim basket di sekolah ini. Jadi pantas bukan jika banyak yang menyukainya? Termasuk gadis bernama Park Chae Ri, dia begitu menyukai laki-laki berwajah tampan itu.
“Kau sendiri? Apa kau berani mengajak um siapa itu? Jun, um-“ Chaeri tampak berfikir sejenak.
“Ah ne! Junhong sunbae!” ucap Chaeri.
“Sebenarnya apa yang kau sukai dari dia? Dia begitu dingin, bahkan lebih dingin darimu.” Chaeri menopang dagu nya dengan tangan kanannya, matanya focus menatap Raehyun yang tampak asik dengan buku sejarah dihadapannya. Gadis itu mencoba untuk tidak menghiraukan Chaeri, tapi temannya itu mulai membawa nama laki-laki yang Raehyun kagumi. Ah, sial.
“Sekarang aku bertanya padamu,” Raehyun menaruh buku yang dia pegang lalu menoleh kearah Chaeri.
“Apa alasanmu menyukai Taehyung sunbae?” Tanya Raehyun. Chaeri mendengus kecil lalu wajahnya kembali bersemu merah.
“Dia tampan, manis, keren, ramah.” Jawab Chaeri, wajahnya semakin memerah. Gadis itu melirik kearah Taehyung yang masih sibuk dengan ‘dunia’ nya dipojok sana.
“Entahlah, aku hanya menyukainya.” Tambah Chaeri sembari tersenyum kecil. Raehyun mendengus pelan.
“Sekarang, apa alasanmu menyukai Junhong sunbae?” kini Chaeri balik bertanya pada Raehyun.
“Tidak tahu,” jawab Raehyun singkat. Chaeri mendengus kecil lalu mendorong kepala temannya tersebut.
“Tidak tahu?”
“Ya.”
“Cih.”
“Apa?”
“Everything happens for a reason.” Ujar Chaeri.
“Tapi tidak dengan cinta, kau tahu.” Ucap Raehyun. Chaeri mendengus pelan lalu kembali menoleh kearah Taehyung. Dia lebih memilih memperhatikan ‘pangeran’-nya tersebut daripada beradu mulut dengan Raehyun, percuma. Tidak lama kemudian bel pertanda masuk berbunyi.











Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu, namun Raehyun masih berada dikelasnya. Ya, wali kelas nya menyuruhnya untuk memeriksa absen kelas sehabis sepulang sekolah. Tadinya Chaeri ingin menemani Raehyun, namun Raehyun menolaknya.
“Kau, pulanglah.” Ucap Raehyun pada laki-laki yang sedang duduk dihadapannya, Raehyun tampak focus pada pekerjaannya. Laki-laki itu –Jungkook- menggeleng pelan.
“Aku bisa tersesat, kau tahu aku baru pindah seminggu yang lalu.” Jungkook terus memperhatikan wajah Raehyun yang tampak serius. Lucu, Raehyun membiarkan poni panjang nya menutupi sebagian matanya, sesekali gadis itu meniup poni nya. Tanpa disadari Jungkook tersenyum kecil melihatnya.
Dulu, dia memang sering mengerjai Raehyun. Bahkan dia pernah membuat Raehyun menangis di hari ulang tahun nya, membuatnya tidak bisa berjalan selama sebulan. Ya, kenakalan seorang anak berumur 6 tahun.
“Kudengar kau murid yang cukup pintar, ya? Benarkah?” Tanya Jungkook, mencoba mencairkan suasana. Raehyun hanya bergumam kecil sembari tetap focus pada tugas nya tersebut.
Jungkook mendengus kecil. Kenapa Raehyun menjadi dingin seperti ini? Padahal dulu dia adalah seorang anak yang cengeng, manis, dan juga sangat feminime. Sekarang? Berubah 180 derajat. Waktu dapat mengubah segalanya.
“Ayo bertaruh.” Ucap Jungkook. Raehyun menghentikan aktifitas nya lalu menoleh kearah Jungkook, menatapnya dengan tatapan bingung.
“Jika tahun ini kau dapat peringkat 1, aku akan mengikuti apapun yang kau inginkan.” Tambah Jungkook.
Raehyun mengangkat sebelah halisnya, tampak sedikit tertarik dengan ajakan Jungkook.
“Dan jika aku dapat peringkat 1, kau harus mengikuti apapun yang aku inginkan.” Jungkook tersenyum miring. Raehyun mendengus kecil.
“Kau pikir kau bisa mengalahkan ku, eoh?” Raehyun menutup buku yang berada dihadapannya lalu membereskannya. Sesaat kemudian gadis itu menyimpan kedua lengannya diatas meja lalu memperhatikan Jungkook.
“Jeon Jeongguk, pemenang olimpiade matematika tingkat nasional tahun lalu.” Jungkook tersenyum meremehkan. Raehyun mendengus kecil.
“Kau tidak bisa menang hanya dengan kumpulan angka.”

“Aku jago fisika.”

“Aku kimia.”

“Aku pandai berolahraga,”

 “Aku pandai sejarah dan sastra.”

“Aku pandai menari!” Jungkook sedikit mengeraskan suaranya. Ya, Jungkook memang sangatlah pandai dalam hal menari. Namun sayangnya, Raehyun juga.
“Apa hubungannya dengan menari? Bodoh.” Raehyun mendorong kepala Jungkook dengan cukup keras. Jungkook mengusap kepalanya pelan lalu balik mendorong kepala Raehyun.
“Aku juga pandai melukis, nilai seni ku pasti lebih tinggi darimu. Kau lemah dalam hal menggambar.” Ucap Jungkook dengan nada meremehkan.
“Dan itu adalah point khusus untukku.” Tambahnya.
Jungkook tertawa kecil melihat wajah Raehyun yang tampak sangat kesal, gadis itu membereskan kertas-kertas dihadapannya lalu meraih tas nya dan beranjak dari duduknya.
“Lihat saja nanti.” Ucapnya sebelum pada akhirnya berjalan mendahului Jungkook.
“Ya! Ya! Mau kemana?” Jungkook mengambil tas nya lalu langsung berlari mengejar Raehyun. Laki-laki itu menyamakan langkah nya dengan Raehyun.





















Raehyun  dan Jungkook kini berada di halte bus yang berada didepan sekolah mereka. Raehyun menyender pada sebuah tiang dengan headset yang terpasang ditelinga nya, sedangkan tangannya memegang beberapa buku, sesekali gadis itu membuka dan membaca buku tersebut.
“Rae-ah, bagaimana kalau kita jalan-jalan?” tawar Jungkook sembari menghampiri Raehyun. Tidak ada jawaban.
Jungkook mendengus kesal lalu membuka headset yang dipakai Raehyun, membuat gadis itu menoleh kearahnya lalu memasang ekspresi tidak suka.
“Antar aku jalan-jalan, sudah lama aku tidak jalan-jalan di seoul.” Ucap Jungkook. Raehyun mendengus kecil lalu menggeleng.
“Tidak mau,” jawab Raehyun singkat.
“Kenapa?” Tanya Jungkook. Raehyun kembali menoleh kearah Jungkook lalu mendorong kepalanya pelan.
“Tadi disekolah kau bilang kau lupa membawa uang, kan? Kau mau aku yang membayar atau meminjami mu uang lagi? Tidak,” Raehyun mendengus kecil. Jungkook mengelus kepalanya pelan lalu balas mendorong kepala Raehyun dengan cukup keras.
“Aku akan menggantinya di rumah, cerewet sekali.” Ucapnya. Raehyun membulatkan matanya lalu memukul kepala Jungkook dengan buku yang dia pegang. Ah, buku setebal 500 halaman itu mencium kepala Jungkook dengan sempurna, membuat laki-laki berwajah manis tersebut meringis.
“Sakit! Jahat sekali,”
“Aku tidak cerewet! Dan, kau lebih jahat! Kau tahu?”
“Aku?” Jungkook menunjuk dirinya sendiri. Raehyun mengangguk cepat.
“Ne! Kau jahat, menyebalkan, pengganggu, tidak berperasaan, k-“
“YA!” Jungkook memotong ucapan Raehyun. Laki-laki itu membentak Raehyun dengan suara yang cukup keras, membuat gadis dihadapannya tersebut terdiam beberapa saat.
Hening. Keduanya memilih untuk tidak mengeluarkan sepatah kata pun, mereka terlalu sibuk dengan pikiran dan ego mereka masing-masing. Tidak lama, bus yang mereka tunggu pun datang dan berhenti didepan halte tersebut.











Tbc


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

[!!] Gunakan bahasa yang sopan. Terima kasih.